Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Bocoran Soal Ujian Nasional

Bocoran Soal Ujian Nasional, adalah harapan bagi mereka yang kurang percaya diri. Berharap nilai yang bagus namun kurang berusaha. Adalah kurang bijak jika selalu mengharap bocoran soal. Itu sikap yang kurang terpuji.
Percaya dirilah, bahwa anda mampu menjawab soal-soal ujian nasional dengan baik. Tidak mungkin anda selama 3 tahun di SMU mempelajari bahasa Inggris tapi pas Ujian Nasional ternyata soal bahasa Mandarin. Mustahil itu. Pasti soal yang naik pernah dipelajari. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk gentar, takut, was was dan tidak percaya diri menghadapi ujian.
Sekali lagi, jangan berharap bocoran soal ujian nasional. Selain kurang baik untuk perkembangan jiwa, juga bertentangan dengan hukum.

(Mantan) Caleg Juga Manusia

Pemungutan suara telah usai, saat ini proses penghitungan menuju penetapan calon terpilih. Namun, hasil hitung cepat lembaga survei serta rekapitulasi sementara tim pemenang sudah memberi gambaran, siapa yang akan terpilih nantinya. Tentu ada caleg yang terpilih, dan ada yang tidak terpilih. Itu hukum alam. Tentu ada yang berbahagia, ada yang berharap cemas dan ada yang kecewa.

Beberapa bulan lalu saya mengikuti proses seleksi. Tentu bukan pemilihan umum. Tetapi pemilihan khusus. Kita sebut saja Pemikhu :), sebab yang memilih hanya 5 orang yang terdiri dari akademisi dan profesional. Saya sebagai calon inkamben tentu punya pengalaman, baik pekerjaan maupun organisasi. Sekitar 24 rekomendasi organisasi yang saya kantongi. Mulai dari seleksi administrasi, kesehatan, tertulis hingga psikotes saya lalui dengan baik. Tak ada rekomendasi dokter sehubungan dengan kesehatan. Namun saya harus jatuh karena "tanggapan masyarakat" yang alasannya kurang rasional. Bukannya mengkritisi kinerja, kapabilitas dan pengetahuan saya, kelima orang itu justru menyerang pribadi saya dan menunjukkan bahwa kurangnya jiwa intelektualitas dibalik sandangan gelar akademiknya. Yang paling menyakitkan bukan tidak lolosnya, tapi adanya oknum yang menikam dari belakang. Bukan hanya kecewa, namun saya sempat mengalami depresi. Tidak percaya ternyata orang yang saya percaya ternyata suka menikam dari belakang. Pertanyaan paling saya hindari saat itu ketika teman bertanya : "Apa kabar?" Sebab satu sisi saya tidak suka bohong bahwa kabar saya sedang tidak baik. Dan disisi lain saya juga tidak ingin mencederai pertanyaan basa basi teman yang lama tidak berkomunikasi. Terlepas dari itu, perhatian kecil teman-teman saya adalah sesuatu yang sangat berarti ditengah keterpurukanku. But Live Must Go On.

Beberapa teman saya mencoba bertarung sebagai caleg. Lebih banyak lagi caleg yang saya tidak kenal yang juga ikut bertarung. Segala macam strategi dimainkan untuk mencapai kemenangan. Namun tentu ada yang menang dan kalah, ada yang bahagia dan ada kecewa. Saya sangat memahami kekecewaan, ketika berharap besar namun gagal. Saya pun sangat memahami, jika orang yang kita percayai ternyata menikam dari belakang. Tentu tidak bisa terlukis dengan kata-kata. Namun sayang, media mulai memberitakan tentang caleg gagal yang mulai gila dan depresi. Atau menagih kembali kebaikan-kebaikan yang pernah ia lakukan.

Ilustrasi
Saya ingin katakan pada semua orang, jangan lukai perasaan caleg yang gagal dalam pertarungannya. Kekecewaan tidak lolos saja itu sudah butuh waktu lama untuk kembali menstabilkan jiwa. Apalagi jika pengorbanan dan perjuangan berat telah dilalui. Sebab caleg juga manusia yang punya perasaan. Bisa bahagia, marah, senang dan kecewa.

Saya tidak ingin mengatakan kepada caleg yang gagal : "Sabar, ambil hikmahnya". Sebab saya bukan kaum hikmais yang menjadikan kata "hikmah" sebagai candu. Sebab dulu, saya pun kurang senang jika orang mengatakan : "ambil hikmahnya". Tetapi saya ingin mengatakan kepada semua caleg yang gagal, ayo evaluasi semuanya. Apa yang kurang dari apa yang telah kita lakukan. Jangan melihat dari satu sudut pandang saja. Lihatlah dari berbagai sudut pandang, biar lebih bijaksana. Mempertahankan keegoisan (melihat dari satu sudut pandang saja) saat dilanda keterpurukan, bukan sesuatu yang bijaksana. Tapi kita harus bangkit. Meski hati terasa pedih sakit dan teriris, tapi harus tetap kuat.

Ya harus kuat. Sebab dengan jiwa yang kuat, kita bisa melewati masa-masa sulit ini dan menjadi modal untuk memasuki masa masa berikut yang semoga lebih baik. Saya tidak bermaksud sok bijaksana, namun saya ingin berempati pada caleg gagal. Setidaknya sebagai sesama manusia yang pernah mengalami kegagalan (atau digagalkan). Saya juga tidak bermaksud memberikan motivasi, sebab saya bukan motivator macam Mario Teguh. Sekali lagi, saya hanya mencoba berempati dan mengajak semua orang agar tidak mencela caleg yang gagal. Sebab caleg juga manusia, punya malu, harga diri, dan semangat untuk bangkit dari keterpurukannya. Seperti saya beberapa bulan lalu.

(arm 14 April 2014)

The Tao of Pemilu

Pemilu ~secara teoritik~ adalah perwujudan demokrasi, dimana rakyat memberikan hak pilihnya untuk memilih eksekutif maupun legislatif. Pemilu dan demokrasi berkembang sesuai dengan asas ideologi yang dianut oleh sebuah negara. Model pemilu, juga dipengaruhi oleh kesiapan infrastruktur dan kualitas SDM. Di Indonesia, model pemberian hak pilih yaitu dengan mencoblos. Pernah dicoba pada pemilu 2009 metode mencentang, namun ditentang dengan berbagai alasan. Nampaknya bangsa Indonesia lebih suka berdemokrasi dengan paku, bukan dengan pulpen.

Penggabungan spiritualitas barat dan timur serta tradisi metafisika, merupakan ciri khas wacana New Age yang berkembang dipertengahan abad 20. Salah satu karya utamanya adalah The Tao of Physics karya Fritjof Chapra. Karya itu mencoba menghubungkan fisika modern dengan filsafat ketimuran. Wacana New Age jika dilihat dari paradigmanya, digolongkan holistik, bukan positivistik. Tao, adalah sebuah filsafat (yang berkembang menjadi agama) yang diprakarsai Lao Tse. Secara sederhana, ia membawa gagasan keseimbangan dan dinamika antara Yin dan Yang. Tulisan sederhana ini mencoba melihat pemilu dari perspektif Tao

Untuk menyusutkan, mesti dimuaikan dulu
Untuk melemahkan, mesti diperkuat dulu
Untuk mencampakkan, mesti dipuja dulu
Untuk mengambil, mesti diberi dulu
Ini disebut kebijakan yang cerdik 
(Lao Tze)

Kosmologi Tao memandang bahwa  semua perubahan dialam sebagai manifestasi proses dinamis antara oposisi kutub yin dan yang. Gabungan keduanya adalah Tao. Demikian pula pada Pemilu, kita dapat melihat sebagai proses dinamis antara yin dan yang. Yin adalah kualitas feminim, yang menerima, dikehendaki, lembut, dan seterusnya. Sedang Yang adalah kualitas maskulin, memberi, berkehendak, perkasa dan seterusnya.
Setelah penetapan calon tetap (baik pemilu legislatif maupun eksekutif), para calon berkualitas maskulin atau Yang. Calon memberi berbagai hal, apakah itu pencerahan, wawasan, kesempatan atau gula dan sejenisnya. Sementara konstituen, berkualitas feminim, yaitu menunggu, menerima.

Pada masa kampanye, calon terus bergerak berusaha memobilisasi massa sebanyak-banyaknya. Sementara konstituen, mengkalkulasi efek dari pilihannya kelak. Di masa sekarang ini, akibat banyaknya jejaring, banyak keluarga mendistribusi pilihannya. Misalnya sang bapak memilih calon A, ibu memilih calon B dan anaknya memilih calon C. Langkah distribusi sebagai kualitas feminim adalah bentuk mencari posisi aman sebab tidak ada jaminan seorang calon bisa terpilih.

Untuk menjaga konstituen agar tetap solid, maka calon melalui timnya biasanya memadukan model represi dan kompensasi. Represi adalah kualitas maskulin sedang kompensasi adalah kualitas feminim. Ini berarti, model pemaduan antara sisi Yin dan Yang pada calon dan timnya. Sementara saat konstituen mencoblos di TPS, konstituen berposisi sebagai maskulin. Tentu ia tidak menghadirkan calon di TPS. Namun yang hadir adalah Citra sang calon. Inilah yang membimbing konstituen untuk mengarahkan Paku (maskulin) pada surat suara (feminim). Disaat itu, para calon berharap-harap cemas menunggu hasil penghitungan suara dan penetapan calon terpilih, merupakan sisi feminim.

