MENTAL INLANDER !!!

MENTAL INLANDER = MENTAL BUDAK !!!

"............Emancipate yourself from the mental slavery. 
No one but ourselves can free our minds............"

Redemption Song - Bob Marley

INLANDER, sebuah kata yang bermakna "ejekan" penjajah Belanda pada kaum pribumi, tepatnya masyarakat nusantara. Memang angka 350 tahun masa penjajahan Belanda bisa dikatakan debatable. Namun yang pastinya, Belanda teramat lama di nusantara ini. Belanda yang paling lama dibandingkan penjajah lainnya macam Spanyol, Portugis dan Inggris serta Jepang. Saking lamanya, sisa-sisa jajahannya masih ada. Mulai dari bangunan, sistem, bahasa, budaya hingga mental. Ya, mental inlander. Mental jajahan. Mental budak. Adalah mental peninggalan penjajah Belanda.


Mental Inlander, berarti kondisi jiwa, sikap dan prilaku, yang selalu menganggap dari luar (barat) itu baik, maju, modern, pantas. Dan dari budaya, negara, bangsanya itu selalu buruk, kolot, primitif, ketinggalan zaman, terbelakang, dan tidak pantas. Dengan kata lain, mental inlader adalah perasaan rendah hati sebagai bangsa Indonesia.

Ya kita harus akui kemampuan penjajah menciptakan mental inlander ini. Bukan hanya mengeruk kekayaan alam, tapi penjajah (yang belum merasa bersalah hingga hari ini) juga merusak mental bangsa hingga anak cucunya hari ini.
Akibatnya dihari ini saat mental bangsa sudah jatuh, maka sehebat apapun kita sebagai bangsa Indonesia, selalu akan terkebelakang dan tak mampu berkembang. Kita menjadi bangsa latah yang selalu tertinggal beberapa langkah.

Mungkin mental inlander masih abstrak bagi kita. Contoh sederhananya begini. Saat ketemu turis bule, langsung mau foto bareng. Entah bule itu seorang pejabat, artis, penjahat, atau apapun profesi dinegerinya, yang penting bule. Langsung mengajak untuk foto bareng. Lalu foto itu diupload di sosial media. Dengan bangga ia memperlihatkan bahwa ia sudah berfoto bersama orang Bule. Tentu beda konteksnya mahasiswa yang tugas belajar diluar negeri foto bareng dengan teman kuliahnya yang bule. Atau rekanan bisnisnya orang bule. Atau apapun yang memang memungkinkan seseorang pribumi berfoto bareng dengan orang Bule.



Contoh lain dari Mental Inlander adalah sikap sebagian artis kita yang selalu membanggakan cowok bule. Atau mencari cowok bule sebagai suaminya. Tentu kita tidak mempersoalkan urusan takdir. Tetapi kita melihat ada yang janggal saat seorang artis menjelaskan tentang mengapa ia menikah dengan bule dengan mengatakan "Perbaikan Keturunan". Harapannya tentu anak yang berwajah indo. Tetapi sebenarnya jika disadari, kata itu sangat "Kejam". Seolah-olah gen orang Indonesia adalah gen rusak. Sehingga harus diperbaiki dengan gen bule.

Bangsa India adalah bangsa yang mentalnya kuat, setidaknya di dunia perfilman

cek di : Nasionalisme dan Budaya India dalam Film Kuch Kuch Hota Hai

Di bidang mode, kita bisa temukan banyak orang Indonesia (yang berkulit bervariasi mulai agak putih, sawo matang, coklat kemerahan hingga hitam) yang suka mengecat rambutnya berwarna pirang. Rambut pirang yang pas serasi dengan kulit putih orang bule dipaksa ke kulit sawo matang dan hitam orang Indonesia. Tentu kita bisa bayangkan keanehannya. Tetapi itulah mental inlander. Berusaha nampak seperti orang bule. Tidak bersyukur dengan gen Indonesia.

