Spiritualitas SosMed

Spiritualitas Sosmed, ya bukan Solmed. Tentu bisa ditangkap maknanya. Spiritualitas di ranah Sosial Media. Hal ini adalah fenomena baru seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Fenomena yang dimaksud antara lain


  1. Berdoa di Sosmed
    Sering kita temukan orang berdoa di Facebook atau Twitter dalam bentuk status. Misalnya : "Ya Allah semoga urusanku besok lancar". Atau, "Betapa berat cobaanMU Tuhan". Seolah Tuhan punya akun di Sosmed.
    Kondisi kejiwaan saat online tentu sangat berpengaruh. Sehingga ada yang marah, bercanda dan berdoa di SosMed. SosMed menjadi layanan publik untuk penyaluran perasaan bagi penggunanya. Seperti di Wall Facebook, ia berfungsi sebagai "Tembok Ratapan". Cuma perbedaannya, bahwa di Wall Facebook, semua orang bisa mengkonsumsi apa yang menjadi wilayah privasi.
    Benar bahwa Tuhan Maha Tahu. Tuhan tahu apa yang ada dalam hati kita, baik yang disembunyikan atau ditutupi. Tuhan tahu apa yang menjadi harapan dan apa yang pantas DIA berikan untuk kita.
    Akan tetapi, wilayah spiritualitas adalah wilayah privasi. Berdoa diSosMed mendekatkan diri pada sifat Riya dan Ujub. Tidak mudah bagi orang awam untuk menghilangkan perasaan "islami" atau "shaleh" saat membuat status berbau spiritualitas di SosMed sementara ia sangat sadar bahwa bahasa religi itu menjadi konsumsi publik.
  2. Ungkapan bijak (Berusaha bijak)Dalam menjalani hidup, seringkali badai-badai kecil dan berat dari kehidupan menerpa. Saat itu tiap orang butuh motivasi agar bisa bertahan dan terus berjuang. Terkadang, ia butuh motivasi dari luar. Apakah itu dari sahabat, teman, keluarga, atau dari motivator. Atau terkadang ia butuh motivasi dari dirinya sendiri. Yang dibungkus dengan cara seolah-olah memotivasi orang lain.
    Misalnya : "Jangan Pernah Menyerah, Harus tetap semangat, !!!". Maksud statusnya adalah ia sedang rapuh dan butuh semangat.
    Atau misalnya yang lain : "Sekali layar terkembang, pantang surut ketepian". Padahal ia tidak pernah melaut, apalagi naik kapal layar. Sesungguhnya yang bersangkutan sedang berusaha memotivasi dirinya (dan orang lain) agar ketika telah memulai bergerak, untuk terus sampai ke tujuan. Saya kadang tertawa membaca status seperti itu. Sebab saya yakin, ia belum pernah merasakan ombak 1 meter ditengah laut. Apalagi ombak 4 meter saat badai ditengah laut dan darat tak kelihatan lagi :)
  3. Transformasi Spiritualitas (Dakwah Online)
    Hati manusia terbolak balik. Terkadang, ia berada pada titik nadir. Titik dimana ia sadar akan pembangkannya pada Tuhan. Terkadang pula sebaliknya. Ia berada pada titik tertinggi. Dimana ia berada pada puncak kesalehannya.
    Bila seseorang online pada saat puncak kesalehannya, besar kemungkinan ia membuat status di SosMed yang berbau ajakan pada ibadah atau ketakutan tentang siksa neraka. Pada titik itu, yang bersangkutan mencoba untuk bergerak bersama (fesbuker) menuju Tuhan.
    Soal ini dapat dibenarkan. Dalam artian, di dunia maya orang butuh informasi, termasuk informasi agama. Cuma yang repot jika satu sisi akun bersangkutan tampil seolah mendakwahi, disisi lain akun tersebut mengeluarkan kata-kata tidak pantas atau prilaku yang tidak selaras dengan dakwahnya.
  4. Ucapan selamat hari raya tetapi tidak punya teman yang merayakan
    Sampai diawal tahun 2000an, Kartu Lebaran, Kartu Natal dan Kartu Ucapan Selamat Hari Raya lainnya mulai meredup. Tergantikan dengan SMS dan Status di Sosmed.
    Seharusnya ucapan selamat itu ditujukan pada orang yang tepat. Bayangkan kalau seorang muslim membuat ucapan selamat hari natal di statusnya. Akan elok jika ia tambahkan kalimat : "Bagi yang merayakan".
    Saat tahun baru China, tiba-tiba banyak yang mendadak tionghoa. Mengucapkan selamat tahun baru China. Gong Xi Fat Cai. Tapi ia sendiri tidak punya teman yang beretnis Tionghoa. Hanya sekedar ikut-ikutan. Saat ditanya, apakah punya teman Tionghoa ? Ia menjawab, tidak. Lantas apanya yang Cina ?. Ia menjawab : "Hapeku" sambil berlalu dan tak merasa bersalah :)


EmoticonEmoticon