Agama, Kelam*n dan Kenikmatan (AKK)

Tags

Bagi orang awam, agama tak lebih dari sekedar kumpulan aturan. Outputnya adalah taat dapat surga, membangkang dapat neraka. Namun bagi pejalan ruhani, agama melampaui itu. Agama adalah jalan yang ia telusuri untuk mendapatkan cinta Tuhannya. Outputnya adalah kenikmatan. Bagi pejalan ruhani, surga baginya adalah kenikmatan terendah, meski orang awam menganggapnya kenikmatan tertinggi. Kenikmatan duniawi dalam literatur agama, adalah kenikmatan yang harus diminimalisir untuk memaksimalisir investasi kenikmatan akhirat.

Lain halnya dengan kelam*n. Kelam*n tak lebih organ biologis untuk reproduksi. Namun, kelam*n mampu memberikan kenikmatan tertinggi yang pernah ada didunia. Kelam*n, adalah perwujudan material dari salah satu hasrat terbesar manusia, yaitu s*ks. Kelam*n tidak mempersoalkan agama. Ia tunduk pada dua hal yang berlawanan. Pertama, tunduk pada idealitas personal, apakah dalam bingkai agama atau norma. Kedua, tunduk pada hasrat luas yang tak akan pernah terpuaskan. Sehingga orang beragamalah yang mempersoalkan (atau mendapat persoalan) dari urusan kenikmatan yang diperoleh kelam*n.

Penyatuan langit dan bumi
Dalam agama, kelam*n harus ditertibkan dan dilegalisasi melalui pernikahan. Begitu kuatnya dominasi dan hegemoni agama dalam proses penertiban itu, sehingga terbentuk masyarakat yang secara sosial mentabukan persoalan kela*in.

Masyarakat hedonistik, adalah masyarakat yang menjadikan kenikmatan sebagai orientasinya. Entah itu melalui makanan, gaya hidup, hingga urusan kela*in. Masyarakat hedonistik, umumnya kurang menganggap agama sebagai hal penting. Sebab, mereka tidak menemukan kenikmatan dalam beragama.

Banyak orang hedon, menukar agama mereka karena persoalan k*lamin. Agama bagi mereka mungkin tak lebih dari kelengkapan syarat administrasi pernikahan yang diatur negara. Namun kalimat itu mungkin dianggap terlalu kasar dan tabu. Sehingga secara halus disebut "demi pernikahan yang sah". Padahal kalau mau dipikir, ujung-ujung dari pernikahan adalah untuk memperoleh kenikmatan yang terlegalisir.





EmoticonEmoticon