Cost terbesar dalam pemilu kita sebenarnya bukanlah biaya material. Sebab negara kita teramat kaya. Meski kita akui, besarnya anggaran cukup besar jika dilihat dikomposisi APBN/APBD. Terlepas dari itu, yang teramat mahal sebenarnya adalah rusaknya kohesi sosial. Betapa banyak orang berkeluarga (Om-kemenakan, sepupu vs sepupu, tetangga vs tetangga, dst) yang berkonflik pasca pemilu (baik pileg, pilpres maupun pilkada). Konfrontasi saat menjelang pemilu dan pasca pemilu, adalah aspek maskulin di masyarakat. Adapun kompromi setelah pemilu adalah aspek feminim di masyarakat kita.

Pemilu, sebagaimana penyatuan kualitas Yin dan Yang pada diri manusia, yaitu hubungan suami istri. Gerakannya makin lama makin cepat dan kuat. Semakin mendekati puncak, semakin melelahkan. Akan tetapi semakin bersemangat pula. Nafas tersengal-sengal tapi tetap hebat. Akhirnya ditutup dengan sebuah orgasme, nafas panjang dan keduanya loyo. Kurang lebih seperti itulah dinamika aspek yin dan yang pada pemilu kita.

4 Waktu Ketika Tuhan Diingat Beramai-Ramai

Bertuhan, adalah fitrah manusia. Meski manusia tidak mengenal agama sekalipun, namun manusia selalu butuh akan adanya kekuatan yang Maha Dahsyat yang mampu menyelamatkannya. Apalagi jika manusia beragama, maka kebutuhan manusia pada Tuhan akan menemukan salurannya.
Namun terkadang manusia sering melupakan Tuhannya. Keindahan dan godaan dunia tentu penyebabnya. Sehingga bisa jadi Tuhan "cemburu" dilupakan oleh manusia. Akan tetapi, ada saat dimana manusia beramai-ramai mengingat Tuhan. Tiba-tiba banyak manusia yang insyaf dan memohon dengan penuh harap pada Tuhan. Waktu-waktu dimana Tuhan diingat beramai-ramai yaitu

1. Menjelang Ujian Sekolah dan Ujian Nasional
Siswa SMA adalah remaja, remaja yang baru tersentuh sisi religiusitasnya. Ia masih mencari bentuk dalam mengelola hubungannya dengan Tuhan. Biasanya saat galau dan patah hati, Tuhan langsung teringat sebagai bentuk kepasrahan, kekalahan, penyaluran sakit hati dan sebagainya.
Sistem pendidikan yang mengharuskan adanya Ujian Sekolah dan Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan di SMA. Sehingga secara emosional, Ujian Sekolah dan Ujian Nasional adalah tantangan akhir yang menentukan dan harus diselesaikan dengan kemenangan. Dengan jiwa yang masih labil, adanya ujian seperti ini mendorong siswa untuk tiba-tiba secara kolektif mengingat Tuhan. Beberapa sekolah bahkan mengadakan doa bersama. Ada yang malas shalat tiba-tiba rajin shalat, bahkan melakukan shalat lail. Bisa dibayangkan, berapa ratus atau ribu SMA/Sederajat se-Indonesia dengan jutaan siswa yang akan "mendadak saleh" menjelang Ujian. Dapat dipastikan, Tuhan tiba-tiba mendapat banyak permohonan dari hamba-hambaNya dengan tema sama yaitu mohon diluluskan Ujian.

2. Menjelang Tes CPNS
PNS adalah profesi yang ideal bagi banyak orang Indonesia. Fasilitas, kemungkinan dapat kredit bank, jenjang karir dan jaminan hidup pasca pensiun menjadikan profesi PNS sebagai profesi "teraman" bagi banyak rakyat Indonesia.
Menjadi PNS adalah cita-cita banyak pemuda Indonesia. Bahkan banyak orang tua yang mengusahakan agar anaknya menjadi PNS, begitupun banyak orang tua mengharap menantu ideal adalah PNS. Singkat kata, PNS adalah profesi terbaik di negeri ini. Sehingga menjadi PNS adalah sebuah prestise, prestasi dan tentunya jaminan kesejahteraan.
Dalam proses seleksi, diadakan tes CPNS. Bisa dilihat, setiap pendaftaran CPNS, jumlah pendaftar tidak pernah sedikit. Kadang satu atau dua kursi yang lowong diperebutkan hingga ribuan orang. Apalagi jika ratusan kursi CPNS yang akan diterima, bisa jadi hingga ratusan ribu orang mendaftar. Menghadap dengan penuh harap kepada Tuhan. Agar diloloskan menjadi CPNS.


3. Setelah Bencana Alam
Pada dasarnya ada dua penyebab bencana alam. Pertama ulah manusia, seperti penggundulan hutan di hulu yang menyebabkan banjir di daerah rendah. Kedua, peristiwa alam, seperti gerak lempeng bumi yang bergesek sehingga menyebabkan gempa.
Bencana alam tidak menimpa satu dua orang, tapi banyak orang. Tercatat, Gempa yang diikuti Tsunami tahun 2004 silam menyebabkan ratusan ribu orang meninggal. Belum lagi yang hilang, dan kerusakan material. Tentu kita bersimpati pada korban dan keluarganya.
Terlepas dari itu, Bencana alam seolah menjadi sebuah mekanisme "peringatan Tuhan" sehingga setiap terjadi bencana alam, diidentikkan sebagai "kemarahan" atau "colekan" dari Tuhan pada hambaNya agar manusia bersyukur dan mengingat Tuhan.
Mau tidak mau, saat setelah Bencana Alam terjadi, orang beramai-ramai insyaf. Dengan harapan, daerahnya tidak terkena bencana alam. Atau sekedar menyampaikan keluh kesahnya pada Tuhan.

4. Menjelang Pencoblosan pada Pemilu
Namanya saja Pemilu, Pemilihan Umum. Banyak orang yang terlibat. Pada pemilihan langsung, macam pilpres, tidak banyak calon yang bersaing. Namun pada pemilihan legislatif, banyak peserta. Dalam satu dapil di kabupaten, bisa hingga 70-100an caleg. Apalagi DPRD Provinsi dan DPR RI. Belum lagi tim, dan pendukungnya.
Kebutuhan pada hal-hal yang berbau spiritualitas dan religiusitas langsung terlihat. Bahkan tak jarang untuk mendukung kekuatan metafisik, dipergunakan jasa paranormal. Dengan harapan, doa-doa paranormal ini mampu melambungkan elektabilitas sang calon. (memang demokrasi indonesia cukup unik, banyak dukun terlibat dalam proses demokratisasi, ini yang orang bule tidak paham tentang demokrasi, hehee)


White Belt Syndrom (Sindrom Sabuk Putih)

Semangat melampaui kapasitas, begitulah kondisi sindrom sabuk putih. Sabuk putih berarti pemula. Ya, pemula lah yang sering sangat bersemangat, yang semangatnya melampaui kapasitasnya. Seorang yang baru sabuk putih (umumnya, tapi tidak semua), kalau dicolek sedikit, langsung pasang jurus siap menyerang. Sedang sabuk hitam, santai saja.

Sebelum bertarung, sabuk putih biasanya berusaha memperbaiki tampilannya. Terutama kuda-kuda dan jurus awal. Tetapi begitu memasuki pertarungan, ia kehilangan kontrol. Lupa jurusnya. Berkelahi bebas tak teratur.

Berbeda dengan sabuk hitam. Sangat tenang dan santai. Begitu bertarung, ia akan bergerak seefektif dan seefisien mungkin. Ia menghindari serangan dengan elegan, dan menyerang secara mematikan. Ia tetap kontrol selama pertarungan sampai menyelesaikan pertarungannya.

Sindrom, adalah istilah medis yang berarti gejala, tanda-tanda atau karakter yang muncul yang menjadi dasar bagi dokter dalam mendiagnosa. Sindrom sabuk putih adalah gejala, tanda-tanda, atau karakter pemula yang merasa sudah hebat namun semangatnya jauh melampaui kapasitasnya. Sindrom sabuk putih, meminjam istilah medis dan bela diri, namun konteks yang dibicarakan adalah pada ranah pengetahuan. Baik itu agama maupun ilmu umum.

Mungkin kita pernah bertemu dengan orang yang baru kemarin belajar agama. Tanpa mengurangi rasa hormat (sebab perjalanan spiritual tiap orang beda), kita tahu bahwa ia kemarin adalah pendosa. Ia mulai menggunakan simbol-simbol agama, macam jubah dan sorban. Lalu ceramah kiri kanan, menyesatkan orang kiri kanan, mengkafirkan orang kiri kanan. Layaknya seorang yang bersabuk putih. Baru kemarin masuk perguruan bela diri, lantas pasang jurus kiri kanan.

Kalau kita "bertarung gagasan" dengannya dan argumentasinya tersudut, maka ia akan merekomendasikan ustasnya (sebagai jagoan andalannya) agar kita berguru padanya. Tetapi itu langkah terbijaknya. Langkah lainnya adalah mencap kafir, musyrik dan berbagai label buruk lainnya agar ia menjadi benar dan menang.

Berhadapan dengan "sabuk putih" selalu menggemaskan. Sebab terkadang ia tidak mengerti kekurangannya, kekeliruannya dan kesalahannya. Berbagai cara yang ditunjukkan agar ia mengerti akan menemukan jalan buntu. Kita mesti banyak bersabar menghadapi "sabuk putih". Sindrom sabuk putih banyak mengidap orang. Termasuk yang belajar agama. Semoga pengidap White Belt Syndrom terus berproses agar naik level dan lebih bijaksana sebagaimana "sabuk hitam".

