Kronologi Terbentuknya Koalisi TellumpoccoE berdasar Kroniek Van Wadjo (Bagian 3)

Tags

Pengantar


Pada bagian sebelumnya (kedua), atas permintaan Gowa, Wajo menyerang Batulappa dan Bulo Bulo. Gowa kemudian mengeratkan perjanjian Topaceddo II dengan menaikkan status Wajo sebagai sanak. Gowa juga mengembalikan bekas wilayah Wajo yang direbut Gowa yaitu Baringeng dan Mallusesalo. 
Dinamika Politik 1551 hingga terbentuknya TellumpoccoE

Setahun setelah perang Batulappa dan Bulo Bulo (1551), terjadi perselisihan antara Wajo dan Pammana. Tiga bulan berselisih akhirnya meletus perang yang dimenangkan Wajo. Tiga tahun kemudian (sekitar 1554) Timurung dilepas oleh Bone. Wajo menyerang Timurung. Tua dan Bettempola dipukul mundur, bahkan Pilla To Sangkawana hampir gugur apabila Arung Gilireng tidak mengorbankan dirinya. Sejak itu Gilireng mendapat posisi terhormat di Wajo. Sementara itu, Patola yang menyerang Timurung dari arah timur berhasil menembus pertahanan Timurung.

Terjadi perselisihan antara Wajo dan Lamuru tentang Citta tiga tahun setelah perang Timurung (sekitar 1557). Selama tiga bulan saling berkirim utusan namun tak tercapai kata sepakat. Akhirnya perang meletus. Wajo menyerang Lamuru, namun dipukul mundur berkat bantuan Gowa pada Lamuru. Arumpone mengambil inisiatif dengan mengirim utusan yang membawa pesan agar Gowa tidak mencampuri perang Wajo dan Lamuru. Tiga hari kemudian, Gowa mengirim pesan ke Arumpone agar membiarkan keterlibatan Gowa terhadap perang Wajo dan Lamuru. Akhirnya perang berakhir dengan kekalahan di pihak Wajo.

cek :

Tiga tahun setelah perang Wajo dan Lamuru (sekitar 1560), Gowa bersama sekutunya (Luwu, Soppeng dan Sidenreng) bersiap menyerang Bone. Wajo sebagai pihak kalah perang dengan Gowa pada perang sebelumnya berkewajiban membantu Gowa. Namun secara diam diam Arung Matowa mengirimkan utusannya ke Arumpone tentang rencana penyerangan.

Dijelaskan pada Arumpone bahwa Gowa bersama Luwu dan Soppeng akan menyerang ibukota Watampone, sedang Wajo dan Sidenreng ditugaskan menyerang Palakka. Pasukan Wajo mengenakan pakaian hitam dan tidak menyerang Palakka. Sehingga memberi kesempatan pada pasukan Bone untuk berkonsentrasi menghadapi pasukan Gowa, Luwu dan Soppeng. Tanpa pertempuran berarti, Wajo bersama Sidenreng buru buru mengundurkan diri dari pertempuran agar memberi kesempatan pada pasukan Bone. Sementara pasukan Bone yang terkonsentrasi memukul mundur pasukan gabungan Gowa, Luwu dan Soppeng hingga ke Sailong. Pasukan Gabungan berhenti mundur sebab melihat bendera pasukan Wajo disekitar Sailong. Muncul kecurigaan Karaeng Gowa terhadap sikap setengah hati Wajo menyerang Bone. 

Gowa merapat di Cenrana tiga tahun kemudian (sekitar 1563) untuk menyerang Bone. Gowa melibatkan sekutunya termasuk Wajo dalam penyerangan ini. Setelah berperang selama tiga bulan, Bone mulai kewalahan. Palakka menjadi lawan. Karaeng Gowa membangun benteng pertahanan di Pappolo. Saat itulah Karaeng Tunipallangga sakit, dan tiga hari setelah tiba di Gowa beliau meninggal. Beliau digantikan oleh Karaeng ri CempaE sebagai Karaeng Gowa dan melanjutkan peperangan.
Perang 1563 yang menjadi salah satu penyebab terbentuknya persekutuan TELLUMPOCCOE

Dimalam hari, Wajo mengirim utusannya ke Bone dan diterima oleh Kajao Laliddong. Utusan Wajo menjelaskan bahwa hendaknya Bone tidak menyiapkan pasukan menghadapi Wajo sehingga pasukan Bone bisa berkonsentrasi menghadapi Gowa. Utusan Wajo berjanji, pasukan Wajo akan segera mundur tanpa bertemu pasukan Bone.

Keesokan harinya, pasukan Gowa dan sekutu merebut sebagian Bukaka. Saat itulah pasukan Wajo mundur sesuai komunikasi rahasia Arung Matoa dengan Kajao Laliddong. Di saat itulah pasukan Gowa dipukul mundur oleh pasukan Bone. Bahkan Karaeng Gowa ditebas. Perang akhirnya berakhir dengan Perjanjian damai antara Bone dan Gowa dengan menyandingkan Sudangnge dan La Teariduni. Lima malam setelah perdamaian, Daeng Patobo diangkat menjadi Karaeng Gowa. Selama menjabat Karaeng Gowa, tidak ada perang besar.

