Bedah Lirik #1 - Seperti Matahari - Iwan Fals

SEPERTI MATAHARI

Keinginan adalah sumber penderitaan
Tempatnya didalam pikiran
Tujuan bukan utama
Yang utama adalah prosesnya

Kita hidup mencari bahagia
Harta dunia kendaraannya
Bahan bakarnya budi pekerti 
Itulah nasehat para nabi

Ingin bahagia, derita didapat
Karena "ingin", sumber derita
Harta dunia, jadi penggoda
Membuat miskin, jiwa kita

Ada benarnya nasehat orang-orang suci
"Memberi" itu tenangkan hati
Seperti matahari yang menyinari bumi



Iwan fals, legenda musik Indonesia. Tampil dengan beragam genre, mulai dari pop, rock, popdut, hingga country. Tak sekedar bernyanyi dan menghibur. Namun teks liriknya bercerita banyak hal. Mulai dari kisah cinta, kritik sosial, rekaman peristiwa, hingga pesan kebijaksanaan.
Lagu "Seperti Matahari" bergenre pop yang membawa pesan kebijaksanaan. Bercerita tentang pentingnya kebahagiaan dalam hidup saat hiruk pikuk dunia membawa jiwa terasing dari dirinya sendiri. 

Pada bagian pertama lirik lagu ini berbicara tentang keinginan. Secara tersirat, lagu ini hendak menyampaikan perbedaan kebutuhan dan keinginan. Kemudian proses perubahan keinginan menjadi kebutuhan sehingga manusia galau dengan berbagai keinginan yang seolah-olah kebutuhan. Disebutkan bahwa, "keinginan" tempatnya dalam pikiran. Ini berarti bahwa keinginan adalah produk dari berbagai argumentasi. Tentu bukan argumentasi yang lahir dari rasionalitas, tapi argumentasi yang membenarkan bahwa sesuatu yang tak perlu dijadikan sesuatu yang perlu.

Selanjutnya, lirik lagu ini mengajak pendengarnya untuk melihat perspektif lain dari keinginan tadi. Yaitu proses pencapaian tujuan. Bahwa dalam mencapai tujuan harus menekankan proses. Tak jarang ada kegagalan, namun lirik lagu ini menekankan pentingnya untuk menghargai proses. Sehingga pendengarnya tidak menjadi orang yang berpikir instan.

Lirik kedua lagu ini mencoba mengajak pendengar untuk meneropong tujuan sebenarnya dalam hidup, yaitu bahagia. Melimpahnya harta dunia bukan jaminan kebahagiaan, meski disisi lain, kemiskinan tentu adalah penderitaan. Sehingga disebut bahwa harta dunia tak lebih dari "kendaraan menuju bahagia" bukan "bahagia" itu sendiri. Menganalogikan kendaraan, tentu butuh bahan bakar. Disebutkan bahwa "budi pekerti" adalah bahan bakar. Dengan bijak, lirik ini mengajak pendengar untuk tidak meninggalkan fitrah kemanusiaan yaitu ahlak/pekerti dalam memperoleh harta dunia demi mencapai kebahagiaan. Bagian kedua ditutup dengan "nasehat para nabi". Nampaknya pengarang lirik ini mencoba untuk tidak terjebak pada satu agama tertentu, dan merendah bahwa gagasan tersebut bukanlah pendapatnya pribadi namun pesan dari tokoh spiritual.

Bagian ketiga lirik ini adalah refrain. Bahwa ternyata banyak orang yang mendapatkan derita jiwa meski mendapatkan harta yang melimpah. Disebabkan "keinginan" yang tak terbatas sehingga menyebabkan capaian harta selalu dirasa kurang, kurang dan kurang. Dengan demikian disebut sebagai "miskin jiwa". Secara lahiriah kelihatan kaya, namun secara batiniah miskin.

Pada bagian keempat lirik lagu ini, mengajak untuk berderma. Mensucikan harta dengan memberikan sebagai hak kita pada orang lain agar memperoleh kebahagian. Pengarang menganalogikan sikap kedermawanan seperti matahari. Selalu memberi tak mengharap imbalan, yang pemberiannya menjadi kehidupan bagi makhluk lain. Dengan demikian, kebahagiaan dapat tercapai. Demi aspek estetis, tidak diulang penggunaan kata "nabi", tapi menggunakan kata "orang suci".

Adapun pesan intrinsik dari teks lirik lagu ini adalah :
1. Hendaknya membatasi keinginan
2. Menghargai proses
3. Berorientasi pada kebahagiaan
4. Berwawasan sosial/tidak egois
Lagu ini, menarik untuk dinyanyikan. Sebab menggunakan gitar dengan kord sederhana (G - C - D - E Minor) tanpa kasak kusuk bass yang bertele-tele atau lengkingan melodi atau tabuhan drum yang memicu adrenalin. Cocok bagi mereka yang ingin merenungkan makna hidup sambil menikmati kord sederhana.
(arm)

1 komentar so far


EmoticonEmoticon