Spiritualitas SosMed

Spiritualitas Sosmed, ya bukan Solmed. Tentu bisa ditangkap maknanya. Spiritualitas di ranah Sosial Media. Hal ini adalah fenomena baru seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Fenomena yang dimaksud antara lain


  1. Berdoa di Sosmed
    Sering kita temukan orang berdoa di Facebook atau Twitter dalam bentuk status. Misalnya : "Ya Allah semoga urusanku besok lancar". Atau, "Betapa berat cobaanMU Tuhan". Seolah Tuhan punya akun di Sosmed.
    Kondisi kejiwaan saat online tentu sangat berpengaruh. Sehingga ada yang marah, bercanda dan berdoa di SosMed. SosMed menjadi layanan publik untuk penyaluran perasaan bagi penggunanya. Seperti di Wall Facebook, ia berfungsi sebagai "Tembok Ratapan". Cuma perbedaannya, bahwa di Wall Facebook, semua orang bisa mengkonsumsi apa yang menjadi wilayah privasi.
    Benar bahwa Tuhan Maha Tahu. Tuhan tahu apa yang ada dalam hati kita, baik yang disembunyikan atau ditutupi. Tuhan tahu apa yang menjadi harapan dan apa yang pantas DIA berikan untuk kita.
    Akan tetapi, wilayah spiritualitas adalah wilayah privasi. Berdoa diSosMed mendekatkan diri pada sifat Riya dan Ujub. Tidak mudah bagi orang awam untuk menghilangkan perasaan "islami" atau "shaleh" saat membuat status berbau spiritualitas di SosMed sementara ia sangat sadar bahwa bahasa religi itu menjadi konsumsi publik.
  2. Ungkapan bijak (Berusaha bijak)Dalam menjalani hidup, seringkali badai-badai kecil dan berat dari kehidupan menerpa. Saat itu tiap orang butuh motivasi agar bisa bertahan dan terus berjuang. Terkadang, ia butuh motivasi dari luar. Apakah itu dari sahabat, teman, keluarga, atau dari motivator. Atau terkadang ia butuh motivasi dari dirinya sendiri. Yang dibungkus dengan cara seolah-olah memotivasi orang lain.
    Misalnya : "Jangan Pernah Menyerah, Harus tetap semangat, !!!". Maksud statusnya adalah ia sedang rapuh dan butuh semangat.
    Atau misalnya yang lain : "Sekali layar terkembang, pantang surut ketepian". Padahal ia tidak pernah melaut, apalagi naik kapal layar. Sesungguhnya yang bersangkutan sedang berusaha memotivasi dirinya (dan orang lain) agar ketika telah memulai bergerak, untuk terus sampai ke tujuan. Saya kadang tertawa membaca status seperti itu. Sebab saya yakin, ia belum pernah merasakan ombak 1 meter ditengah laut. Apalagi ombak 4 meter saat badai ditengah laut dan darat tak kelihatan lagi :)
  3. Transformasi Spiritualitas (Dakwah Online)
    Hati manusia terbolak balik. Terkadang, ia berada pada titik nadir. Titik dimana ia sadar akan pembangkannya pada Tuhan. Terkadang pula sebaliknya. Ia berada pada titik tertinggi. Dimana ia berada pada puncak kesalehannya.
    Bila seseorang online pada saat puncak kesalehannya, besar kemungkinan ia membuat status di SosMed yang berbau ajakan pada ibadah atau ketakutan tentang siksa neraka. Pada titik itu, yang bersangkutan mencoba untuk bergerak bersama (fesbuker) menuju Tuhan.
    Soal ini dapat dibenarkan. Dalam artian, di dunia maya orang butuh informasi, termasuk informasi agama. Cuma yang repot jika satu sisi akun bersangkutan tampil seolah mendakwahi, disisi lain akun tersebut mengeluarkan kata-kata tidak pantas atau prilaku yang tidak selaras dengan dakwahnya.
  4. Ucapan selamat hari raya tetapi tidak punya teman yang merayakan
    Sampai diawal tahun 2000an, Kartu Lebaran, Kartu Natal dan Kartu Ucapan Selamat Hari Raya lainnya mulai meredup. Tergantikan dengan SMS dan Status di Sosmed.
    Seharusnya ucapan selamat itu ditujukan pada orang yang tepat. Bayangkan kalau seorang muslim membuat ucapan selamat hari natal di statusnya. Akan elok jika ia tambahkan kalimat : "Bagi yang merayakan".
    Saat tahun baru China, tiba-tiba banyak yang mendadak tionghoa. Mengucapkan selamat tahun baru China. Gong Xi Fat Cai. Tapi ia sendiri tidak punya teman yang beretnis Tionghoa. Hanya sekedar ikut-ikutan. Saat ditanya, apakah punya teman Tionghoa ? Ia menjawab, tidak. Lantas apanya yang Cina ?. Ia menjawab : "Hapeku" sambil berlalu dan tak merasa bersalah :)

Pada Lao Teppada Ufe (PLTU) dan Rumus Rezki

Ada dua pemancing. Mereka punya peralatan yang sama. Umpan yang sama. Spot mancing yang sama. Namun perolehan ikan yang berbeda. Mengapa demikian ? Ada beberapa toko, menjual barang yang sama. Jam buka dan tutup yang sama. Namun mengapa pembeli lebih banyak di toko yang satu dari pada yang lainnya ? Beberapa orang mendaftar disebuah instansi. Mereka memiliki kualifikasi pendidikan yang sama dan dibutuhkan instansi tersebut. Namun mengapa yang satu diterima yang satu ditolak ?

Masih banyak contoh yang bisa kita temukan sehari-hari. Betapa banyak hal yang usaha manusia (secara relatif) kurang lebih sama, namun hasil yang berbeda. Bagaimana cara Tuhan membagi rezkinya kepada manusia ? Tentu banyak variabel. Pertama, secara umum adalah variabel person. Kedua, variabel person lain (masyarakat), Ketiga variabel alam. Dan terakhir variabel Tuhan
Pemancing sedang mempersiapkan peralatan
Fenomena adanya dua orang atau lebih yang melakukan hal sama namun hasil dibeda, disebut Pada lao teppada ufe' = Sama berusaha namun tak sama peruntungan.
Bagi sebagian orang, akan mengatakan "Rezki adalah rahasia Tuhan". Memang benar, bagaimana cara Tuhan membagi rezki pada hamba-hambaNya adalah hal rahasia. Tapi bukankah ada pengetahuan yang Tuhan beritahu pada hamba-hambaNYA tertentu dan tidak memberi tahu kepada hamba-hambaNYA yang lain ? Sehingga bagi yang lain (orang umum) menganggap hal itu rahasia.

Rezki pada dasarnya dapat dirumuskan sebagai berikut. Rezki sama dengan, upaya personal ditambah/dikurang hubungan antar manusia ditambah/dikurang faktor alam ditambah/dikurang

Rumus Rezki
Diketahui :
R = Rezeki
U = Usaha person yang bersangkutan
S = Silaturahmi/Hubungan antar manusia
A = Alam/Geografi/Cuaca dst
T = Hubungan person kepada Tuhan

Sesungguhnya Tuhan tidak akan mencipta seekor semut sekalipun jika DIA tidak menjamin rezki mulai proses penciptaan hingga kematian hambaNYA. Ada rezki yang gratisan, seperti udara, kesehatan, akal sehat, tubuh dan sebagainya. Ada rezki yang diperoleh dari usaha. Misalnya memanjat pohon untuk memetik buahnya. Ada rezki yang datang melalui perantaraan hubungan sesama manusia. Misalnya  pedagang yang punya banyak teman. Caleg yang terpilih karena punya nama baik, adalah contoh lain. Jika hubungan silaturahmi rusak, maka besar kemungkinan pintu rezki tertutup sedikit. Misalnya kita menjual barang campuran, namun pembelinya adalah orang yang pernah tersinggung. Maka pembeli akan memilih membeli barang (meski kita menjual barang tersebut), dari orang lain (meski harga lebih mahal). Kalau demikian, rusaknya hubungan silaturahmi akan menjadi faktor pengurang dalam mendapat rezki, demikian sebaliknya.

Adapun variabel alam juga berpengaruh. Sebagai contoh berkurangnya rezki penjual es dimusim hujan. Sebaliknya, rezki penjual es justru meningkat disaat siang hari yang panas. Atau contoh lain, dibulan purnama, ikan dilaut cenderung menyebar. Sehingga sulit bagi nelayan untuk menangkapnya. Akibatnya adalah kurangnya pendapatan nelayan dimalam purnama. Namun di awal atau akhir bulan (hijriah), penangkapan nelayan justru relatif melimpah dibanding bulan purnama.

Tuhan tentu punya "perhitungan" tersendiri selain variabel-variabel yang disebutkan diatas. Terkadang, Tuhan memberi rezki yang banyak kepada hambaNYA karena ingin melihat hambaNYA bersyukur. Sebaliknya terkadang Tuhan "mengurangi jatah rezki" kepada hambaNYA karena ingin melihatnya bersabar. (arm)

Silakan baca juga
7 Falsafah Mancing
Teknik Membeli Peralatan Pancing
Mancing Adalah Meditasi
Tips Memaksimalkan Mancing di Laut

Agama, Kelam*n dan Kenikmatan (AKK)

Bagi orang awam, agama tak lebih dari sekedar kumpulan aturan. Outputnya adalah taat dapat surga, membangkang dapat neraka. Namun bagi pejalan ruhani, agama melampaui itu. Agama adalah jalan yang ia telusuri untuk mendapatkan cinta Tuhannya. Outputnya adalah kenikmatan. Bagi pejalan ruhani, surga baginya adalah kenikmatan terendah, meski orang awam menganggapnya kenikmatan tertinggi. Kenikmatan duniawi dalam literatur agama, adalah kenikmatan yang harus diminimalisir untuk memaksimalisir investasi kenikmatan akhirat.

