Bedah Lirik #4 - SATU - DEWA


SATU 
DEWA

Aku ini adalah dirimu
Cinta ini adalah cintamu
Aku ini adalah dirimu
Jiwa ini adalah jiwamu
Rindu ini adalah rindumu
Darah ini adalah darahmu

Tak ada yang lain selain dirimu yang selalu kupuja
Ku sebut namamu disetiap hembusan nafasku
Kusebut namamu, kusebut namamu

Dengan tanganmu aku menyentuh
Dengan kakimu aku berjalan
Dengan matamu aku memandang
Dengan telingamu aku mendengar
Dengan lidahmu aku bicara
Dengan hatimu aku merasa

Album : Laskar Cinta (2004)



Sedikit Tentang Dewa 19
Tak banyak band dalam blantika musik Indonesia yang kreatif dalam berkarya.  Grup band DEWA termasuk salah satu dari sedikit band tersebut. Band yang dimotori oleh Ahmad Dhani yang lahir tahun 1992, tak melulu bicara cinta muda mudi layaknya band pasaran di Indonesia. Tapi dalam berkarya, DEWA tak segan mengadopsi karya bermutu dari luar. Sempat jatuh bangun akibat pola hidup anggotanya, seperti ketika Ari Lasso yang dikeluarkan karena kecanduan narkoba. Once Mekel masuk di formasi DEWA. Demikian pula dengan drummer Tyo Nugros.

Di album PANDAWA LIMA (2000), nampak pengaruh Khalil Gibran pada lirik lagu “SAYAP-SAYAP PATAH”. Akhirnya di tahun 2004, DEWA merilis album “LASKAR CINTA”. Meski umumnya berisi lagu cinta muda-mudi, namun menyisipkan lagu berbau sufistik, yaitu SATU.  Sepertinya, Ahmad Dhani sang motor DEWA tergoda untuk meminjam syair-syair sufi Jalaluddin Rumi.

Selanjutnya, album REPUBLIK CINTA berisi beberapa lagu. Seperti “Laskar Cinta Capter I, II” yang berisi kritik terhadap ormas agama yang beraliran keras.  Bahkan dilagu tersebut terdapat lirik yang mengutip salah satu ayat dikitab suci “wahai jiwa-jiwa yang tenang”. Lagu “Lelaki Pencemburu” mengingatkan kita pada band QUEEN. Terutama efek gitar Andra dan tempo yang dipandu gebukan drum pada lagu tersebut. Terlebih ketika mendaur lagu QUEEN yaitu “I WANT TO BREAK FREE”.

Muatan Lirik Lagu “SATU”

Pada bagian pertama, menekankan kepasrahan, ketundukan, dan totalitas sang penyanyi terhadap person “orang kedua tunggal” yang direpresentasikan dengan kata MU. Totalitas itu direpresentasikan dengan kata “aku, cinta, jiwa, rindu, darah” yang semuanya milik “MU” sebagai orang kedua tunggal.
Berbagai tafsir dapat muncul dengan kata MU. Pertama, dapat ditafsirkan sebagai kekasih hati dimana lirik ini merupakan kalimat gombal habis-habisan kepada sang kekasih. Kedua, MU (alias KAMU) dapat ditafsirkan sebagai TUHAN. Pada tafsir ini, klop dengan syair-syair sufistik. Ketiga, Lucifer sang putra Iblis. Terlepas dari kemungkinan tafsir pertama dan ketiga, saya memilih untuk membedah tafsir kedua. Yaitu teks lirik ini merupakan syair cinta sufistik dari pecinta pada Tuhannya.  Mengikut tafsir kedua tadi, kalimat pertama diawal lirik “aku ini adalah diriMU” mengingatkan kita pada konsep Wahdatul Wujd dimana eksistensi hamba ditiadakan dan yang ada hanyalah eksistensi Sang Maha Ada, yaitu Tuhan itu sendiri. Sehingga segala sesuatu yang ada adalah milik yang Maha Ada itu sendiri, yaitu Tuhan.

Pada bagian kedua, merupakan refrain. Lirik yang digunakan Tak ada yang lain selain dirimu yang selalu kupuja. Puja dalam bahasa arab disebut Hamd. Kalimat tersebut selaras maknanya Segala puji pada Allah Tuhan semesta alam atau AL-HAMD ULILLAHIRABBIL ‘ALAMIN. Kemudian dilanjutkan dengan kalimat “Ku sebut namaMu disetiap hembusan nafasku”. Dalam tradisi sufistik, nafas merupakan dzikir. Arti dzikir sendiri adalah mengingat dengan menyebut nama. Bernafas, dalam tradisi sufistik adalah berdzikir menyebut kata “HUWA-HU” yang berarti DIA. Sehingga, sebenarnya setiap nafas kita menyebut kata DIA. Akhir reff, mengulang kalimat Kusebut namamu untuk mempertegas dzikir tersebut.

Sementara  pada bagian ketiga, kembali ke literatur Wahdatul Wujd. Bahwa orang yang mampu mencapai maqam spiritual tertentu, yaitu mereka yang telah mentalak tiga dunia, adalah orang yang telah “mati”. Dalam artian, ego pribadinya telah mati dan tergantikan oleh ego Ilahiyah. Sehingga apapun perbuatan dan kehendaknya adalah perbuatan dan kehendak Ilahi. Dengan demikian, orang seperti itu berjalan dengan “kaki Tuhan”, menyentuh dengan “tangan Tuhan”, mendengar dan melihat dengan “telinga dan mata Tuhan”. Orang seperti itulah yang “tak berkata-kata kecuali wahyu yang diwahyukan”. Direpresentasikan dalam kalimat “Dengan lidahMU aku bicara”.



Lagu SATU ini jika didengar dan ditafsirkan dengan pendekatan sufistik, akan sangat menyentuh dan dalam artinya. Meski bisa jadi sekelompok pemahaman tertentu dalam agama menganggap gagasan Wahdatul Wujud itu sesat. Tentu bukan kapasitas kami untuk menilai itu. Akan tetapi jika kita mencermati video klip lagu ini, justru menemukan hal yang sangat berbeda. Yaitu banyaknya simbol-simbol iluminati yang justru sangat berseberangan dengan wacana sufistik. Menutup pembahasan lirik lagu ini, selamat menikmati tercampurnya kebenaran dan kebatilan (arm)


1 komentar so far

gan ane pernah liat videonya tentang lirik yang satu ini dan penjelasan yang lainya tentang lagu2 AD ahmad dany, DEWA...yang berhubungan dengan simbol2 ILUMINASI gan,,,,di share aja videonya...heheh thnks gan

di tunggu koment n kunjungan baliknya


EmoticonEmoticon