Paradigma Ilmu Pengetahuan (Bagian Kedua)

Tags

Pada bagian pertama, telah disinggung tentang penemuan Copernicus yang menentang konsep kosmos dizamannya yang didominasi gereja. Gagasan Copernicus kemudian dipertajam oleh Keppler melalui penemuan garis orbit planet yang berbentuk elips. Demikian pula, Galileo yang menemukan hukum gravitasi, serta Bacon yang membangun metode induksi empiris. Hingga kemudian, Rene Descartes yang hanya meyakini keraguannya. Melahirkan prinsip apriori sebagai dasar untuk menguji sebuah pengetahuan.


Bagi Descartes yang seorang ahli matematika, seperti halnya Galileo, alam adalah simbol yang bisa diukur. Sehingga menegaskan hal-hal empiris dan terukur untuk menilai kebenaran. Adapun yang bersifat kualitatif seperti rasa, warna, bau, tidak dikategorikan ranah ilmiah.  Kelak, pengaruh Descartes muncul pada metode penelitian Kuantitatif pada skripsi, tesis dan desertasi kita hari ini.


Menurut Michael H Hart, Newton adalah orang kedua paling berpengaruh didunia. Sangat beralasan memang, mengingat Newton bukan sekedar ilmuan belaka. Ia membangun fondasi ilmu pengetahuan modern. Newton mempertajam lagi konsep heliosentris yang dikembangkan pemikir sebelumnya. Newton merumuskan hukum mekanika, yang kelak memuluskan lahirnya revolusi industri di Inggris. Hukum mekanika merupakan racikan dari empirisme Bacon dan rasionalisme Descartes.


Adapun pembahasan tentang asumsi dasar paradigma mekanistik, Insya Allah akan dibahas pada bagian berikutnya. (arm)



EmoticonEmoticon