Bukan hanya ABG dan Artis yang mengidap mental inlander. Namun parahnya, sebagian akademisi kita pun terjangkit. Parah malah. Akademisi yang bermental inlader, selalu "patuh" dalam mengutip. Ia adalah penurut yang baik. Ketika ia menulis, kita temukan banyak sekali kata "Menurut ini, menurut itu, menurut para ahli". Sungguh sangat penurut !!!. Seolah semua teori barat dan akademisi barat itu benar dan tak boleh dikritik. Seolah akademisi Indonesia tak mampu melahirkan teori yang lebih baik daripada mereka.

baca : MERAH PUTIH

Kembali ke persoalan Mental Inlander, ini adalah produk hegemoni. Produk brain washing yang tak disadari. Kita tidak bangga sebagai bangsa Indonesia. Kita selalu tidak percaya diri. Memang keliru jika kita terlalu percaya diri. Memang kita harus banyak belajar pada barat, terutama tentang teknologi. Bukan gaya dan pola hidupnya. Di sisi lain, kita harus bangga dengan kearifan warisan leluhur kita. Kita harus bangga dengan gen Indonesia. Bangga dengan rambut dan warna kulit kita. Bangga akan kecerdasan kita untuk menyesuaikan teori dari luar yang tidak relevan dengan kondisi kita. Ya kebanggaan itu adalah modal dasar nasionalisme kita. Jika kita tidak bangga akan keindonesiaan kita, tentu nasionalisme kita rapuh. Hasilnya, ya kita lihat sendiri *(arm-2014)

Baca juga --> Negara yang nasionalismenya tinggi

Baca juga --> 4 Faktor Kemunduran Bangsa

Jangan lewatkan --> Orang Sakti dan Bela Negara

7 komentar

bukan perasaan rendah hati kale tapi yang bener rendah diri.

Sebenarnya jika mahasiswa mengutip refrensi dari bule, itu bukan karena bangga om, melainkan wujud mencantumkan sumber karena yang kita baca menyertakan sumber seperti itu, selain itu tentu kita harus beropini, dan mempunyi gagasn, serta karya ilmiah tersendiri, untuk yang lain-lain tidak masalah om! salam hangat , btw blognya keren

Mampir juga ke blog ku
Aminmaulani.blogspot.com
Kunjungi opini-opiniku om

This comment has been removed by the author.

Kalau gitu pakailah produk indonesia, jangan pakai teknologi bangsa lain. Tapi kenyataannya, kita lebih percaya buatan bangsa lain dari pada bangsa sendiri... Contohnya : Kendaraan, Arsitektur, Dll.

Emang enta pke kendaraan buatan mna gan, made in luarnegri or made in dewek?
Lol

saat remaja dari tanah jawa kakek buyut dibawa oleh belanda ke bengkulu KNIL ia ditugaskan untuk membuka lahan dan mengusir para pemberontak.

meriam ia arahkan ke daerah yang tidak banyak orang pribumi sehingga tidak jatuh banyak korban. karena beliau menyadari beliau sedang menyerang saudara sendiri.

laporan ke meneer saat itu meriam sudah ia arahkan ke pemberontak. semua sudah beres.

hati tergerak untuk tidak melanjutkan kesalahan demi kesalahan. beliaupun melarikan diri ke tanah jawa. beliau sewaktu didalam hutan sumatra saat pelarian disuruh memasuki gubuk dan disuguhi makanan enak. dan sewaktu akan mengucapkan terimakasih gubuk serta kakek menghilang tanpa jejak.

sempet melewati masa g30 beliau dihajar habis-habisan oleh orang komunis. tapi syukur tidak apa-apa karena kekuatan magis yang diberikan oleh si kakek tua di hutan. sepertinya kakek tua tsb berterimaksih karena keluar dari KNIL.

kakek buyut bukanlah orang bermental inlander beliau dari yang tidak mengerti, mau apa, kemana, menggunakan hati dan akal untuk memutuskan yang terbaik bagi penduduk bengkulu waktu itu untuk tidak sekedar ikut-ikutan setidaknya mengurangi resiko bagi penduduk bengkulu. kakek buyut bukanlah inlander.

tapi seorang inlander akan mengikuti semua perintah majikan yakni kepentingan asing demi memperkaya diri, sikap merendahkan terhadap saudara sebangsa setanah air, merasa sok kuasa diatas hukum, membuat hukum untuk dapat menghukum setiap orang yang berani mencoba mengkritik walaupun bersifat membangun. Kita sering menjumpai perilaku seperti ini dewasa ini yang tersamarkan oleh kegarangan dan pencitraaan diri


EmoticonEmoticon