Showing posts with label Tips. Show all posts
Showing posts with label Tips. Show all posts

Cara Mengetik Menggunakan Font Lontara di Word

Sebelum memulai mengetik menggunakan Font Lontara, terlebih dulu pastikan untuk mendownload font nya disini setelah itu, ekstrak dan simpan (install font) file nya di hard disk komputer anda di folder C: Windows/Font. File font biasanya bereksistensi ttf ( * . ttf )

Re-start aplikasi pengetikan anda (Word). Kemudian cek ketersediaan opsi font di aplikasi pengetikan anda





Demikian cara menggunakan font lontara di aplikasi pengetikan (Word). Semoga bermanfaat
.

The Last Angkuru Bissu

Terhampar Widang Sao kain putih panjang. 
Bagai titian suci yang menyambut sang mempelai. 
Dituntun dengan Lawolo lalu dimelewati berbagai prosesi, 
seperti Ri pattudduq umpa sikati dan Ri pallejjaq tana menroja. 
Sementara Bissu lain menari diiringi tabuhan Genrang Tellu
Ditutup dengan sebuah dialog antar bissu yang menjelaskan bahwa sang mempelai bukanlah keturunan I La Bulisa. 
(Cuplikan Prosesi Pangadereng Bissu)


Cucubanna, berisi beras bertih. Salah satu perlengkapan ritual Bissu.
Sebagai simbol penyambutan (dok. pribadi)

Sedikit Tentang Bissu (1)
Demikian gambaran singkat sebuah prosesi adat yang melibatkan Bissu. Mallawolo membimbing mempelai menuju pelaminan. Dalam dialog yang berbahasa Bissu pada prosesi tersebut. Ada tanya jawab yang berisi tentang siapa sang mempelai, apakah keturunan Batara Guru atau I Labulisa (2).

Lawolu, kain yang dipilin. Ujungnya masing-masing dipegang oleh Bissu dan Mempelai (dok.pribadi)
Memang Bissu sangat terkait dengan Ilagaligo (3). Mulai dari episode diisinya dunia dunia tengah (ale kawa) dari keturunan dewa (PatotoE) yaitu Batara Guru yang ditemani oleh Bissu yang ditugaskan merawat pusakanya. Hingga We Tenriabeng. Saudara kembar La Maddukkelleng Opunna Ware Sawerigading, tokoh utama dalam epos Ilagaligo. Disebutkan, Sawerigading ingin menikahi saudara kembarnya, namun ditolak. Lalu ditawarkan sepupu mereka, We Cudai di negeri Cina. Lalu perjalanan melewati lautan dan perang laut pun dilakukan demi cinta. We Tenriabeng kemudian Mallajang. Naik ke Botinglangi atau kayangan. Di sana, ia menikah dengan La Remmang ri Langi. Kelak setelah pernikahannya, mereka berdua memberikan bantuan kesaktian pada Sawerigading saat kewalahan berperang.


Bissu juga disebutkan hadir di era awal berdirinya kerajaan Bone. Saat kondisi Sianre Bale (4) atau saling memangsa laksana ikan, sangat dibutuhkan kehadiran seorang pemimpin yang adil dan mampu menciptakan ketentraman. Maka nampaklah seseorang yang dianggap To Manurung. Orang itu adalah pengawal To Manurung, dan dia adalah seorang Bissu.

Dalam perjalanannya, Bissu dipercaya memimpin ritual, menjaga arajang atau regalia kerajaan, dan mengelola pesta pernikahan. Pada kondisi perang, Bissu menjadi pengawal Raja. Melindungi jiwa dan raga Raja beserta keluarganya. Peran Bissu begitu dominan hingga Islam diterima secara resmi di Sulawesi Selatan. Parewa Saraq (5) diberi peran dibidang keagamaan sedang Bissu dibidang adat istiadat. 

Tidak semua daerah di Sulawesi Selatan memiliki Bissu. Selain Luwu (dahulu) dan Bone, Bissu juga ada di Soppeng dan Segeri Kabupaten Pangkep. Termasuk juga Pammana. Sebuah kerajaan kecil di wilayah Wajo. Dulunya disebut sebagai kerajaan Cina. Tersebut seorang Angkuru Bissu ia dikenal dengan nama Hj. Jannah. Ia bersama komunitas Bissu masih eksis hingga hari ini.

Hj. Jannah, The Last Angkuru
Menurut pengakuannya, hanya dua daerah yang memiliki Angkuru. Yaitu Pammana Wajo dan Barru Ketika ditanya apa itu "Angkuru", beliau menjawab singkat : "Natinroi bissue". Yang berarti yang mengikuti para Bissu.(6). Sebuah istilah yang sederhana untuk menjelaskan pemimpin Bissu Pammana Wajo.


