Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Bagian II)

Tags

TEORI MODERNISASI
Pada bagian pertama TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KETIGA telah dibahas tentang awal terbentuknya teori pembangunan. Pada bagian kedua ini, akan dibahas secara singkat tentang 6 teori pembangunan/modernisasi antara lain :

1. Tabungan dan Investasi (Harrod - Domar)
Roy Harrod dan Evsey Domar secara terpisah berkesimpulan sama. Bahwa masalah keterbelakangan disebabkan kurangnya modal. Dalam hal ini, tabungan dan investasi. Bila tabungan dan investasinya rendah, maka pertumbuhan ekonominya juga rendah. Sebaliknya bila tabungan dan investasinya tinggi, pertumbuhan ekonominya juga tinggi. Singkat kata, modal lah yang menentukan pertumbuhan ekonomi.
Teori ini kemudian dimodifikasi namun tidak beranjak dari asumsi dasarnya yaitu pentingnya modal yang menjadi masalah pembangunan.

2. Etika Protestan (Max Weber)
Max Weber dianggap bapak sosiologi modern. Essainya tentang peran agama yang menyebabkan munculnya kapitalisme kemudian dibukukan dalam "The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism". Weber mencoba menganalisa penyebab kemajuan kapitalisme dan berkesimpulan bahwa penyebab utamanya adalah etika protestan.
Dalam agama Protestan yang dikembangkan Calvin, mengatakan bahwa seseorang sudah ditakdirkan masuk surga atau neraka. Untuk mengetahuinya, maka dilihat kehidupannya didunia. Bila berhasil, hampir bisa dipastikan masuk surga begitupun sebaliknya.
Sehingga dalam bekerja, yang utama adalah untuk masuk surga, bukan mengumpulkan harta. Namun terlepas dari hal itu, dorongan untuk bekerja inilah yang menjadi spirit utama dalam kemajuan.

3. Dorongan Berprestasi (David Mc Clelland)
Dipengaruhi pemikiran Weber, David Mc Clelland membangun teori baru. Yaitu dorongan untuk berprestasi (The Need of Achievement ) atau N-Ach. Dalam teori ini dikatakan bahwa, orang berbuat bukan hanya karena mengharap imbalan yang besar tetapi juga kepuasan hasil kerja. Singkatnya, kepuasan hasil kerja adalah primer dan imbalan adalah sekunder.
Sebagai ahli psikologi sosial, Clelland meneliti lebih 1300 cerita anak anak dari 21 negara ditahun 1925. Dan 39 negara pada tahun 1950. Dari penelitian itu, Clelland berkesimpulan bahwa cerita yang mempunyai nilai N-Ach yang tinggi mempengaruhi karakter anak anak pada masyarakat setempat. 
Masih dalam kesimpulan Mc Clelland, N-Ach ini bukan sesuatu yang terberi, terwariskan. Akan tetapi sesuatu yang bisa dibangun, ciptakan. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam memupuk N-Ach sedari dini.

4. Lima Tahap Pembangunan (W.W. Rostow)
Dalam bukunya di tahun 1960 "The Stages of Economic Growth, A Non Communist Manifesto", Rostow menguraikan tentang proses pembangunan dalam masyarakat. Sesuai dengan judulnya, Rostow mencoba membantah Dialektika Materialisme Historis ala Sosialis-Komunis tentang tahap masyarakat.
Perkembangan masyarakat dalam pandangan Rostow, terbagi lima tahap
a. Masyarakat Tradisional
b. Pra Kondisi Tinggal Landas
c. Lepas Landas
d. Bergerak ke kedewasaan
e. High Mass Comsumption
Pemikiran Rostow ini yang diadopsi oleh Pemerintah Orde Baru. Pembangunanisme atau Developmentalisme ala Rostow mewarnai berbagai kebijakan dimasa lalu.

5. Faktor-Faktor Non Ekonomi (Hoselitz)
Hoselitz, selain menguatkan teori Harrod-Domar tentang tabungan dan investasi, juga menekankan faktor faktor non ekonomi. Seperti, tengaga ahli, infrastruktur, transportasi, sistem komunikasi serta perubahan kelembagaan. Inti pemikiran Hoselitz adalah pembangunan membutuhkan modal (pengaruh Harrod Domar) dan tenaga ahli (faktor non ekonomi)

6. Manusia Modern (Alex Inkeles&Smith)
Alex Inkeles dan David Smith menekankan pembangunan pada faktor manusianya. Untuk mewujudkan pembangunan yang berhasil, bukan hanya urusan modal dan teknologi. Akan tetapi sumber daya manusia.

Pemikiran Weber dan Mc Clelland mewarnai pemikiran Inkeles dan Smith. Manusia Modern dalam pandangan Inkeles dan Smith adalah orang yang terbuka pada pengalaman dan gagasan baru. Berorientasi kekinian dan akan datang, mampu merencanakan, percaya bahwa manusia mampu menguasai alam.
Pendidikan, dalam pandangan Inkeles&Smith adalah sarana paling efektif untuk mengubah dan memodernkan manusia. Kemudian pengalaman kerja juga dipercaya Inkeles&Smith mampu mengubah manusia tradisional menjadi modern.

(Bersambung)


EmoticonEmoticon