Showing posts with label Tips. Show all posts
Showing posts with label Tips. Show all posts

Cara Mengetik Menggunakan Font Lontara di Word

Sebelum memulai mengetik menggunakan Font Lontara, terlebih dulu pastikan untuk mendownload font nya disini setelah itu, ekstrak dan simpan (install font) file nya di hard disk komputer anda di folder C: Windows/Font. File font biasanya bereksistensi ttf ( * . ttf )

Re-start aplikasi pengetikan anda (Word). Kemudian cek ketersediaan opsi font di aplikasi pengetikan anda





Demikian cara menggunakan font lontara di aplikasi pengetikan (Word). Semoga bermanfaat
.

The Last Angkuru Bissu

Terhampar Widang Sao kain putih panjang. 
Bagai titian suci yang menyambut sang mempelai. 
Dituntun dengan Lawolo lalu dimelewati berbagai prosesi, 
seperti Ri pattudduq umpa sikati dan Ri pallejjaq tana menroja. 
Sementara Bissu lain menari diiringi tabuhan Genrang Tellu
Ditutup dengan sebuah dialog antar bissu yang menjelaskan bahwa sang mempelai bukanlah keturunan I La Bulisa. 
(Cuplikan Prosesi Pangadereng Bissu)


Cucubanna, berisi beras bertih. Salah satu perlengkapan ritual Bissu.
Sebagai simbol penyambutan (dok. pribadi)

Sedikit Tentang Bissu (1)
Demikian gambaran singkat sebuah prosesi adat yang melibatkan Bissu. Mallawolo membimbing mempelai menuju pelaminan. Dalam dialog yang berbahasa Bissu pada prosesi tersebut. Ada tanya jawab yang berisi tentang siapa sang mempelai, apakah keturunan Batara Guru atau I Labulisa (2).

Lawolu, kain yang dipilin. Ujungnya masing-masing dipegang oleh Bissu dan Mempelai (dok.pribadi)
Memang Bissu sangat terkait dengan Ilagaligo (3). Mulai dari episode diisinya dunia dunia tengah (ale kawa) dari keturunan dewa (PatotoE) yaitu Batara Guru yang ditemani oleh Bissu yang ditugaskan merawat pusakanya. Hingga We Tenriabeng. Saudara kembar La Maddukkelleng Opunna Ware Sawerigading, tokoh utama dalam epos Ilagaligo. Disebutkan, Sawerigading ingin menikahi saudara kembarnya, namun ditolak. Lalu ditawarkan sepupu mereka, We Cudai di negeri Cina. Lalu perjalanan melewati lautan dan perang laut pun dilakukan demi cinta. We Tenriabeng kemudian Mallajang. Naik ke Botinglangi atau kayangan. Di sana, ia menikah dengan La Remmang ri Langi. Kelak setelah pernikahannya, mereka berdua memberikan bantuan kesaktian pada Sawerigading saat kewalahan berperang.


Bissu juga disebutkan hadir di era awal berdirinya kerajaan Bone. Saat kondisi Sianre Bale (4) atau saling memangsa laksana ikan, sangat dibutuhkan kehadiran seorang pemimpin yang adil dan mampu menciptakan ketentraman. Maka nampaklah seseorang yang dianggap To Manurung. Orang itu adalah pengawal To Manurung, dan dia adalah seorang Bissu.

Dalam perjalanannya, Bissu dipercaya memimpin ritual, menjaga arajang atau regalia kerajaan, dan mengelola pesta pernikahan. Pada kondisi perang, Bissu menjadi pengawal Raja. Melindungi jiwa dan raga Raja beserta keluarganya. Peran Bissu begitu dominan hingga Islam diterima secara resmi di Sulawesi Selatan. Parewa Saraq (5) diberi peran dibidang keagamaan sedang Bissu dibidang adat istiadat. 