Hj. Jannah, Angkuru Bissu Wajo (Dok.pribadi)
Sebelum menjadi Angkuru, terlebih dahulu ia menjadi Angkuru Lolo. Semacam wakil dari Angkuru. Hal itu berlaku pada Angkuru sebelumnya. Ia menyebut beberapa Angkuru yang mendahuluinya antara lain Angkuru Melleq, Angkuru Sakka, Angkuru Labacondong, Angkuru Palesangi, Angkuru Sawwaleng, Angkuru Indo Ringgi. (7). Saat ini, Angkuru Lolo adalah Hj. Fera. Disebutkan bahwa Angkuru tidak pernah terputus sejak awal adanya Bissu. Sayang sekali tidak ada catatan yang menuliskan Angkuru pertama hingga terakhir.

Anggota Bissu dengan Panampa dikepalanya (dok.pribadi)
Dilantik menjadi Angkuru sekitar tahun 2008, ia terpilih secara aklamasi oleh para Bissu. Meski ada Bissu yang lebih senior. Selama menjadi Angkuru, Hj Jannah selalu merawat Gau-gaukeng. Baik perawatan secara fisik, maupun ritual secara berkala. Gau-gaukeng itu kebanyakan diperoleh dari Angkuru sebelumnya yaitu Angkuru Melleq. Menurutnya (8), Angkuru Melleq rutin merawat gau-gaukeng tersebut di malam Senin, malam Rabu dan malam Jumat. Meski sibuk, Hj. Jannah tetap merawat gau-gaukeng tersebut meski tidak serutin pendahulunya, Angkuru Melleq.

Sebagai Angkuru yang membawahi sekitar 30-an Bissu. Hj. Jannah berkewajiban membimbing anggotanya. Namun ia membatasi diri hanya sekadar mengingatkan dan menyampaikan saja. Bukan menekan, tambahnya. Angkuru Hj. Jannah sangat fasih membaca naskah Ilagaligo yang beraksara lontara. Sebuah kemampuan yang makin langka di Sulawesi Selatan. Dalam hal membimbing Bissu anggotanya, sampai saat ini baru satu orang yang mengikuti jejaknya dalam kefasihan membaca Lontara.

Kehidupan Sosial dan Ekonomi 
Perubahan struktur sosial politik dalam kurun satu abad terakhir, berdampak pada kehidupan para Bissu. Dulu mereka dijamin keberlangsungannya oleh pihak kerajaan. Setelah kerajaan bubar dan melebur ke Republik Indonesia, mereka dituntut bisa bertahan hidup dengan berbagai tekanan.

Mungkin para Bissu di Sulawesi Selatan adalah komunitas yang paling merasakan dampak dari peristiwa DI/TII. Betapa tidak, sistem kepercayaan yang cenderung sinkretis ditambah peran sebagai gender ke-5, menjadikan Bissu sebagai salah satu target Operasi Toba. Operasi yang dilancarkan DI/TII tahun 1955 untuk menegakkan Islam.

Tutur yang terwariskan adalah "Wettunna ikellu bissue". Ketika para Bissu dipaksa bercukur. Memang dahulu para Bissu memiliki rambut panjang menyerupai perempuan. Para Bissu dipaksa bercukur agar berambut pendek kembali menjadi lelaki.

Namun dengan berbagai keterbatasan, komunitas Bissu yang tersebar termasuk di Wajo ini masih bisa bertahan. Para Bissu berprinsip "deq nabotting nabbija" yang berarti tidak menikah tetapi berkembang biak. Seolah ingin menjelaskan bahwa para Bissu akan terus eksis sepanjang zaman.

Untuk bertahan hidup, para Bissu kadang bertani. Mereka hidup dengan bertanam palawija. Seperti jagung dan kacang-kacangan. Sesekali saat acara pengantin, jasa para Bissu dibutuhkan. Baik sebagai Indo Botting (9), Jennang (10), maupun sebagai pelengkap Pangadereng (11). Sementara, event budaya di daerah juga sering melibatkan para Bissu.

Angkuru Hj. Jannah dalam sebuah acara Mappadendang (dok.pribadi)
Belakangan ini, jasa Bissu makin dibutuhkan dalam acara pernikahan. Beberapa pejabat yang menikahkan putra-putri mereka, melibatkan peran Bissu. Testimoni dari tokoh besar beragam, namun semuanya positif. Tentu hal ini membanggakan para Bissu, terutama sang Angkuru.

Tidak disebutkan berapa nilai jasa yang ditetapkan Bissu saat tampil. Terkadang besar maupun kecil, tergantung kemampuan yang dibayarkan oleh pengguna jasa. Biasanya ia diberi uang jasa setelah selesai penampilan. Akan tetapi ada juga yang sampai sekarang masih ngutang.

