Cara Memilih Calon Suami

Tags

Gadis siapa yang mampu menolak, pangeran tampan nan berwibawa. Kaya dan berkuasa serta menyerahkan cinta semata-mata untuk gadisnya. Ya, banyak gadis bermimpi mendapatkan suami seperti itu, layaknya cinderella. Atau mungkin dalam citra idealnya dalam bentuk lain. Lelaki tampan, kaya dan berotot sebab rajin ke gym. Romantis nan perhatian, menyetir mobil mewah. persis di sinetron.

Wajar jika para gadis menginginkan lelaki seperti itu sebagai suaminya. Sebab pada dasarnya manusia selalu menginginkan yang sempurna, meski dalam kenyataan sangat sedikit atau hampir tak mungkin kesempurnaan dicapai. Kita harus realistis, dan realistis itu harus punya indikator. Berikut ini cara memilih calon suami yang baik
  1. Seiman dan beriman
    Suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Suami harus mampu membimbing istrinya, termasuk dalam hal spiritualitas. Sehingga suami harus seiman dengan istrinya. Apabila berbeda iman, tentu akan menyulitkan keduanya. Salah satunya harus meninggalkan agamanya, dan itu adalah hal yang kurang baik. Belum lagi keluarga besar (hubungan antar besan) akan terganggu. Nantinya berefek pada hubungan kakek-nenek pada cucu. 
    Rumah tangga yang "Demokratis" dibangun oleh suami istri yang berbeda keyakinan, nantinya akan tidak maksimal menjalankan keyakinan masing-masing. Meski saling menghargai, akan tetapi tanpa kehadiran pasangan saat menjalankan ibadah, tentu akan terasa kurang.
    Paling penting adalah calon suami harus beriman. Ia harus punya agama yang jelas. Tak mesti orang suci, namun setidaknya ia melaksanakan sebagian perintah agamanya dan meninggalkan sebagian larangan agamanya. Mencari pria suci hari ini terlalu sulit.
  2. Bertanggung jawab
    Bertanggung jawab bukan berarti kaya atau miskin. Kaya dan miskin adalah persoalan hasil usaha dan perspektif. Jadi kaya miskin sangat relatif. Yang penting adalah bertanggung jawab. Sesederhana apapun itu, calon suami berusaha menafkahi istrinya kelak. Indikatornya sederhana, carilah lelaki yang "malu" ditraktir oleh cewek. Atau lelaki yang memilih mengutang daripada dibayarkan oleh cewek saat makan.
  3. Bukan penjudi dan pemabuk
    Sebanyak apapun harta, jika dikuasai oleh penjudi maka akan habis juga. Lelaki penjudi biasanya lebih tertarik berjudi daripada menafkahi keluarganya. Siapapun yang mendapatkan lelaki penjudi sebagai suaminya, sudah dapat dipastikan bahwa ia mendapat ujian kesabaran yang sangat berat. 
    Sedang lelaki pemabuk, jelas merusak kesehatan dirinya sendiri. Mabuk, berarti ia dapat berbuat apa saja. Mulai muntah sembarang tempat (yang nantinya merepotkan kita untuk membersihkannya) hingga mengajak tiang listrik berkelahi (ciri-ciri orang gila). Biasanya pemabuk ringan tangan, baik pada orang lain maupun pada keluarganya sendiri.


Oke para gadis. Simpan dulu khayalan wajah manis penyanyi macam Afgan. Atau aktor macam Tom Cruise. Mari melihat isi, bukan tampilan. Saya tidak katakan bahwa lelaki baik itu bermuka jelek dan lelaki ganteng itu berwatak jahat. Tentu tidak. Saya ingin katakan bahwa sangat sulit mencari lelaki yang memiliki semua indikator duniawi. Sehingga kita mesti menurunkan indikator.



Apabila anda telah menemukan lelaki yang seiman dan beriman, yang bertanggung jawab dan bukan penjudi/pemabuk, lantas ia melamar anda. Maka perjuangkanlah cintanya dikeluarga anda. Menikahlah secepatnya :) (arm)
Baca juga


EmoticonEmoticon