Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Bagian I)

Tags

Seusai Perang Dunia II, dunia memasuki babak baru yaitu perang dingin. Antara dua pemenang Perang Dunia, yaitu blok barat (Amerika Serikat dan sekutu) dan blok timur (Uni Sovyet dan sekutu). Perang dingin ini, dalam arti memperluas pengaruh ke negara dunia ketiga. Berhubung negara dunia ketiga (yang kebanyakan baru merdeka) sedang berusaha membangun, maka perang dingin ini melibatkan teori teori ekonomi yang berusaha dicangkokkan pada negara dunia ketiga.

Berakar dari teori keuntungan komparatif. Asumsi dasarnya adalah, tiap negara memiliki kondisi alam yang berbeda beda. Sehingga dalam hubungan internasional yang saling tergantung, hendaknya sebuah negara melakukan spesialisasi produksi. Hal ini melandasi lahirnya teori pembagian kerja internasional. Berhubung negara negara dibelahan dunia utara, iklimnnya kurang subur. Akan tetapi memiliki SDM yang memadai. Sehingga semestinya melakukan spesialisasi dibidang industri. Sedang negara negara belahan dunia selatan, memiliki tanah subur. Tepat bila melakukan spesialisasi dibidang agraris. Dengan demikian, produksi hasil industri akan lebih murah dikomsumsi oleh negara dunia selatan ketimbang memproduksi sendiri. Sebaliknya, negara belahan dunia utara akan lebih murah mengkonsumsi hasil agraris ketimbang memaksa tanahnya yang kurang subur.

Dengan demikian, secara teoritik semestinya hubungan pedagangan internasional ini akan saling menguntungkan. Sehingga masyarakat dunia sejahtera. Dilandasi dengan teori Adam Smith tentang "Invisible Hand" yang menciptakan keseimbangan pasar, maka ekonomi dunia akan stabil.

Akan tetapi pada kenyataannya. Justru yang terjadi kebalikannya. Negara negara belahan dunia utara justru semakin sejahtera. Sedangkan negara negara selatan (yang umumnya baru merdeka setelah perang dunia II) justru semakin terpuruk.

Oleh karena itu lahir teori pembangunan yang bertujuan mencari solusi atas persoalan tersebut. Perang dingin terjadi bukan hanya diwilayah politik, akan tetapi pada teori ekonomi. Negara negara blok barat (setelah pertemuan Bretton Woods 1947 yang difasilitasi presiden AS) melahirkan beberapa teori teori modernisasi. Asumsi dasar kelompok teori teori ini adalah adanya faktor internal negara bersangkutan yang perlu dibenahi. Sebaliknya, ekonom dari blok timur melahirkan teori struktural yang berasumsi bahwa keterbelakangan itu justru disebabkan faktor eksternal.


Teori teori yang tergolong teori modernisasi antara lain, Tabungan dan Investasi (Harrod-Domar), Etika protestan (Weber), Dorongan berprestasi (Mc Clelland), Lima tahap pembangunan (Rostow), Faktor non ekonomi (Hoselitz) dan Manusia modernnya (Alex Inkeles dan Smith)
Sedang teori struktural (mengikuti teori struktur Karl Marx) terdiri dari teori industri substitusi impor (Presbich), teori imperialisme, sentuhan mematikan dan krenitisme (Baran),

2 komentar


EmoticonEmoticon