Diperhatikan pemerintah dan tokoh adat, tidak berseberangan dengan pihak lain. Sudah cukup membahagiakan Angkuru Hj. Jannah dalam memimpin Bissu Pammana Wajo. Nampaknya sejauh ini, sang Angkuru puas dengan apa yang ada. Tidak banyak harapannya. Salah satunya, agar timing yang diatur panitia saat tampil tidak bersamaan dengan waktu shalat.

Gender Bissu Pammana di Ruang Sosial
Pelras menulis : "Orang Bugis menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam sistem kekerabatan bilateral mereka, di mana pihak ibu dan bapak memiliki peran setara guna menenutukan garis kekerabatan, sehingga mereka menganggap laki laki maupun perempuan mempunyai peran sejajar (walaupun berbeda) dalam kehidupan sosial.(12)

Di Sulawesi Selatan, khususnya orang Bugis. Perempuan ditempatkan pada posisi terhormat. Perempuan adalah Siriq (13) yang harus di jaga. Namun tidak berarti perempuan tidak mempunyai ruang sosial dan politik yang setara. Di beberapa kerajaan di Sulawesi Selatan di masa lalu, banyak Ratu yang memimpin. Bahkan tokoh pendiri kerajaan yang setengah mistis pun banyak yang perempuan.

Masih menurut Pelras, ia membagi 5 jenis gender di Sulawesi Selatan. Selain perempuan dan laki-laki, ada Calalai, Calabai dan Bissu. Calalai adalah perempuan yang berprilaku seperti laki-laki. Sebaliknya Calabai adalah laki laki yang berprilaku perempuan. Dari sini dapat dipahami bahwa Calabai berbeda dengan Bissu. 

Dalam hal pengorganisiran, komunitas Bissu di Wajo dipimpin oleh Angkuru Hj. Jannah. Sedang untuk Calabai atau waria punya lembaga sendiri yang dipimpin oleh Hj, Agung. Sesekali kedua lembaga ini saling mengundang. 

Ketika ditanyakan tentang bagaimana perlakuan masyarakat terhadap para Bissu, Hj Jannah menjelaskan bahwa selama ini tidak ada pelecehan maupun perlakuan yang kurang menyenangkan. Dibandingkan dengan Calabai atau Waria, Bissu diperlakukan lebih terhormat (14).

Sebagaimana Bissu lainnya. Terkadang mereka memiliki pasangan sementara. Seorang laki laki yang mereka jaga dan pelihara. Di istilahkan dengan To boto atau ane piara. Seorang Bissu yang memiliki ane piara bertanggung jawab memenuhi kebutuhan laki laki tersebut secara finansial. Hingga dinikahkan dengan perempuan. Ketika ditanyakan, bagaimana pendapat orang tua ane piara tentang "hubungan" dengan bissu. Sang Angkuru menyebut, justru orang tua senang karena si anak tidak kemana-mana lagi.

===<><><><>===

Catatan
(1) Didefinisikan secara umum sebagai pendeta agama Bugis kuno.
(2) I Labulisa, salah satu tokoh antagonis dalam ILaligo. Dikenal sebagai seorang pelayan yang haus kuasa yang mencuri simbol kebesaran Batara Guru demi menjadi raja.
(3) ILagaligo. Epos terpanjang didunia. Berisi tentang kosongnya dunia tengah (Ale Kawa) kemudian diisi oleh keturunan dewa dewa dari dunia atas (Botinglangi) dan dunia bawah (Uri liu). Dilanjutkan dengan cucu manusia pertama (La Tongelangi Batara Guru) yaitu Sawerigading berjuang untuk mendapatkan cinta We Cudai serta keturunan terakhirnya.
(4) Sianre Bale = saling memangsa laksana ikan, siapa kuat dia menang. Sebuah istilah dalam naskah Lontara untuk menyebut periode antara akhir Ilagaligo dan awal kedatangan Tomanurung pembentuk kerajaan Bugis akhir. Sebuah kondisi kacau tanpa pemimpin yang kuat
(5) Parewa Saraq = pejabat syariat. Terdiri dari Qadhi, Imam, Khatib, Bilal dan Doja. Berfungsi sebagai urusan keagamaan setelah kerajaan-kerajaan Bugis menerima Islam secara resmi sekitar awal abad ke-17
(6) Wawancara dengan Hj. Jannah, 7 Juli 2017
(7) Wawancara dengan Hj. Jannah, 7 Juli 2017
(8) Wawancara dengan Hj. Jannah, 7 Juli 2017
(9) Secara harfiah berarti ibunya pengantin. Orang yang bertanggung jawab mengurus calon mempelai.
(10) Secara harfiah berarti pemimpin bidang tertentu. Pada konteks ini adalah pemimpin yang mengurusi bidang konsumsi pesta pernikahan.
(11) Secara harfiah berarti aturan adat istiadat. Pada konteks ini adalah ritual adat yang melibatkan peran Bissu seperti yang dipaparkan diatas.
(12) Manusia Bugis, karya Christian Pelras (185:2006)
(13) Siriq berarti malu, harga diri, kehormatan, motivasi.
(14)Wawancara dengan Hj. Jannah, 7 Juli 2017