Lain halnya dengan kelam*n. Kelam*n tak lebih organ biologis untuk reproduksi. Namun, kelam*n mampu memberikan kenikmatan tertinggi yang pernah ada didunia. Kelam*n, adalah perwujudan material dari salah satu hasrat terbesar manusia, yaitu s*ks. Kelam*n tidak mempersoalkan agama. Ia tunduk pada dua hal yang berlawanan. Pertama, tunduk pada idealitas personal, apakah dalam bingkai agama atau norma. Kedua, tunduk pada hasrat luas yang tak akan pernah terpuaskan. Sehingga orang beragamalah yang mempersoalkan (atau mendapat persoalan) dari urusan kenikmatan yang diperoleh kelam*n.

Penyatuan langit dan bumi
Dalam agama, kelam*n harus ditertibkan dan dilegalisasi melalui pernikahan. Begitu kuatnya dominasi dan hegemoni agama dalam proses penertiban itu, sehingga terbentuk masyarakat yang secara sosial mentabukan persoalan kela*in.

Masyarakat hedonistik, adalah masyarakat yang menjadikan kenikmatan sebagai orientasinya. Entah itu melalui makanan, gaya hidup, hingga urusan kela*in. Masyarakat hedonistik, umumnya kurang menganggap agama sebagai hal penting. Sebab, mereka tidak menemukan kenikmatan dalam beragama.

Banyak orang hedon, menukar agama mereka karena persoalan k*lamin. Agama bagi mereka mungkin tak lebih dari kelengkapan syarat administrasi pernikahan yang diatur negara. Namun kalimat itu mungkin dianggap terlalu kasar dan tabu. Sehingga secara halus disebut "demi pernikahan yang sah". Padahal kalau mau dipikir, ujung-ujung dari pernikahan adalah untuk memperoleh kenikmatan yang terlegalisir.




Hari-Hari Baik dan Hari-Hari Naas

Keteraturan Semesta
Sebelum membincang tentang hari-hari baik dan hari-hari naas, mari kita membincang tentang waktu.

Tuhan menciptakan waktu secara linear tanpa mundur sedikit pun kebelakang. Namun kita pahami tentang waktu sebenarnya adalah periode dari keteraturan semesta. Bumi kita, memiliki membutuhkan waktu 364 hari lebih beberapa jam untuk mengelilingi matahari. Kita sebut waktu untuk berevolusi itu selama 1 tahun. Lalu, kita membagi 1 tahun itu selama 12 bulan. Kalender berbasis revolusi bumi terhadap matahari kita sebut sebagai kalender solar. Sistem kalender romawi (masehi) dan persia berbasis revolusi bumi pada matahari. Kelebihan beberapa jam, jika cukup 4 tahun maka cukup sehari. Makanya, tiap 4 tahun (tepatnya dikelipatan 4, misalnya tahun 2000, 2004, 2008, 2012, dst) ditambahkan waktu sehari dibulan Februari. Menjadi tanggal 29 Februari. Kita sebut sebagai tahun kabisat.

Adapun kalender Hijriah berbasis perputaran bulan pada bumi, atau revolusi bulan terhadap bumi. Kita sebut sebagai kalender lunar. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan satu kali revolusi bulan terhadap bumi adalah 29 hari, 12 jam, 44 menit dan 9 detik. Sehingga selisih 10 hari, 17 jam, 4 menit dan 37 detik dibanding kalender solar.

Bagaimana dengan Saturnus, planet bercincin dengan jarak ke matahari lebih jauh dari bumi ? Saturnus menghabiskan waktu 29 tahun (ukuran bumi) untuk menyelesaikan satu kali revolusinya terhadap matahari. Dengan 56 satelit (bulan), saya menjadi sangsi, andai Saturnus dihuni, maka akan banyak pertentangan masalah kalender, terutama yang berbasis lunar systemnya :)

Bagaimana dengan anggota tata surya kita, macam komet dan berbagai benda angkasa lainnya ? Komet Halley memiliki lintasan lebih panjang dari Komet Encke sehingga berevolusi pada matahari lebih lama. Namun masih ada komet yang mengunjungi tata surya kita dengan waktu revolusi ratusan bahkan ribuan tahun (ukuran bumi).


Tata surya kita hanya segelintir dari ratusan, bahkan ribuan tata surya lain dalam galaksi milky way kita. Sementara galaksi milky way kita ini hanya segelintir dari galaksi lain dalam semesta. Manusia menghitung jarak dengan ukuran kecepatan cahaya (150.000km/det). Jarak satu galaksi ke galaksi lain butuh ratusan tahun cahaya. Betapa luasnya semesta, betapa relatifnya waktu !!!

Tuhan Maha Baik, tentu semua ciptaanNYA baik. Tidak ada yang buruk. Keburukan, lahir dari perbandingan akal manusia, atau kurangnya intensitas kebaikan. Jadi tidak ada keburukan hakiki. Manusia, sebagai bagian dari semesta, tentu sedikit banyaknya dipengaruhi oleh semesta.

Rotasi bumi pada matahari menyebabkan siang-malam. Siang, berlimpah sinar matahari yang mendukung proses fotosintesa pada tanaman. Malam, banyak makhluk menggunakan untuk beristirahat (walau sebagaian digunakan untuk mencari makan). Sehingga banyak menjadikan malam waktu untuk beristirahat.

Revolusi bumi pada matahari menyebabkan musim. Didaerah subtropis, dikenal 4 musim. Sedangkan didaerah tropis dikenal 2 musim (tentu diluar musim penyakit, musim buah-buahan, atau musim kampanye,hehe)

Bulan adalah benda angkasa terdekat dengan bumi. Sehingga otomatis, bulan memiliki gaya gravitasi yang paling kuat diantara benda angkasa lainnya dalam mempengaruhi air. Terjadi pasang-surut akibat revolusi bulan terhadap bumi. Pasang surut air laut ini pada gilirannya mempengaruhi tanaman dan binatang air. Muncullah rutinitas makhluk akibat pengaruh gravitasi bulan. Pada gilirannya mempengaruhi manusia.

Demikian pula dengan pantulan sinar matahari terhadap bulan. Gerakan bulan yang berevolusi menyebabkan pemantulan sinar matahari pada muka bulan bervariasi. Inilah yang dihitung dalam kalender luar. Mulai dari kemunculan (bulan sabit), bulan purnama hingga tepu lotong. Bagi pelaut, pemancing dan penangkap ikan lainnya, terutama di laut, akan sangat dipengaruhi oleh jadwal bulan. Sementara musim hujan/angin barat (bare') dan musim kemarau/angin timur (timo') disebabkan oleh revolusi bumi pada matahari seperti yang disebut tadi.

Tubuh manusia didominasi air. Sekitar 70%-80% tubuh manusia adalah air. Sehingga, sedikit banyaknya, tubuh manusia dipengaruhi oleh gravitasi bulan. Bagi manusia, antara jasmani dan ruhaninya saling berpengaruh. Oleh karena itu, sangat wajar ada waktu-waktu tertentu manusia sangat perlu untuk mengingat Tuhannya. Di lain waktu, sangat pas bagi manusia untuk mencari kebutuhan duniawinya.

Pada penanggalan hijriah yang berbasis bulan, terdapat hari-hari baik dan hari-hari naas. Sebenarnya, hari-hari baik adalah hari yang secara kosmik, sangat pas bagi manusia untuk mencari urusan duniawinya. Sementara yang dimaksud hari-hari naas, adalah hari dimana kondisi alam sedemikian rupa sehingga mudah bagi manusia untuk kehilangan keseimbangan jiwanya. Pada gilirannya gampang mendapat kecelakaan. Kita sebut itu sebagai hari naas. Padahal sebenarnya, hari naas itu adalah hari dimana membutuhkan ingatan pada Tuhan yang lebih banyak. Dan disisi lain, butuh lebih banyak bersedekah dibanding hari lain untuk menciptakan keseimbangan kosmik.

Hari Baik dan Hari Naas
Pernah suatu hari, beberapa teman yang berprofesi petani berdebat. Ada yang ingin menanam padi besoknya dengan alasan bahwa semua hari itu baik. Ada juga yang masih menunggu beberapa hari kedepan dengan alasan menunggu hari baik. Mereka menghubungi saya untuk membantu menetapkan waktu tanam padinya. Tentu ini bukan hal mudah bagi saya yang bukan petani. Hari itu saya cuma menjawab bahwa keduanya benar. Semua hari itu baik (dalam artian pada sisi penciptaan/esoteris) dan ada hari hari tertentu yang lebih baik (dalam artian pada sisi kemanusiaan).
Lontara berisi waktu baik dan naas dalam sebulan

Salah seorang dari mereka menggunakan sistem 5 hari seminggu (bukan 7 hari). Sistem ini disebut Pasa lima-lima. Anehnya, sistem mingguan seperti ini banyak dilakukan masyarakat sebelum hari pasar ditetapkan dinas pasar. Kejadian itu menjadi awal bagi saya untuk mengetahui rahasia waktu.

Bagi orang-orang tertentu yang pengetahuannya melampaui rahasia kosmis, tentu sangat paham pengaruh semesta (dalam hal ini bulan) terhadap bumi dan isinya. Jadi, hal yang wajar saja jika seorang menyusun jadwal hari-hari baik dan hari-hari naas.
Lontara berisi waktu baik dan naas tiap hari dalam sepekan
Tema berkait : Waktu mendirikan rumah menurut lontara bola

Dilema Manusia Modern
Bagi orang-orang dulu, mengikuti jadwal hari baik dan naas dalam kehidupannya bukan hal sulit. Sebab segala macam keterbatasan masa lalu menyebabkan mobilitasnya rendah. Sedangkan kita manusia modern, berada dizaman yang serba cepat. Bagi pegawai/karyawan/siswa yang kalendernya berbasis solar (masehi), tidak mengindahkan lagi kaidah hari baik dan hari naas. Sehingga mobilitas manusia modern membuatnya lebih fokus pada rutinitas ketimbang menciptakan keseimbangan kosmis.

