5 Rahasia Keunggulan Badik dan Parewa Bessi Sulawesi

Tags

Dari asal namanya, Sulawesi, berkaitan dengan Besi. Di zaman kerajaan, Luwu telah mengekspor bijih besi keberbagai daerah di nusantara. Sulawesi memang kaya dengan besi. Sehingga sangat wajar bila di Sulawesi, lahir badik dan parewa bessi lainnya (senjata dari besi) yang berkualitas. Ada badik/parewa bessi yang tidak terdeteksi detektor metal, ada yang tidak bisa ditangkap petugas, ada yang mampu meredupkan dan memadamkan lampu, ada yang bila bertemu lawan langsung bergerak sendiri dan sebagainya. Keunggulan besi dari Sulawesi setidaknya karena beberapa hal berikut :

Badik Luwu, mantap dan nyaman digenggam
1. Material
Besi Sulawesi mengandung meteorit dan nikel. Sehingga tingkat kekerasannya tinggi dan mausso. Ekspor besi dizaman kerajaan telah membuktikan bahwa memang besi dari Sulawesi (Luwu) memiliki kualitas nomor satu.
Jenis besi Malela, dianggap sangat berbisa (mausso) karena materialnya. Namun tidak berarti jenis besi lain tidak mausso. Dalam tradisi tutur ditemukan bahwa besi yang mausso hanya perlu sedikit menggores untuk mampu membunuh lawannya. Untuk menambah kadar mausso sebuah badik atau besi, digunakan hati dan empedu kadal (buccili) dan katak (tuppang).

2. Proses Penempaan
Besi ditempa menjadi badik dan parewa bessi lainnya. Prosesnya tidak sembarang. Sang Pandai Besi (Panre Bessi) mesti tahu jenis senjata dan sissik yang sesuai dengan penggunanya. Setelah pemilihan material dan mengetahui jenis senjata yang akan dibuat, maka dipilih hari yang baik untuk memulai penempaan. Selama proses penempaan, kondisi jiwa panre besi sangat berpengaruh terhadap kualitas badik atau parewa bessi yang dihasilkan
Keris Lekuk dan Lurus Bugis (lamba dan sapukala) dengan gagang yang khas

3. Pemasangan Badik/Parewa Bessi pada Gagang (Pamussa')
Pemasangan bilah pada gagang disebut Pamussa' atau Panetta'. Bilah badik/parewa bessi lain yang sudah selesai ditempa akan dipasang digagang supaya prosesnya sempurna. Bilah tidak asal dipasang di gagang. Ada niat, doa dan gau tertentu sebelum dipasang.
4. Bentuk Fisiologis dan Suke'
Badik dan Parewa bessi mesti menyatu dengan penggunanya pada sebuah pertarungan. Oleh karena itu, desain gagang mesti cocok dengan bentuk dan ukuran tangan pengguna. Demikian ukuran besi tersebut. Untuk kelewang/sudang/alameng/la'bo sepanjang lengan. Sehingga tidak terlalu ringan juga tidak terlalu berat. Untuk badik dan keris, ukuran umumnya adalah sejengkal. Sehingga tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang.
Bentuk gagang pedang alameng/la'bo/sudang/sinangke sedemikian rupa. Sehingga saat diayun, memberikan kekuatan maksimal pada bagian ujung pedang.
Bentuk gagang keris dan badik sangat mantap untuk digengam. Sehingga kemungkinan terlepas dari pegangan bisa lebih kecil. Demikian pula tumpuan ditapak tangan selurus dengan bagian gagang yang bengkok (rekko) sehingga daya dorong dari tangan bisa dimaksimalkan ke ujung besi.
Badik jenis gecong memiliki keseimbangan, ditambah rekko pada gagangnya memaksimalkan genggaman penggunanya.

5. Pandai Besi (Panre Bessi)
Bagi orang Sulawesi, badik dan parewa bessi bukan sekedar barang yang terbuat dari besi. Tapi lebih dari itu. Badik/parewa bessi dianggap saudara. Sebab pada kondisi terburuk, hanya badik/parewa bessilah yang menemani orang Sulawesi hingga diakhir hayatnya pada sebuah pertarungan. Oleh karena itu, badik dan parewa bessi lainnya haruslah memiliki keunggulan. Faktor paling berpengaruh adalah pandai besi itu sendiri. Dengan kualitas spiritual sang pandai besi, bukan hanya mampu membuat badik/parewa bessi yang baik. Namun juga memiliki tuah tertentu.

Silakan kunjungi artikel yang terkait


EmoticonEmoticon