Telusur Kaki Latimojong

Tags

Latimojong adalah salah satu gunung yang bersejarah di Sulawesi Selatan. Bersama gunung Bawakaraeng dan Lompobattang, Menelusuri kaki Latimojong melewati rute dari Sidrap, Enrekang (sisi selatan dan barat), Toraja, Toraja Utara, Kota Palopo, (sisi utara) dan Luwu (sisi timur).
Peta Perjalanan (Google Earth)

Berangkat dari Sengkang, menyusuri pesisir timur dan utara Danau Tempe. Danau yang mata airnya berhulu di Latimojong dan Bawakaraeng. Ini berarti perjalanan ke arah hulu sungai Kalosi. Perjalanan dari Sengkang menuju Pangkajene Sidenreng memakan waktu sekitar 1 jam dari sekitar 60km jarak tempuh. Dari Pangkajene menuju Rappang sekitar 10 km, dan Rappang adalah batas hamparan terakhir. Lepas Rappang, masuk kabupaten Enrekang. Dimulai di kecamatan Maiwa, Cendana hingga kota Enrekang, jalan berkelok mendominasi. Namun jalan sedikit bergelombang, sehingga pengendara mesti berhati-hati saat masuk tikungan. Di kecamatan Cendana, kita bisa melihat Sungai Saddang di sisi kiri jalan. Sungai yang bermuara di Pinrang, pesisir selat Makassar. Waktu tempuh dari kota Pangkajene Sidrap hingga kota Enrekang sekitar 1 jam.

Batas Kota Enrekang, Kabupaten Enrekang

Dari Kota Enrekang, perjalanan dilanjutkan menuju Bambapuang. Dibutuhkan waktu sekitar 30-45 menit pada kecepatan sedang untuk bisa sampai ke lokasi. Kita dapat menikmati udara sejuk khas pegunungan, kokohnya gunung kapur di sisi kiri, dan seksinya Buttu Kabobong di sisi kanan.
 Bambapuang - Buttu Kabobong
Rute Bambapuang - Alla Kabupaten Enrekang
Setelah melewati kecamatan Anggeraja dan Alla, kita memasuki Kabupaten Tana Toraja, tepatnya kecamatan Mengkendek. Dari perbatasan Enrekang-Tana Toraja menuju Makale, dibutuhkan waktu sekitar 1-2 jam. Karakter tikungannya lebih sulit daripada rute Camba, jalan yang sempit dan bergelombang membuat pengendara tidak bisa memaksimalkan kecepatan.
Perbatasan Enrekang - Tana Toraja

Makale - Ibukota Kabupaten Tana Toraja
Kita dapat melanjutkan perjalanan dari Makale, ibukota Tana Toraja menuju Rantepao ibukota Toraja Utara. Banyak tongkonan sepanjang perjalanan akan membuat pengendara berekreasi secara gratis. Karakter jalannya pun kurang lebih sama, yaitu bergelombang. Cuma tikungannya yang kurang. Tidak lama waktu yang dibutuhkan, sekitar 30 menit dalam keadaan sedang.
Rantepao - Toraja Utara
Dari Rantepao perjalanan dilanjutkan ke kota Palopo. Hingga 30 km pertama, jalan terus menanjak disertai tikungan tajam. Namun kita juga bisa melihat tongkonan dan kolam-kolam ikan sepanjang perjalanan. Setelah melewatinya, kita akan masuk hutan pinus. Sebelah kiri terdapat jurang yang sangat dalam. Melewati rute Rantepao - Palopo bisa dikatakan ngeri-ngeri sedap. Ngeri karena jurangnya yang dalam, dan jalan yang sempit. Sedapnya karena suasana hutan yang masih asri memberi kesan damai.

Berhubung rute Rantepao - Palopo adalah baru bagi saya, apalagi hujan dan gerimis membuat jalan licin (beberapa kali ban belakang slip), maka tidak ada alasan untuk memacu motor lebih cepat. Lupa bawa jas hujan membuat air hujan menembus pakaianku. Dingin membuat mengigil, ujung jari kram dan pandangan terganggu rintik hujan, Sesekali melirik kesebelah kiri, jurang yang dalam, membuat perjalanan terasa lama. Untungnya ada rider lain (honda tiger) dibelakang plat Palopo. Saya pikir tentu dia lebih mengenal jalur sehingga saya memberi kode agar dia didepan dan mengikutinya dibelakang.

Sekitar 60 km dari Rantepao menuju Palopo, diwarnai tikungan tajam dan jurang dalam, hingga sampai di Battang. Disini, bro rider sudah bisa sedikit santai hingga masuk kota Palopo.
Batas Kota Belopa Kabupaten Luwu

Perbatasan Kabupaten Luwu dan Wajo
Rute Palopo, Belopa, Larompong, Buriko, Siwa, Keera, TarumpakkaE, hingga Atapange relatif jalan lurus. Hanya sedikit menyisir pinggir bukit kecil yang membuat pengendara harus menikung. Jalan mulus tapi sesekali bergelombang. Dari Atapange hingga Sengkang, jalan mulus. Sangat mulus dan lebar. Sehingga perjalanan bisa dikatakan santai. Total perjalanan sekitar 400-500 km

1 komentar so far


EmoticonEmoticon