Bagaimana jika, ada rutinitas yang mesti dilakukan sementara bertepatan dengan hari naas? Ia tidak perlu meninggalkan rutinitasnya demi menghindari hari naas. Ia juga tidak boleh gegabah dan mengasumsikan semua hari itu baik (tanpa ada hari naas). Manusia hanya perlu mengingat Tuhan, bersalawat dan atau bersedekah lebih banyak di hari itu.

Angkatan Pertama LK II HMI Cabang Makassar Timur (2000) - Sekedar Romantisme

Sekedar Romantisme semasa mengikuti LK II

Setelah menyelesaikan makalah, dengan referensi minimal 20 buku (kalau bukan 50 buku), minimal 20 lembar (diluar sampul, kata pengantar dan daftar pustaka), dengan harap-harap cemas membawa rekomendasi dan makalah ke panitia. Bersiap menjadi peserta LK II angkatan pertama HMI Cabang Makassar Timur tahun 2000.

Selanjutnya menunggu giliran di screening oleh kanda SC. Dulu, kadang ketika para senior berdiskusi dan yunior mendekat, sang senior akan berkata, "Sudah LK II?, kalau belum, sana bicara sama tembok". Screening, waktu untuk membuktikan bahwa sang yunior sudah layak untuk berdiskusi dengan senior. Itupun kalau mampu.

Beberapa pos SC harus dilewati, sesuai tema screening. 1)NDP, 2)Ke-HMI-an, 3)Keislaman, 4)Keorganisasian. 5)Keilmuan, 6)Kemahasiswaan. 7)Makalah. Satu peserta melawan dua SC. Itu pengalaman saya saat di screening kanda Yusran dan kanda Ibrahim. Saya disuruh memaparkan isi makalah saya. Di podium, layaknya seorang pejabat yang berpidato, saya paparkan argumentasi penguat pada makalah saya. Tentu saya harus kerja keras mengendalikan adrenalin agar tetap tenang meski argumentasi saya dibantai habis-habisan. Dan saya masih ingat, bang Yusran menyuruh saya menguatkan pisau analisis, sejak screening hingga dalam forum.

Saya masih ingat, kak Adi yang mengscreening pada dimensi keilmuan, mengusir calon peserta karena kerangka berpikirnya bermasalah. Soalnya, Kak Adi bertanya tentang filsafat ilmu, si calon peserta (tidak perlu disebut asal cabangnya, nanti jadi isu SARA), malah si calon peserta menjawab tergantung apa yang ia pikirkan. Sampai ke baca-baca warisan neneknya.

Alhamdulillah, saya lulus Screening pada peringkat kedua dari sekitar 60an peserta. Bersama Ugi' (sugiatno migano, tetangga kamar di ramsis, FH 99), Enre (Sospol 97), Ali Said, Hasbullah Khatib (Sospol 98), Mahyuddin (FH 98) dll, kami memasuki ruangan dengan percaya diri. LK II bintang-bintang, begitu narsisnya kami dulu. Berdasar cara berpikirnya, ada yang sangat filosofis, sangat sosiologis, sangat sosialis, sangat islami dan suka mengerjai temannya. Setiap menjelang materi masuk, (kecuali pemateri tertentu), kami rapat untuk memblejeti pemateri yang masuk nantinya. Walhasil, seorang professor berhasil dibuat ngambek sampai tidak bersedia menerima cenderamata dari panitia. Langsung pergi begitu saja bagai pesawat tempur.
Setelah materi selesai, terdengar bunyi mesin ketik saat malam hingga subuh. Dipaksa berpikir keras, cepat dan tepat. Sebab besok pagi-pagi, resume materi dikumpul. . Saat peserta LK II menenteng mesin ketik dan puluhan buku saat mengikuti LK II. Peserta LK II dilatih untuk rajin membaca, mampu menganalisa, mampu menulis dan patuh pada senior.Ya itulah suasana LK II tempo dulu. Pagi, resume materi sebelumnya dikumpul. Terus tunggu pemateri. Di sela materi yang masuk, diadakan Persentase makalah dan FGD. Setelah itu, malamnya kembali mengetik mengerjakan resume, sekitar 2-5 lembar spasi 2 kertas kwarto.

Beberapa SC yang masih saya ingat, Kak Zul sebagai Koster (tak disangka, ternyata saya sempat 2 kali menjadi koster), Kak Andri, Kak Yus (sospol), Kak Ibe Perikanan, Kak Ollong (Abdul Syukur Ahmad, Kehutanan 96), Kak Nila FKM, kak Adi (Perikanan), kak Hambali (Perikanan) dengan rekoder andalannya, dan tentu saja sang maestro.....pereda segala macam kerusuhan dan kekacauan, bang Agus Amri yang teramat tampan. Sekarang, Bang Agus teramat rajin mengampanyekan mencuci di malam minggu sebagai sebuah keniscayaan sejarah kaum proletar :)

Alhamdulillah kami semua lolos, meski bukan sebagai yang terbaik (karena banyak yang lebih hebat). Pengalaman LK II angkatan pertama di HMI Makassar Timur adalah sesuatu yang luar biasa bagi saya. Setelahnya, tiada malam tanpa membaca dan berdiskusi. Otak ini terasa gatal kalau tidak berpikir. Lama baru saya sadari, bahwa keikhlasan kakanda-kakandaku di HMI Maktim telah banyak merubah saya pada hal-hal yang positif, seperti lebih banyak membaca dan menulis.

Namun, satu hal yang saya amat sayangkan. Hingga hari ini, Lembar Kader kami belum pernah diterima. Kalau tidak salah ingat, seumur hidup nanti saat menjadi koster LK II Cabang Balikpapan tahun 2004 baru saya melihat Lembar Kader peserta. Lembar Kader yang saya tanda tangani, meski saya sendiri tidak pernah memiliki Lembar Kaderku. Ironi memang. Dan yang lebih parah lagi, saat itu belum ada kamera digital. Sehingga tidak ada dokumentasi untuk menggambarkan ekspresi peserta LK II Bintang-Bintang :)

Bersama peserta LK II 






Bedah Lirik #4 - SATU - DEWA


SATU 
DEWA

Aku ini adalah dirimu
Cinta ini adalah cintamu
Aku ini adalah dirimu
Jiwa ini adalah jiwamu
Rindu ini adalah rindumu
Darah ini adalah darahmu

Tak ada yang lain selain dirimu yang selalu kupuja
Ku sebut namamu disetiap hembusan nafasku
Kusebut namamu, kusebut namamu

Dengan tanganmu aku menyentuh
Dengan kakimu aku berjalan
Dengan matamu aku memandang
Dengan telingamu aku mendengar
Dengan lidahmu aku bicara
Dengan hatimu aku merasa

Album : Laskar Cinta (2004)



Sedikit Tentang Dewa 19
Tak banyak band dalam blantika musik Indonesia yang kreatif dalam berkarya.  Grup band DEWA termasuk salah satu dari sedikit band tersebut. Band yang dimotori oleh Ahmad Dhani yang lahir tahun 1992, tak melulu bicara cinta muda mudi layaknya band pasaran di Indonesia. Tapi dalam berkarya, DEWA tak segan mengadopsi karya bermutu dari luar. Sempat jatuh bangun akibat pola hidup anggotanya, seperti ketika Ari Lasso yang dikeluarkan karena kecanduan narkoba. Once Mekel masuk di formasi DEWA. Demikian pula dengan drummer Tyo Nugros.

Di album PANDAWA LIMA (2000), nampak pengaruh Khalil Gibran pada lirik lagu “SAYAP-SAYAP PATAH”. Akhirnya di tahun 2004, DEWA merilis album “LASKAR CINTA”. Meski umumnya berisi lagu cinta muda-mudi, namun menyisipkan lagu berbau sufistik, yaitu SATU.  Sepertinya, Ahmad Dhani sang motor DEWA tergoda untuk meminjam syair-syair sufi Jalaluddin Rumi.

Selanjutnya, album REPUBLIK CINTA berisi beberapa lagu. Seperti “Laskar Cinta Capter I, II” yang berisi kritik terhadap ormas agama yang beraliran keras.  Bahkan dilagu tersebut terdapat lirik yang mengutip salah satu ayat dikitab suci “wahai jiwa-jiwa yang tenang”. Lagu “Lelaki Pencemburu” mengingatkan kita pada band QUEEN. Terutama efek gitar Andra dan tempo yang dipandu gebukan drum pada lagu tersebut. Terlebih ketika mendaur lagu QUEEN yaitu “I WANT TO BREAK FREE”.

Muatan Lirik Lagu “SATU”

Pada bagian pertama, menekankan kepasrahan, ketundukan, dan totalitas sang penyanyi terhadap person “orang kedua tunggal” yang direpresentasikan dengan kata MU. Totalitas itu direpresentasikan dengan kata “aku, cinta, jiwa, rindu, darah” yang semuanya milik “MU” sebagai orang kedua tunggal.
Berbagai tafsir dapat muncul dengan kata MU. Pertama, dapat ditafsirkan sebagai kekasih hati dimana lirik ini merupakan kalimat gombal habis-habisan kepada sang kekasih. Kedua, MU (alias KAMU) dapat ditafsirkan sebagai TUHAN. Pada tafsir ini, klop dengan syair-syair sufistik. Ketiga, Lucifer sang putra Iblis. Terlepas dari kemungkinan tafsir pertama dan ketiga, saya memilih untuk membedah tafsir kedua. Yaitu teks lirik ini merupakan syair cinta sufistik dari pecinta pada Tuhannya.  Mengikut tafsir kedua tadi, kalimat pertama diawal lirik “aku ini adalah diriMU” mengingatkan kita pada konsep Wahdatul Wujd dimana eksistensi hamba ditiadakan dan yang ada hanyalah eksistensi Sang Maha Ada, yaitu Tuhan itu sendiri. Sehingga segala sesuatu yang ada adalah milik yang Maha Ada itu sendiri, yaitu Tuhan.