6 Alasan untuk berkebun

Selain bisa dilakukan oleh profesional, berkebun juga bisa dilakukan oleh orang kebanyakan. Berkebun diidentikkan sebagai pekerjaan petani. Padahal, untuk cara berkebun, sangat mudah didapatkan informasinya. Sehingga siapapun bisa melakukannya.

1. Menyalurkan hobi
Agar hidup lebih bahagia, ada baiknya menyalurkan hobi. Tentu hobi yang bermanfaat. Beberapa hobi tergolong mahal. Sebab peralatan dan perlengkapannya sulit ditemukan secara jamak. Sementara untuk berkebun, tidak mesti membeli peralatan mahal. Bahkan kita dapat menggunakan bahan bekas seperti bekas kaleng cat, ban bekas dan sebagainya.

Proses pembibitan Cabe sebelum dipindahkan di kebun

2. Memanfaatkan waktu senggangak
Kita bisa mengintrospeksi waktu yang digunakan dalam sehari. Boleh jadi kebanyakan habis untuk menatap layar smartphone atau layar televisi. Ada pula yang sibuk bermain yang kurang bermanfaat. Nah, dengan berkebun, kita bisa memanfaatkan waktu senggang secara positif. Berkebun, tidak menyita banyak waktu kita. Kecuali kalau kebun luas yang dikerja sendiri. :)

3. Memaksimalkan ruang dan lahan
Begitu banyak lahan kosong yang tak produktif. Boleh jadi itu tanah kapling, sawah tadah hujan, pekarangan dan sebagainya. Rasanya mubazir, membiarkan lahan begitu saja. Sementara, banyak negara yang sempit wilayahnya dengan populasi penduduk yang tinggi, kesulitan mencari lahan.
Lantas, bagaimana dengan kota yang padat dan sempit. Itu juga bukan alasan. Sebab, ruang sempit bisa dimaksimalkan untuk berkebun dengan teknik vertikultur.

4. Bernilai ekonomis
Pekerjaan paling menyenangkan adalah hobi yang menghasilkan. Begitu kata banyak orang. Bila dipikir, memang benar adanya. Bila bagi banyak orang, hobi hanya menguras dana, mengapa kita tidak berpikir sebaliknya. Hobi yang menghasilkan. Mereka yang gemar berkebun cabe misalnya, tentu tidak memasukkan lagi cabe dalam daftar belanjanya. Malah, mereka bisa menjual cabenya.

5. Ketahanan Pangan
Populasi penduduk dunia meningkat pesat dalam satu abad terakhir. Hal ini berarti konsumsi pangan juga semakin meningkat. Sementara kita menyaksikan ironi, negeri yang kaya nan subur masih mengimpor beberapa jenis pangan. Andai,  dari 10kk terdapat 1 orang yang menanam buah buahan. Tentu kita bisa memenuhi kebutuhan buah buahan, atau malah kita mampu mengekspor. Dan untuk itu, kita cuma perlu berkebun. Dengan memanfaatkan lahan kosong disekitar kita.

6. Menenangkan jiwa
Berurusan dengan tanaman di kebun. Selain menyenangkan, juga menenangkan jiwa. Sebab kita terkondisikan untuk teliti dalam merawat tanaman. Menikmati keindahan dan menuai hasilnya akan membahagiakan. Yah jelas membahagiakan daripada membaca hiruk pikuk informasi yang berseliweran. Bagi mereka yang agak religius, "berkebun" adalah media yang membantu kesadaran akan semesta, ciptaan, manusia dan tentunya, Tuhan yang Maha Mencipta.

Manfaat berorganisasi bagi Mahasiswa

Di kampus, biasanya ada dua jenis organisasi yang dapat dimasuki oleh mahasiswa. Pertama, organisasi intra kampus, seperti BEM, Himpunan dan UKM sebagainya. Kedua, organisasi ekstra kampus, seperti HMI, PMII, IMM, GMKI dan sebagainya.