Tidak semua daerah di Sulawesi Selatan memiliki Bissu. Selain Luwu (dahulu) dan Bone, Bissu juga ada di Soppeng dan Segeri Kabupaten Pangkep. Termasuk juga Pammana. Sebuah kerajaan kecil di wilayah Wajo. Dulunya disebut sebagai kerajaan Cina. Tersebut seorang Angkuru Bissu ia dikenal dengan nama Hj. Jannah. Ia bersama komunitas Bissu masih eksis hingga hari ini.

Hj. Jannah, The Last Angkuru
Menurut pengakuannya, hanya dua daerah yang memiliki Angkuru. Yaitu Pammana Wajo dan Barru Ketika ditanya apa itu "Angkuru", beliau menjawab singkat : "Natinroi bissue". Yang berarti yang mengikuti para Bissu.(6). Sebuah istilah yang sederhana untuk menjelaskan pemimpin Bissu Pammana Wajo.


Hj. Jannah, Angkuru Bissu Wajo (Dok.pribadi)
Sebelum menjadi Angkuru, terlebih dahulu ia menjadi Angkuru Lolo. Semacam wakil dari Angkuru. Hal itu berlaku pada Angkuru sebelumnya. Ia menyebut beberapa Angkuru yang mendahuluinya antara lain Angkuru Melleq, Angkuru Sakka, Angkuru Labacondong, Angkuru Palesangi, Angkuru Sawwaleng, Angkuru Indo Ringgi. (7). Saat ini, Angkuru Lolo adalah Hj. Fera. Disebutkan bahwa Angkuru tidak pernah terputus sejak awal adanya Bissu. Sayang sekali tidak ada catatan yang menuliskan Angkuru pertama hingga terakhir.

Anggota Bissu dengan Panampa dikepalanya (dok.pribadi)
Dilantik menjadi Angkuru sekitar tahun 2008, ia terpilih secara aklamasi oleh para Bissu. Meski ada Bissu yang lebih senior. Selama menjadi Angkuru, Hj Jannah selalu merawat Gau-gaukeng. Baik perawatan secara fisik, maupun ritual secara berkala. Gau-gaukeng itu kebanyakan diperoleh dari Angkuru sebelumnya yaitu Angkuru Melleq. Menurutnya (8), Angkuru Melleq rutin merawat gau-gaukeng tersebut di malam Senin, malam Rabu dan malam Jumat. Meski sibuk, Hj. Jannah tetap merawat gau-gaukeng tersebut meski tidak serutin pendahulunya, Angkuru Melleq.

Sebagai Angkuru yang membawahi sekitar 30-an Bissu. Hj. Jannah berkewajiban membimbing anggotanya. Namun ia membatasi diri hanya sekadar mengingatkan dan menyampaikan saja. Bukan menekan, tambahnya. Angkuru Hj. Jannah sangat fasih membaca naskah Ilagaligo yang beraksara lontara. Sebuah kemampuan yang makin langka di Sulawesi Selatan. Dalam hal membimbing Bissu anggotanya, sampai saat ini baru satu orang yang mengikuti jejaknya dalam kefasihan membaca Lontara.

Kehidupan Sosial dan Ekonomi 
Perubahan struktur sosial politik dalam kurun satu abad terakhir, berdampak pada kehidupan para Bissu. Dulu mereka dijamin keberlangsungannya oleh pihak kerajaan. Setelah kerajaan bubar dan melebur ke Republik Indonesia, mereka dituntut bisa bertahan hidup dengan berbagai tekanan.

Mungkin para Bissu di Sulawesi Selatan adalah komunitas yang paling merasakan dampak dari peristiwa DI/TII. Betapa tidak, sistem kepercayaan yang cenderung sinkretis ditambah peran sebagai gender ke-5, menjadikan Bissu sebagai salah satu target Operasi Toba. Operasi yang dilancarkan DI/TII tahun 1955 untuk menegakkan Islam.

Tutur yang terwariskan adalah "Wettunna ikellu bissue". Ketika para Bissu dipaksa bercukur. Memang dahulu para Bissu memiliki rambut panjang menyerupai perempuan. Para Bissu dipaksa bercukur agar berambut pendek kembali menjadi lelaki.