Pada bagian kedua, merupakan refrain. Lirik yang digunakan Tak ada yang lain selain dirimu yang selalu kupuja. Puja dalam bahasa arab disebut Hamd. Kalimat tersebut selaras maknanya Segala puji pada Allah Tuhan semesta alam atau AL-HAMD ULILLAHIRABBIL ‘ALAMIN. Kemudian dilanjutkan dengan kalimat “Ku sebut namaMu disetiap hembusan nafasku”. Dalam tradisi sufistik, nafas merupakan dzikir. Arti dzikir sendiri adalah mengingat dengan menyebut nama. Bernafas, dalam tradisi sufistik adalah berdzikir menyebut kata “HUWA-HU” yang berarti DIA. Sehingga, sebenarnya setiap nafas kita menyebut kata DIA. Akhir reff, mengulang kalimat Kusebut namamu untuk mempertegas dzikir tersebut.

Sementara  pada bagian ketiga, kembali ke literatur Wahdatul Wujd. Bahwa orang yang mampu mencapai maqam spiritual tertentu, yaitu mereka yang telah mentalak tiga dunia, adalah orang yang telah “mati”. Dalam artian, ego pribadinya telah mati dan tergantikan oleh ego Ilahiyah. Sehingga apapun perbuatan dan kehendaknya adalah perbuatan dan kehendak Ilahi. Dengan demikian, orang seperti itu berjalan dengan “kaki Tuhan”, menyentuh dengan “tangan Tuhan”, mendengar dan melihat dengan “telinga dan mata Tuhan”. Orang seperti itulah yang “tak berkata-kata kecuali wahyu yang diwahyukan”. Direpresentasikan dalam kalimat “Dengan lidahMU aku bicara”.



Lagu SATU ini jika didengar dan ditafsirkan dengan pendekatan sufistik, akan sangat menyentuh dan dalam artinya. Meski bisa jadi sekelompok pemahaman tertentu dalam agama menganggap gagasan Wahdatul Wujud itu sesat. Tentu bukan kapasitas kami untuk menilai itu. Akan tetapi jika kita mencermati video klip lagu ini, justru menemukan hal yang sangat berbeda. Yaitu banyaknya simbol-simbol iluminati yang justru sangat berseberangan dengan wacana sufistik. Menutup pembahasan lirik lagu ini, selamat menikmati tercampurnya kebenaran dan kebatilan (arm)


Bedah Lirik #3 - Imagine - John Lennon

IMAGINE
JOHN LENNON


Imagine there's no Heaven 
It's easy if you try 
No hell below us 
Above us only sky 
Imagine all the people 
Living for today 

Bayangkan tak ada surga
Mudah jika anda mencoba
(dan) Tak ada neraka dibawah kita
Diatas kita hanya ada langit
Bayangkan semua orang
Hidup hari ini

Imagine there's no countries 
It isn't hard to do 
Nothing to kill or die for 
And no religion too 
Imagine all the people 
Living life in peace 

Bayangkan tak ada negara
Tak sulit jika dilakukan
Tak ada yang membunuh atau terbunuh
Bayangkan semua orang
Hidup dalam kedamaian

You may say that I'm a dreamer
But I'm not the only one 
I hope someday you'll join us 
And the world will be live as one 


Anda bisa katakan saya  pemimpi
Namun, saya tak sendiri
Saya harap suatu hari anda akan bergabung dengan kami
Dan dunia akan menjadi satu

Imagine no possessions 
I wonder if you can
No need for greed or hunger 
A brotherhood of man 
Imagine all the people 
Sharing all the world 

Bayangkan tak ada harta
Saya bertanya jika anda mampu
Tak perlu ada keserakahan dan kelaparan
(hanya) sebuah persaudaraan semua manusia
Berbagi semua (isi) dunia


You may say that I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will live as one


Anda bisa katakan saya pemimpi
Tapi saya tak sendiri
Saya harap suatu hari anda akan bergabung dengan kami
Dan dunia akan menjadi satu

=============================




Sedikit Tentang John Lennon
John Lennon, bukan sekedar penyanyi dan pencipta lagu, tapi juga seorang yang punya visi politik yang tajam. Bahkan ia tergolong anti agama dan anti negara. Saat bersama The Beatles, boleh jadi ia menjadi artis dan band terpopuler di zamannya. Penyanyi kelahiran Liverpool Inggris tahun 1940, sempat melewatkan masa kecilnya dipenghujung Perang Dunia II. Tumbuh besar di era perang dingin blok barat dan blok timur. Berikut campur tangan kedua blok tersebut pada perang didunia ketiga macam Korea.
John Lennon, merilis lagu Imagine tahun 1971 setelah keluar dari The Beatles. Lagu ini kemudian menjadi salah satu lagu kebesaran gerakan anti agama dan anti perang. Hal ini tidak terlepas dari tertuangnya visi politik John Lennon pada lagu ini. John Lennon meninggal ditembak fansnya (aneh kan?) tahun 1980, namun karyanya terutama IMAGINE tetap abadi bagi penikmat karyanya hingga hari ini.
Lagu ini bergenre pop, dengan instrumen minimalis. Kord patah-patah dari piano latar bersama gebukan drum sederhana. Selanjutnya, mari kita bedah liriknya

Bedah Lirik - Imagine

Bagian pertama, John Lennon (JL) mengajak kita untuk membayangkan jika seandainya tak ada surga dan neraka. Yang ada hanya manusia yang bertebaran dibumi dibawah langit. Jelas sekali sikap JL yang menentang istilah Heaven & Hell yang konsekwensinya juga menentang ajaran agama.

Bagian kedua, JL mengalihkan perhatian pendengarnya ke negara dan politik. Kemudian mempertegas kata Heaven & Hell dengan kata No relegion too. Mengikuti alur berpikir JL, jika tak ada negara dan agama, maka tak ada lagi orang yang membunuh dan terbunuh. Tentu negara dan agama tidak menganjurkan pembunuhan atas manusia, namun JL mempersepsikan bahwa alasan perang sehingga banyak orang terbunuh adalah pertikaian politik antar negara dan perselisihan antar umat beragama. Sehingga wajar, JL mengajak pendengarnya agar menghilangkan "countries & religion" dibenak mereka. Dengan demikian, manusia dapat hidup dalam damai

Bagian ketiga, chorus. JL memahami gagasannya terlalu revolusioner untuk diterima pendengarnya. Sehingga ia menulis lirik You may say i'm dreamer. Silakan mengatakan saya adalah pemimpi !!! Namun JL berusaha menyakinkan pendengarnya, bahwa banyak orang yang "bermimpi" (maksudnya tanpa negara dan tanpa agama) sepertinya. Lalu menutup dengan ajakan agar pendengarnya menyetujui gagasannya dan bergabung dengan dirinya.

Bagian keempat, JL mengalihkan perhatian pendengarnya dari negara dan agama, ke persoalan harta. JL menambahkan variabel ketiga sebagai penyebab pertengkaran manusia. Sehingga melengkapi variabel sebelumnya (negara-->politik) dan (agama) dengan (harta-->ekonomi). Pada bagian ini, JL mengajak untuk tidak membayangkan harta, agar tidak ada lagi orang yang menimbun harta (keserakahan) yang secara tersirat mengkritik kapitalisme. Dan juga agar tak ada lagi kelaparan, akibat tidak meratanya distribusi kekayaan alam. JL mencoba menawarkan konsep persaudaraan manusia (Brotherhood) dimana bumi (dan kekayaan alamnya) adalah milik bersama, tidak ada yang mengakumulasi dan tak ada yang termarginalkan. Gagasan ini sedikit berbau "Komunal modern ala Marxian" meski berseberangan dengan gagasan ala Lenin yang mengusulkan negara sosialisme. Mungkin gagasan-gagasan JL terlalu berbahaya untuk dibiarkan, sehingga boleh jadi disewa pembunuh bayaran (yang konon fans gilanya) untuk mengakhiri hidupnya.

Kesimpulan
Lirik lagu ini mengandung beberapa poin
1. Negara / Politik sebagai sumber pertikaian manusia sehingga perlu masyarakat dunia tanpa sekat negara untuk menciptakan perdamaian dunia
2. Perbedaan pendapat tentang Agama, sejak zaman dulu telah mencatat banyaknya darah anak manusia yang tumpah. Sehingga demi perdamaian dunia, agama mesti dihilangkan
3. Keserakahan manusia pada harta dan kekayaan alam menyebabkan sebagian manusia lain kekurangan, tepatnya kelaparan. Sehingga manusia harus disatukan dalam ikatan persaudaraan dimana dunia adalah milik bersama.
4. John Lennon menyadari gagasannya terlalu radikal, sehingga menyebut kemungkinan tuduhan "dreamer" tersemat padanya. Namun John Lennon mencoba membangun penguatan bahwa ia tidak sendiri, dan mengajak pendengarnya untuk mengikuti gagasannya, meski akhirnya fansnya sendiri yang mengakhiri hidupnya.