Pada beberapa kasus, minat berorganisasi bagi mahasiswa nampaknya menurun. Banyak hal yang mempengaruhinya. Bisa jadi karena model pengelolaan organisasi yang kurang inovatif. Bisa jadi karena kurang mampu menfasilitasi anggotanya untuk berkembang. Atau, boleh jadi karena budaya hedonisme yang semakin mengemuka.

kegiatan pengkaderan salah satu organisasi


Namun terlepas dari hal tersebut, tidak masalah bila kita mengangkat manfaat berorganisasi bagi mahasiswa. Setidaknya menjadi motivasi agar gairah berorganisasi bagi mahasiswa kembali bersemi :)

1. Melatih kemampuan manajerial
Berorganisasi berarti berinteraksi dengan banyak orang dan banyak karakter. Dalam organisasi terdapat struktur dan tupoksi. Kemampuan manajerial tidak melulu dominasi pada jabatan puncak. Namun juga pada posisi yang lebih rendah. 
Kemampuan manajerial akan terasah dengan kerjasama berbagai karakter dengan tugas masing masing. Pada posisi puncak, seseorang harus belajar untuk bijak dan berempati pada bawahannya. Serta belajar untuk menggerakkan orang lain tanpa melukai perasaannya. Pada posisi bawah, seseorang harus berlatih bekerjasama dengan karakter lain.
Tidak selamanya seseorang berada pada posisi terendah. Ruang ruang karir dan promosi jabatan terbuka di organisasi mahasiswa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami peran tiap posisi. Tidak kemaruk posisi, tetapi tetap punya visi untuk pengembangan diri.

2. Melatih kemampuan verbal
Ketika mendengar pembicaraan orang lain, seringkali kita mendapati orang yang menyimak mengatakan, : "Sebenarnya begitu maksudku, cuma susah saya katakan". Pada kasus seperti itu, hampir dapat dipastikan bahwa yang menyimak tersebut adalah orang yang kurang berorganisasi. 
Dengan berorganisasi, seseorang akan terlatih berbicara di rapat atau forum lain. Dengan demikian, kemampuan verbal akan terasah dengan sendirinya.
Kemampuan ini sangat penting, bagaimana berkomunikasi secara verbal dengan menyusun diksi kalimat yang tepat sesuai konteks. Seseorang yang terlatih, akan sangat paham bagaimana berkomunikasi secara verbal kepada orang awam, politisi, akademisi dan sebagainya.
Sebagai contoh, bila seseorang hendak menggerakkan orang lain. Yang satu telinganya cenderung peka. Maksudnya, bila hendak diperintah, harus sehalus mungkin. Yang lainnya mungkin telinganya tidak terlalu peka

3. Membangun jaringan
Masa mahasiswa adalah masa dimana kepribadian dan skill dibentuk. Selain itu, jaringan dikembangkan. Dengan menjadi pengurus organisasi, seseorang bisa lebih mudah berinteraksi dengan senior-seniornya yang telah sukses. Juga mudah berinteraksi dengan pemerintah, TNI-Polri, dan bahkan dari organisasi lain.
Pengurus organisasi berinteraksi dengan berbagai unsur tersebut pada berbagai momen, dan program kerja. Dari sini, pengurus bisa dikenal. Dan bila silaturahmi dirawat, maka kedepan menjadi modal besar dalam meraih cita-cita. 
Pada satu kondisi, bahkan ijazah hanya sekadar formalitas dalam mencari kerja, apabila di sebuah instansi adalah bagian dari jaringan yang pernah dirawat semasa mahasiswa.

4. Peluang dapat jodoh
Berorganisasi berarti bergaul dengan banyak orang. Bisa jadi dalam organisasi itu sendiri, bahkan diluar organisasi tersebut. Ini berarti, ruang ruang untuk mendapatkan jodoh terbuka lebar.
Jodoh ideal adalah yang memiliki kesamaan dalam arti cara pandang. Sehingga tidak sulit dalam membangun rumah tangga kelak.
Berorganisasi berarti melatih mental, skill dan kepribadian. Orang yang berorganisasi akan terlatih dengan sebuah cara pandang baru dalam melihat persoalan. Bila sebuah pasangan berasal dari latar organisasi, mereka cenderung memiliki cara mengelola rumah tangga yang lebih simpel dan lebih dapat saling memahami.

Demikian 4 manfaat berorganisasi bagi mahasiswa. Dengan banyaknya pilihan organisasi yang tersedia di kampus, maka tak sulit untuk menempa diri dengan berorganisasi.

Tips Membangun Warung Kopi

Akhir-akhir ini makin kesulitan memilih warung kopi di kota kecil tempat saya berdomisili. Setidaknya, sekitar 10-an warung kopi yang tersebar disudut dan tengah kota. Apalagi sebagian pengusaha warkop adalah orang yang sangat saya kenal. Bahkan seperti saudara saya.