Tak lama ada utusan Gowa ke Wajo meminta agar orang Wajo ke Barru menurunkan tiang ke laut (untuk diangkut ke Gowa). Arung Matoa menjawab, bahwa bahkan jika tiang itu di Tamalate ia bersedia apalagi bila di Barru. Setelah utusan Gowa pulang, Wajo mengirim utusan ke Arumpone menjelaskan bahwa Wajo dipanggil ke Barru. Arumpone menjawab ke utusan Wajo bahwa ada baiknya bila Bone menemani Wajo ke Barru, dan lebih baik lagi bila kita mengajak kerabat kita di Soppeng. 
Maka Bone dan Soppeng pun menemani Wajo ke Barru. Setibanya di Barru, Karaeng Gowa Daeng Patobo bertanya pada Arumpone, mengapa Bone dan Soppeng ikut sedangkan hanya Wajo yang dipanggil. Arumpone menjawab, bahwa Wajo takut melewati perjalanan sehingga Bone dan Soppeng menemani dan membawa peralatan perang.

Setelah itu, pergilah orang Wajo, orang Bone dan orang Soppeng mengikat tiang. Bergantian Arung Matowa La Mungkace To Uddamang dan PollipuE. Setelah selesai mereka kembali dan bertemu di Amali. Arumpone bersama PollipuE dan Arung Matowa. Arumpone mengusulkan agar tujuh malam kedepan, mereka bertiga menyerang Cenrana, sebab masih wilayah Karaeng. Ketiganya setuju, dan kembali ke negeri masing masing mempersiapkan pasukan.

cek juga :

Di hari yang ditentukan, pasukan koalisi pertama Bone, Wajo dan Soppeng menyerang Cenrana. Inilah perang pertama sepanjang sejarah bahkan sebelum koalisi TellumpoccoE terbentuk. Perang perang sebelumnya, tidak berada pada sisi yang bersamaan meski telah terbangun kesepahaman.

Setelah bertempur selama sehari, Cenrana direbut pasukan gabungan. Hampir saja Datu Sanggaria gugur oleh pasukan Bone, bila Arung Matowa tidak segera mengingatkan Arumpone. Bahwa bila Datu Sanggaria gugur dalam pertempuran, maka akan terwariskan dendam ke anak cucu. Maka Datu Sanggaria pun dilepas oleh pasukan Bone. Seusai bertempur, duduk bertiga Arumpone, PollipuE dan Arung Matowa. Arumpone mengusulkan agar lima malam kedepan ketiganya bertemu di Timurung untuk mempersaudarakan ketiga negeri. PollipuE dan Arung Matowa pun setuju.

Di hari yang ditentukan, ketiganya bertemu di Timurung. Arumpone membuka pembicaraan. "Ada baiknya kita persaudarakan negeri kita, laksana saudara kandung seayah seibu", kata Arumpone. Arung Matowa menjawab, : "Bagaimana mungkin kita persaudarakan negeri kita, sedang Wajo menjadi abdi/bawahan Gowa (pasca perang dengan Lamuru) sedang Bone dan Gowa bersanak ?". Arumpone menjawab, : "Biarlah Bone melawan Gowa bila Gowa masih ingin memperabdi Wajo, bahkan kalau perlu kita bertiga melawan Gowa".

PollipuE angkat bicara, : "Baik pernyataan kalian berdua. Namun yang saya minta menjadikan Soppeng sebagai anak dari Wajo dan Bone, sebab hanya yang sederajat yang bersaudara". Arumpone kemudian meminta pendapat Arung Matowa tentang usulan Soppeng. Arung Matowa menjawab, : "Bila Soppeng menjadi 'anak' maka akan merusak kita semua (harusnya bertiga sederajat)". Arumpone mengiyakan Arung Matowa. Maka Arumpone menyerahkan Goagoa bersama vassalnya pada Soppeng. Arung Matowa angkat bicara dan menyerahkan Baringeng dengan vassalnya. Soppeng pun mengangguk tanda setuju.

Arumpone berkata, : "Ketiga negeri kita adalah bersaudara kandung, seayah seibu. Bone saudara tua, Wajo saudara tengah, dan Soppeng saudara bungsu dan ketiganya disebut TELLUMPOCCOE. Bersepakatlah ketiganya antara dan mengambil telur, Arumpone MatinroE ri Gucinna, Arung Matowa MatinroE ri Kananna dan PollipuE MatinroE ri Tanana. Dilanjutkan dengan pengucapan ikrar TELLUMPOCCOE dan penanaman batu secara simbolik.


3 komentar

Lucunya tahun 1560 Masehi Luwu menugaskan Wajo dan Sidenreng nyerang Arung Palakka wkwkwk.
padahal Arung Palakka lahir tahun 1634 Masehi.

Mukhlis Tirowali,
Arung Palakka banyak. Kalau yg bapa maksud itu Arung Palakka La Tenri Tatta


EmoticonEmoticon