Terlepas dari semua itu, kembali pada pendengarnya bagaimana mengapresiasi dan memahami gagasan John Lennon. (arm)

Bedah Lirik #2 - When The Children Cry - White Lion

When The Children Cry
(White Lion)

Little child, dry your cryin’ eyes
How can I explain, the fear you feel inside?
‘Cause you were born, into this evil world
Where man is killin’ man, but no one knows just why
Anak kecil, kering air matamu
Bagaimana aku menjelaskan, ketakutan yang kau rasakan
Karena kau lahir, didunia setan ini
Dimana lelaki membunuh lelaki, tapi tak seorang pun tahu mengapa

What have we become ?
Just look what we have done
All that we destroyed,
you must build again.
Kita akan menjadi apa?
Lihatlah apa yang telah kita lakukan
Semua itu kita hancurkan
Kau harus bangun lagi

[Chorus]
When the children cry
let them know we tried
‘Cause when the the children sing
then the new world begins.
 Ketika anak-anak menangis
Biar mereka tahu kita mencoba
Karena ketika anak-anak menyanyi
 Maka dunia baru dimulai

Little child, you must show the way
To a better day, for all the young.
‘Cause you were born, for the world to see
That we all can live, with love and peace.
Anak kecil, kau harus memperlihatkan jalan
Pada hari yang lebih baik, pada semua pemuda
Karena kau lahir, pada dunia untuk melihat
Bahwa kita semua dapat hidup, dengan cinta dan damai 

No more presidents, 
and all the wars will end
One united world, under God.
Tak ada lagi presiden
Dan semua perang pun usai
Satu dunia bersatu, dibawah Tuhan



Lagu berjudul When The Children Cry dipopulerkan band rock White Lion ini dirilis tahun 1988. Bergenre Ballad Slow Rock, menggunakan instrumen minimalis. Diiringi akustik gitar, dengan latar efek gitar listrik dan dihantam dengan lengkingan melodi gitar yang syahdu setelah refrainnya.

Era tahun 1980an, diwarnai dengan banyak peperangan. Perang Inggris dan Argentina untuk merebut kepulauan Malvinas/Falkland (1982), Perang Iran-Irak (1980-1988) dan Perlawanan Mujahidin Afganistan melawan invasi Uni Sovyet (sebelum bubar 1989 karena politik Gorbachev, glasnost and perestroika). Besar kemungkinan, derita anak-anak korban perang menjadi inspirasi band rock White Lion menulis lagu ini.

Pada bagian pertama, White Lion (WL) menggambarkan tentang anak kecil yang telah kering air matanya, menunjukkan bahwa sedih yang teramat dalam hingga begitu banyak air mata yang harus diteteskan. Begitu dalamnya kesedihan sang anak, sehingga (WL) menyebut "How can i explain the fear you feel inside". Pemikiran kita akan tertuju pada anak yatim piatu yang orang tuanya tewas akibat peperangan, entah sipil atau militer. Anak yang tanpa orang tua tumbuh ditengah hingar bingar ledakan bom, letusan senapan, kehancuran bangunan, tentu hidup dalam ketakutan yang sangat dalam.
Bukan salah sang anak kecuali hanya lahir didunia yang beringas. Dunia dimana orang saling membunuh tanpa alasan yang jelas. Mengingatkan kita pada kata Homo Homini Lupus, makhluk yang saling memangsa.

Pada bagian kedua, (WL) memindahkan fokusnya dari sang anak yang ia gambarkan tadi, dan mengajak pendengarnya untuk merenung. Mari melihat perbuatan kita, maksudnya lihatlah hasil dari peperangan. Yaitu kehancuran, yang kemudian kita akan kembali membangun diatas puing-puing tersebut.

Pada bagian ketiga, masuk bagian Chorus. (WL) mengajak kita mendengar tangisan anak-anak korban perang. Lebih dari itu, (WL) mengajak untuk mencoba membangun DUNIA BARU dengan menggunakan spirit tangis dan nyanyian anak-anak korban perang.

Pada bagian keempat, (WL) seolah berbicara pada anak-anak korban perang, agar mampu eksist menciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua pemuda. (WL) memberi perspektif meski sang anak lahir di dunia beringas, namun sang anak seharusnya lahir untuk melihat dunia yang penuh cinta dan damai.

Pada bagian kelima, menjelaskan dunia baru yang dimaksud (WL) yaitu dunia yang tak adanya lagi pemimpin negara maka tak akan ada lagi perang. Seluruh dunia akan bersatu dibawah kepemimpinan Tuhan. 

Kesimpulan
Lagu balada ini yang mengutamakan sentuhan seni :
  1. Mengajak pendengarnya agar berempati pada anak-anak korban perang.
  2. Mengajak anak-anak korban perang dan pemuda membangun tatanan dunia baru yang penuh cinta dan damai
  3. Dunia baru yang dimaksud adalah dunia yang tak lagi disekat oleh negara, tak lagi disekat oleh orientasi politik dan ideologi negara, tidak lagi dipimpin presiden, namun dunia yang bersatu dibawah Tuhan.
 White Lion, mengemukakan visi humanismenya melalui lirik lagu ini. Sulit mendefinisikan ideologi White Lion. Satu sisi, konsep dunia satu tanpa negara, mengingatkan kita pada ideologi anarkisme. Disisi lain, satu dunia dibawah Tuhan mengingatkan kita pada ideologi Teosentrisme. Akhirnya, tergantung pada pendengarnya untuk menginterpretasi dan mengapresiasi karya seni dari White Lion. (arm)

Silakan membaca juga bedah lirik lagu yang lain

Bedah Lirik #1 - Seperti Matahari - Iwan Fals

SEPERTI MATAHARI

Keinginan adalah sumber penderitaan
Tempatnya didalam pikiran
Tujuan bukan utama
Yang utama adalah prosesnya

Kita hidup mencari bahagia
Harta dunia kendaraannya
Bahan bakarnya budi pekerti 
Itulah nasehat para nabi

Ingin bahagia, derita didapat
Karena "ingin", sumber derita
Harta dunia, jadi penggoda
Membuat miskin, jiwa kita

Ada benarnya nasehat orang-orang suci
"Memberi" itu tenangkan hati
Seperti matahari yang menyinari bumi



Iwan fals, legenda musik Indonesia. Tampil dengan beragam genre, mulai dari pop, rock, popdut, hingga country. Tak sekedar bernyanyi dan menghibur. Namun teks liriknya bercerita banyak hal. Mulai dari kisah cinta, kritik sosial, rekaman peristiwa, hingga pesan kebijaksanaan.
Lagu "Seperti Matahari" bergenre pop yang membawa pesan kebijaksanaan. Bercerita tentang pentingnya kebahagiaan dalam hidup saat hiruk pikuk dunia membawa jiwa terasing dari dirinya sendiri. 

Pada bagian pertama lirik lagu ini berbicara tentang keinginan. Secara tersirat, lagu ini hendak menyampaikan perbedaan kebutuhan dan keinginan. Kemudian proses perubahan keinginan menjadi kebutuhan sehingga manusia galau dengan berbagai keinginan yang seolah-olah kebutuhan. Disebutkan bahwa, "keinginan" tempatnya dalam pikiran. Ini berarti bahwa keinginan adalah produk dari berbagai argumentasi. Tentu bukan argumentasi yang lahir dari rasionalitas, tapi argumentasi yang membenarkan bahwa sesuatu yang tak perlu dijadikan sesuatu yang perlu.

Selanjutnya, lirik lagu ini mengajak pendengarnya untuk melihat perspektif lain dari keinginan tadi. Yaitu proses pencapaian tujuan. Bahwa dalam mencapai tujuan harus menekankan proses. Tak jarang ada kegagalan, namun lirik lagu ini menekankan pentingnya untuk menghargai proses. Sehingga pendengarnya tidak menjadi orang yang berpikir instan.

Lirik kedua lagu ini mencoba mengajak pendengar untuk meneropong tujuan sebenarnya dalam hidup, yaitu bahagia. Melimpahnya harta dunia bukan jaminan kebahagiaan, meski disisi lain, kemiskinan tentu adalah penderitaan. Sehingga disebut bahwa harta dunia tak lebih dari "kendaraan menuju bahagia" bukan "bahagia" itu sendiri. Menganalogikan kendaraan, tentu butuh bahan bakar. Disebutkan bahwa "budi pekerti" adalah bahan bakar. Dengan bijak, lirik ini mengajak pendengar untuk tidak meninggalkan fitrah kemanusiaan yaitu ahlak/pekerti dalam memperoleh harta dunia demi mencapai kebahagiaan. Bagian kedua ditutup dengan "nasehat para nabi". Nampaknya pengarang lirik ini mencoba untuk tidak terjebak pada satu agama tertentu, dan merendah bahwa gagasan tersebut bukanlah pendapatnya pribadi namun pesan dari tokoh spiritual.

Bagian ketiga lirik ini adalah refrain. Bahwa ternyata banyak orang yang mendapatkan derita jiwa meski mendapatkan harta yang melimpah. Disebabkan "keinginan" yang tak terbatas sehingga menyebabkan capaian harta selalu dirasa kurang, kurang dan kurang. Dengan demikian disebut sebagai "miskin jiwa". Secara lahiriah kelihatan kaya, namun secara batiniah miskin.

Pada bagian keempat lirik lagu ini, mengajak untuk berderma. Mensucikan harta dengan memberikan sebagai hak kita pada orang lain agar memperoleh kebahagian. Pengarang menganalogikan sikap kedermawanan seperti matahari. Selalu memberi tak mengharap imbalan, yang pemberiannya menjadi kehidupan bagi makhluk lain. Dengan demikian, kebahagiaan dapat tercapai. Demi aspek estetis, tidak diulang penggunaan kata "nabi", tapi menggunakan kata "orang suci".