Segelas kopi memberi seribu ide
Warkop yang tumbuh menjamur, menjadi ruang sosial baru diera ini. Mulai politik, hingga asmara dibicarakan disini. Hal ini dimungkinkan dari efek kopi yang membuat tubuh lebih segar, pemikiran lebih lancar dan situasi yang rileks.

Menjelang pemilu, warkop selalu ramai. Demikian pula pada even pertandingan sepakbola macam piala dunia. Atau yang paling ganas, motoGP. Hampir tiap warkop membincang persoalan Rossi Vs Marquez + Lorenzo + Pedrosa. Apalagi bila warkop tersebut menyelenggarakan acara nonton bareng. Tak jarang, warkop menjadi markas salah satu fans klub sepakbola.

Warkop, menjadi tempat anak ABG untuk rutinitas game mereka. Terlebih saat game COC sedang ramai ramainya. Warkop juga menjadi tempat kerja tugas mereka. Tentu pada titik ini, segmen pasar warkop berbeda. Ada yang khusus kalangan menengah keatas. Minum kopi sebagai gengsi. Ada juga kelas orang dewasa, yang tema pembicaraannya politik dan pembangunan. Ada juga kelas anak muda yang hobi nonton bareng, main game atau kerja tugas.

Bagaimana menghadapi persaingan tersebut, berikut ini :

1.) Racikan Kopi
Jangan menganggap enteng pendapat para Coffeholic. Mereka adalah pengunjung setia Warkop yang menghargai rasa dan racikan kopi. Oleh karena itu, mintalah kesediaan mereka menjadi tester. Setidaknya 5 orang Coffeholic sebagai responden untuk mengkritisi racikan kita.
Pastikan jenis kopinya, apakah arabika, robusta atau gabungan keduanya. Pastikan pula komposisi dan teknik memasaknya. Demikian pula takaran susunya jika kopi susu.

2.) Koneksi Internet
Bila segmen kita adalah ABG, koneksi internet adalah segalanya. Mungkin mereka kurang paham soal racikan kopi, tetapi mereka sangat paham lancar dan lalodnya sebuah koneksi. Untuk sekadar main fesbuk, dan browsing, mungkin tidak butuh jatah koneksi yang tinggi. Tetapi bagi gamer, setidaknya 500 Kbps keatas yang dapat membuat mereka betah.

3.) Pergaulan
Agama mengatakan, memperpanjang silaturahmi itu mengundang rezki. Itu memang benar. Bahwa jika pengusaha warkop kurang teman dan sahabatnya, maka ia hanya berharap dari "massa mengambang" untuk terdampar di warkopnya. Untung bila sang pengunjung jatuh cinta dengan racikannya. Bila tidak, kunjungan itu yang pertama dan terakhir.
Artinya, seorang pengusaha Warkop harus memiliki banyak kerabat, sahabat dan teman teman. Secara psikologi, pengunjung juga butuh kenyamanan dalam bentuk layanan dari pemilik warkop. Layanan itu dalam bentuk senyum dan sapa serta sedikit diskusi lepas. Bukankah orang ke warkop untuk mencari bahagia ? Bukan untuk menambah ketegangan setelah aktivitas keseharian

4.) Desain, Lokasi
Terakhir adalah desain dan lokasi. Desain warkop tentu semenarik mungkin. Indikator menarik disini adalah memberikan suasana bahagia. Bila suasana standar tembok dan tegel ditemui, tentu membosankan. Lalu mengapa tidak mengkreasikan dengan "suasana kayu" yang lebih alami ? Disudut ruangan, tak mengapa menempatkan bunga atau tanaman yang memberi suasana hidup dan segar.
Soal lokasi, tidak perlu dipusingkan. Sebab bila warkopnya telah memiliki brand, ia tidak lagi menjemput "massa mengambang" tetapi "massa fanatik" akan selalu hadir tanpa memperdulikan lokasinya. Namun yang penting diperhatikan disini adalah parkir. Sebab pengunjung pasti ingin kendaraannya aman. Pastikan manajemen parkirnya tertata dengan baik.

Pembekalan Saksi Pemilukada

Di beberapa daerah di lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia, tak lama lagi akan menyelenggarakan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada/Pilkada). Para peserta Pemilu, sedang sibuk sibuknya mempersiapkan saksi. Terkadang, saksi hanya diminta mencatat perolehan suara calonnya. Padahal, saksi memiliki hak dan tanggung jawab. Salah satu hak saksi yaitu mendapatkan salinan formulir model C dan C1 KWK yaitu berita acara dan sertifikat perolehan suara di TPS.
Selain pembekalan yang disiapkan oleh tim pemenang, saksi juga harus dibekali tentang regulasi yang berlaku di TPS. Dan yang paling penting adalah, pemahaman saksi tentang angka angka di formulir perolehan suara. 

Walaupun pada dasarnya mudah, namun terkadang tim pemenang lupa untuk mempersiapkan saksinya untuk memperhatikan angka angka tersebut. Berikut ini cara mudah untuk memeriksa formulir model C1 KWK


Pertama, perhatikan C1 KWK Plano yang terpasang didinding. Pastikan angka angkanya telah tepat. Rumusnya :

Perolehan suara A + Perolehan Suara B = Jumlah Suara Sah (C)

Jumlah Suara Sah (C) + Jumlah Suara tidak Sah (D) = E

Bila C1 KWK Plano sudah tepat, maka tinggal mencocokkan dengan model C1 KWK (sertifikat perolehan suara calon yang diterima oleh saksi).

Kedua, perhatikan model C1 KWK (sertifikat perolehan suara calon yang diterima saksi)


Pada lembar model C1 KWK ini ada 4 kolom. 1) Data Pemilih dan Pengguna Hak Pilih, 2) Data Penggunaan Surat Suara, 3) Jumlah Suara sah dan tidak sah, 4) Data pemilih disabilitas. Poin terakhir adalah perbedaan model C1 dengan sebelumnya.


Kembali ke formulir model C1 KWK. Pada kolom ketiga (Data Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah) langsung dipindahkan dari model C1 Plano antara lain C (Jumlah suara sah), D (Jumlah suara tidak sah) dan E (Jumlah surat suara sah dan tidak sah atau surat suara yang digunakan).

Ketiga, perhatikan kolom kedua (Data Penggunaan Surat Suara). Jumlah surat suara yang digunakan (E) sama dengan jumlah surat suara sah dan tidak sah (poin 4). Surat suara yang tidak digunakan (F = poin 3), jelas. Surat suara yang dikembalikan/keliru coblos (G = poin 2) juga jelas. Terakhir, jumlah total surat suara termasuk cadangan adalah hasil jumlah dari semua surat suara.

rumus :
  E + F + G = H

Keempat, perlu diingat bahwa, jumlah surat suara selalu lebih banyak dari jumlah pemilih yang terdaftar di DPT. Selalu ada cadangan 2,5% untuk mengantisipasi pemilih dari TPS lain atau keliru coblos. Sehingga bila pemilih lebih banyak dari jumlah surat suara kemungkinannya adalah terlalu banyak pemilih dari TPS lain atau pemilih pengguna KTP yang tidak terdaftar di DPT. Sehingga penting bagi saksi untuk memperhatikan tiap pemilih yang menggunakan hak pilih di TPS tempat bertugas.


disarikan dari PKPU 10 tahun 2015

Cara Mudah untuk Sukses

Dalam kehidupan, banyak tantangan yang dialami. Agar dapat sukses, kita harus mampu melewati tantangan yang ada. Untuk itu perlu perhitungan matang dan tindakan yang terukur. Pasti, bahwa tantangan akan selalu ada dalam kehidupan kita dan siap atau tidak, kita akan menghadapinya.

Untuk sukses, ada tiga faktor utama, antara lain ;

1. Kualitas Individu
Tiap manusia punya potensi. Potensi itu harus diasah agar makin meningkat. Potensi tersebut misalnya pengetahuan, skill, dan sikap. Seseorang yang pengetahuannya tidak meningkat, akan ketinggalan. Apalagi di era teknologi informasi ini.
Cara meningkatkannya adalah dengan memperbanyak membaca dan mendengar. Namun, sebelum itu, sebaiknya kita harus mampu memilah dan memilih informasi yang layak kita serap.
Apalah arti pengetahuan jika tidak punya skill. Era sekarang, banyak dibutuhkan orang yang mampu berbuat, bukan orang yang mampu berucap. Memiliki skill bagus bukan berarti menegasikan pengetahuan yang banyak. Sebab sedikit banyaknya pengetahuan akan mempengaruhi skill. Skill didapatkan melalui pengalaman.
Sikap, berkaitan dengan cara berinteraksi dan berkomunikasi. Jika seseorang memiliki pengetahuan yang bagus, skill hebat, namun kurang mampu berinteraksi dengan orang lain, maka ia akan terasing. Biar bagaimanapun, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, semestinya kita mampu bersikap pada berbagai karakter manusia.