Adapun pesan intrinsik dari teks lirik lagu ini adalah :
1. Hendaknya membatasi keinginan
2. Menghargai proses
3. Berorientasi pada kebahagiaan
4. Berwawasan sosial/tidak egois
Lagu ini, menarik untuk dinyanyikan. Sebab menggunakan gitar dengan kord sederhana (G - C - D - E Minor) tanpa kasak kusuk bass yang bertele-tele atau lengkingan melodi atau tabuhan drum yang memicu adrenalin. Cocok bagi mereka yang ingin merenungkan makna hidup sambil menikmati kord sederhana.
(arm)

Fenomena Tasya dan Memori Tentang Bersekolah

Menulis tentang anak, membuat saya mesti memutar memori tentang pengalaman masa kecil. Tentang bagaimana rasanya bersekolah. Kemudian sekaitan judul "fenomena tasya", saya mencoba untuk menghubungkan antara teks lagu "Libur telah Tiba" dengan pengalaman masa anak-anak.
Mungkin anda masih ingat lirik lagu "Libur Telah Tiba" yang dinyanyikan Tasya beberapa tahun lalu

Libur telah tiba,
libur telah tiba
Hore, Hore, Hore
Simpanlah tas dan bukumu
Lupakan keluh kesahmu 
Libur telah tiba,libur telah tiba
Hatiku gembira!

Tasya, sekarang menjadi gadis dewasa. Namun lagu ketika masih anak-anak bisa dikatakan sangat populer. Sehingga sangat mudah diingat bagi orang-orang dimasa itu. Mengapa lagu tersebut mudah diingat ? Setidaknya ada beberapa hal. Pertama, lirik dan nadanya sederhana. Kedua, liriknya sangat menyentuh kondisi anak sekolahan.
Lagu "LIBUR TELAH TIBA" memiliki lirik yang singkat, namun sangat bermakna. Bila kita mencoba menganalisa antara masa libur dan masa bersekolah maka hasilnya sebagai berikut :



Jika seorang anak berteriak Hore, Hore, Hore saat libur, itu berarti saat bersekolah ia tertekan. Ketertekanan disebabkan penggunaan tas (berisi berbagai peralatan) dan buku (berisi hal-hal yang dipaksa untuk dipelajari). Libur menjadi kemerdekaan dimana tas dan buku sudah layaknya disimpan.

Disini poin pentingnya, bahwa dalam proses belajar disekolah (penggunaan tas dan buku, istilah anak SDnya begitu) menyebabkan keluh dan kesah. Sehingga menyebabkan hati seorang anak sekolah (meski tidak dinyatakan secara langsung) bahwa hatinya berduka. Ini berarti bersekolah bukanlah hal yang menggembirakan.

Karnaval di hari libur, salah satu hal paling berkesan anak
Bersekolah juga bukan hal yang menyenangkan. Saat anak masih harus banyak bermain, rangkaian teori dan hal-hal tak penting dipaksakan kepada anak untuk dipelajari. dan ini menjadi tekanan. Yang menyebabkan anak terus bersekolah mungkin beberapa hal. Pertama, ketidak mampuan anak untuk melawan orang tua dan sistem dimana ia bersekolah. Kedua, Disekolah anak bertemu teman sebayanya. Ketiga, tidak ada kegiatan lain bisa dilakukan selain bersekolah. Apapun alasannya, tidak menyebabkan anak bersekolah karena "ingin berbakti pada bangsa dan negara", sebuah alasan klise yang dilestarikan hingga saat ini.
Kita bisa memutar memori kita tentang pelajaran disekolah yang paling menyenangkan. Saya yakin sangat sedikit yang suka pelajaran Matematika. Pelajaran yang dianggap standarisasi kecerdasan murid kala itu (entah saat ini). Pelajaran paling menyenangkan adalah "Olah raga/Pendidikan Jasmani" dan mata pelajaran "Pendidikan Kesejahteraan Keluarga" dan "Kesenian", mengapa ?

Mata pelajaran Olah Raga/Penjas, lebih banyak praktek daripada teorinya. Praktek belajar diluar kelas memberikan sensasi dan suasana belajar yang menyenangkan. Bandingkan dengan memaksa diri berhitung angka-angka imajiner diruang sempit yang membosankan.

Mata Pelajaran PKK dan Kesenian juga turut menyenangkan. PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) memberi ruang bagi anak-anak berimprovisasi (tentu dengan bimbingan guru) untuk mempraktekkan hal-hal yang sering mereka lihat, misalnya masak-memasak. Bandingkan mata pelajaran lain yang memaksa anak murid untuk menghapal rangkaian teori dan teks panjang. Sedangkan kesenian, menyalurkan bakat seni anak yang suka menyanyi dan ekspresi anak dalam menggambar.Saya yakin, Tasya akan bersedih jika libur datang, jika hobi menyanyinya tidak tersalur saat hari libur.

Saat ini, di Playgroup, pendidikan semi formal pra-TK, sudah mengajarkan Bahasa Inggris. Sementara Bahasa Daerah, hanya dipelajari hingga SMP saja. Itupun menjadi prioritas mata pelajaran yang akan dihapus, demi mengakomodasi mata pelajaran lain yang dipaksakan kepentingan tertentu. Parahnya, ada sekolah yang mengajarkan Bahasa Inggris sebagai kurikulum muatan lokalnya (padahal sudah ada pelajaran bahasa Inggris yang paten). Hasilnya kedepan tentu bisa diprediksi. Punahnya bahasa daerah beberapa puluh tahun kedepan.

Sampai titik ini, saya ingin mengatakan bahwa bersekolah sekali lagi bukan hal yang menyenangkan. Namun merupakan keterpaksaan karena mengalami tekanan jika tidak bersekolah. Beberapa orang yang sempat saya wawancarai didaerah yang gratis pendidikan dan dana BOS melimpah mengatakan bahwa, ada anak yang dianggap miskin, telah dijamin hingga ke bajunya. Sehingga seharusnya tidak ada lagi alasan untuk tidak bersekolah. Namun, sang anak memilih untuk berhenti bersekolah. Selain bahwa bersekolah dianggap tidak menghasilkan uang, juga bersekolah tentu bukan hal yang menyenangkan.

Karena bersekolah bukan hal yang menyenangkan, maka belajar menjadi sebuah tekanan. Wajar Tasya mengatakan "Simpanlah tas dan bukumu" pada teks lagu diatas. Tekanan tersebut membuat anak belajar hanya ketika dikelas (itupun sering bermain dan mengganggu teman sehingga suka duduk dibelakang menjadi orang terkebelakang), dan saat menjelang ujian. Hasilnya bisa diprediksi, pemilihan tempat duduk yang ideal (dibelakang) supaya bisa nyontek dan pakai pelampung.

Sementara, para pakar pendidikan kita masih sibuk berbicara tentang kurikulum, para peserta didik asyik dengan nyontek dan pelampungnya. Sepertinya ada yang dilupa oleh pakar pendidikan yang masih berdebat tentang kurikulum. Yaitu kegembiraan anak saat libur.
Libur telah tiba, Libur telah tiba, Hati ku Gembira.

MALLIBU ITTELLO : Konsep Persatuan bagi Orang Bugis

Tiap individu terlahir dan berkembang dengan keunikannya. Sehingga tidak ada satupun individu yang identik dengan individu lain. Individu selalu khas dibanding individu lain. Ketika individu ini berkumpul membentuk komunitas, maka keragaman dan keunikan itu membentuk sinergitas tersendiri. Komunitas akhirnya menciptakan keunikannya sendiri, berdasar keunikan individu pada ruang dan waktu yang bersangkutan.

Di zaman dahulu, orang Bugis memiliki sejarah yang dinamis. Pernah mengalami kondisi stabil, dinamika politik, peperangan hingga model resolusi pasca konflik. Sehingga, tidak jarang kita temukan dalam naskah attoriolong = kitab sejarah bugis, terselip pesan-pesan filosofis-politis. Atau pesan bijaksana dalam tata kelola negara dan masyarakat. Begitupula pada tradisi tutur masyarakat, terkadang kita temukan idiom yang berkaitan dengan hubungan sosial.
Logo SEMPUGI yang berbentuk bulat telur

Kembali pada relasi sosial orang Bugis dimasa lalu, pemahaman akan dialektika gagasan dan pentingnya persatuan direpresentasikan pada idiom Mallibu Ittello =  yang secara harfiah bermakna, bulat bagai telur.

Ketika orang Bugis dimasa lalu melakukan musyawarah, tentu ada silang pendapat. Musyawarah itu disebut Tudang Sipulung = duduk bersama. Ada juga yang menyebut Assipetangngareng = saling berbagi pendapat. Setelah didapatkan kesimpulan, itulah hasil mufakat yang disepakati. Tentu, ada pihak yang tidak 100% setuju. Namun, kesepakatan yang diambil, harus dijalani bersama. Seperti kita ketahui bersama, bahwa bentuk bulat pada telur tidaklah simetris, namun agak oval atau lonjong. Inilah maksud dari Mallibu Ittello. Bahwa komunitas tersebut, bersatu pada satu kesepakatan meski semua individu tidak sama persis pemikirannya. Hal ini menyiratkan pentingnya mendahulukan persatuan untuk kepentingan bersama daripada egoisme individu. Meski disaat bersamaan juga mengakui kekhasan dan keunikan individu.


Jika kedua tangan kita dirapatkan, masing-masing jari bersilangan, dan telur ditengah, maka sekuat apapun dorongan tapak tangan kanan dan kiri tidaklah dapat memecahkan telur. Hal ini menyimbolkan kekuatan telur tersebut. Telur, disimbolkan sebagai awal kehidupan sehingga merepresentasikan makna hasil permufakatan sebagai awal dari implementasi kedepan yang akan dijalankan.

Mallibu Ittello sebagai sebuah konsep, merupakan titik pertemuan antara jiwa demokrasi yang mengakui hak berpendapat disatu sisi, dan kolektivitas disisi lain. Kekuatan yang lahir dari persatuan disatu sisi, dan keragaman disisi lain. Antara kebersamaan dalam mengeluarkan pendapat di satu sisi, dan implementasi kesepakatan di sisi lain. Mallibu Ittello merupakan sebuah capaian prestasi sosial orang Bugis dimasa lalu, yang kini semakin terlupakan (arm)