2. Jaringan
Secara sederhana, jaringan berarti silaturahmi. Jaringan, adalah rantai silaturahmi dimana ada proses saling membantu. Ini konsekwesi dari kemanusiaan kita sebagai makhluk sosial. Sebagai bentuk silaturahmi, tentu jaringan yang dimaksud adalah jaringan yang mendukung jalan kesuksesan. Misalnya seorang pedagang. Ia harus mampu membangun jaringan bisnisnya. Mulai dari produsen, birokrat (sebagai pelaksana regulasi) hingga konsumen. 
Jaringan pada dasarnya, adalah media yang akan mengakui kepantasan, kelayakan dari kualitas kita. Pada gilirannya nanti, jaringan inilah yang akan membesarkan kualitas kita ke jaringannya yang lain. 
Dalam membangun jaringan, sangat dibutuhkan cara berinteraksi yang relevan. Membangun jejaring ke komunitas petani, tentu harus mampu berinteraksi dengan para petani. Jaringan akan semakin menguat bila pola interaksi dan komunikasi berkualitas. Kualitas interaksi dan komunikasi, tidak tergantung dalam lama, tapi pada "kesesuaian jiwa". Artinya, dalam membangun jaringan, yang perlu diperhatikan adalah aspek humanismenya. 
Bila seorang pedagang melihat manusia lain hanya semata mata dollar yang berjalan. Atau seorang politisi melihat manusia lain hanya semata mata suara yang berjalan. Maka pada saat itu, yang bersangkutan sedang membangun pola interaksi dan komunikasi yang buruk. Pada akhirnya, ia akan diasingkan oleh lingkungannya.
Intinya, memperlakukan manusia sebagaimana seharusnya manusia, adalah kunci untuk membangun jaringan yang kuat.

3. Jalan Kesuksesan
Jalan kesuksesan, terkadang dapat dirancang, kadang pula mengalir mengikuti jalan hidup. Yang dimaksud jalan kesuksesan disini, adalah jalan yang dirancang. Dirancang sejak kuliah misalnya. Seseorang yang kuliah di fakultas atau jurusan tertentu, ia akan dapat menduga masa depannya. Lalu merancang tahap tahap yang dilalui.
Jalan kesuksesan ini tentu panjang. Ia butuh waktu bertahun tahun. Sehingga yang dibutuhkan adalah konsistensi dijalan tersebut. Banyak pengusaha sukses memulai karirnya dari jualan asongan. Banyak politikus ulung memulai karirnya dengan disuruh suruh pasang baliho. Banyak akademisi sukses memulai karirnya dengan belajar yang baik dikampus lalu diangkat jadi asisten dosen.
Intinya, jalan kesuksesan ini baiknya dirancang dengan detail. Dilihat ujung pangkalnya. Menganalisa tantangan yang dihadapi tiap tahapan. Lalu memanfaatkan kualitas individu dan kekuatan jaringan untuk melewati tiap tantangan. Terakhir, konsisten melewati jalan kesuksesan tersebut.

4. Aman dari Intrik 
Tentu, ada orang sukses karena ia memiliki kualitas dan jaringan yang hebat. Tetapi terkadang orang sukses, bukan karena hebat. Bukan pula karena punya jaringan yang kuat. Ia hanya beruntung tidak dibuatkan "jebakan batman" oleh haters yang menghancurkan karirnya. Terkadang orang gagal, bukan karena kualitas individunya rendah. Bukan pula karena jaringannya lemah. Ia hanya sial, karena ditikam dari belakang oleh sahabat atau keluarganya sendiri.
Poin ketiga ini yang sulit. Sebab sulit menilai orang lain. Bisa jadi ia kelihatan kasar didepan kita, namun hatinya malaikat. Wajah srigala tapi hati lumba-lumba. Kurang lebih begitu. Bisa jadi juga kelihatan baik, suci bak malaikat. Namun malaikat maut. Sewaktu waktu siap mencabut nyawa kita sambil tersenyum. 
Penampakan religius, adalah jubah paling ideal untuk menutupi kemunafikan dan kebusukan hati haters. Saat sang haters merancang intrink untuk menghancurkan kesuksesan anda, ia gemar menunjukkan seolah oleh ia orang saleh. Rajin beribadah. Sehingga bagi orang awam, ia sama sekali bukan penjahat.
Untuk sukses, seseorang harus memahami jalan kesuksesan secara detail. Di tahap mana ia harus menunjukkan kualitasnya. Ditahap mana ia harus menggunakan kekuatan jaringannya. Di tahap mana kelemahan dan kekuatannya. Dan tentunya, ditahap mana, intrik para haters dapat membuat "jebakan batman" yang menghancurkan karirnya. Jika telah mampu membaca jalan kesuksesan sedetail itu, maka, seseorang yang hendak sukses telah siap membangun antisipasi terhadap serangan intrik para haters. Semoga sukses