Namun dengan berbagai keterbatasan, komunitas Bissu yang tersebar termasuk di Wajo ini masih bisa bertahan. Para Bissu berprinsip "deq nabotting nabbija" yang berarti tidak menikah tetapi berkembang biak. Seolah ingin menjelaskan bahwa para Bissu akan terus eksis sepanjang zaman.

Untuk bertahan hidup, para Bissu kadang bertani. Mereka hidup dengan bertanam palawija. Seperti jagung dan kacang-kacangan. Sesekali saat acara pengantin, jasa para Bissu dibutuhkan. Baik sebagai Indo Botting (9), Jennang (10), maupun sebagai pelengkap Pangadereng (11). Sementara, event budaya di daerah juga sering melibatkan para Bissu.

Angkuru Hj. Jannah dalam sebuah acara Mappadendang (dok.pribadi)
Belakangan ini, jasa Bissu makin dibutuhkan dalam acara pernikahan. Beberapa pejabat yang menikahkan putra-putri mereka, melibatkan peran Bissu. Testimoni dari tokoh besar beragam, namun semuanya positif. Tentu hal ini membanggakan para Bissu, terutama sang Angkuru.

Tidak disebutkan berapa nilai jasa yang ditetapkan Bissu saat tampil. Terkadang besar maupun kecil, tergantung kemampuan yang dibayarkan oleh pengguna jasa. Biasanya ia diberi uang jasa setelah selesai penampilan. Akan tetapi ada juga yang sampai sekarang masih ngutang.

Diperhatikan pemerintah dan tokoh adat, tidak berseberangan dengan pihak lain. Sudah cukup membahagiakan Angkuru Hj. Jannah dalam memimpin Bissu Pammana Wajo. Nampaknya sejauh ini, sang Angkuru puas dengan apa yang ada. Tidak banyak harapannya. Salah satunya, agar timing yang diatur panitia saat tampil tidak bersamaan dengan waktu shalat.

Gender Bissu Pammana di Ruang Sosial
Pelras menulis : "Orang Bugis menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam sistem kekerabatan bilateral mereka, di mana pihak ibu dan bapak memiliki peran setara guna menenutukan garis kekerabatan, sehingga mereka menganggap laki laki maupun perempuan mempunyai peran sejajar (walaupun berbeda) dalam kehidupan sosial.(12)

Di Sulawesi Selatan, khususnya orang Bugis. Perempuan ditempatkan pada posisi terhormat. Perempuan adalah Siriq (13) yang harus di jaga. Namun tidak berarti perempuan tidak mempunyai ruang sosial dan politik yang setara. Di beberapa kerajaan di Sulawesi Selatan di masa lalu, banyak Ratu yang memimpin. Bahkan tokoh pendiri kerajaan yang setengah mistis pun banyak yang perempuan.

Masih menurut Pelras, ia membagi 5 jenis gender di Sulawesi Selatan. Selain perempuan dan laki-laki, ada Calalai, Calabai dan Bissu. Calalai adalah perempuan yang berprilaku seperti laki-laki. Sebaliknya Calabai adalah laki laki yang berprilaku perempuan. Dari sini dapat dipahami bahwa Calabai berbeda dengan Bissu. 

Dalam hal pengorganisiran, komunitas Bissu di Wajo dipimpin oleh Angkuru Hj. Jannah. Sedang untuk Calabai atau waria punya lembaga sendiri yang dipimpin oleh Hj, Agung. Sesekali kedua lembaga ini saling mengundang. 

Ketika ditanyakan tentang bagaimana perlakuan masyarakat terhadap para Bissu, Hj Jannah menjelaskan bahwa selama ini tidak ada pelecehan maupun perlakuan yang kurang menyenangkan. Dibandingkan dengan Calabai atau Waria, Bissu diperlakukan lebih terhormat (14).

Sebagaimana Bissu lainnya. Terkadang mereka memiliki pasangan sementara. Seorang laki laki yang mereka jaga dan pelihara. Di istilahkan dengan To boto atau ane piara. Seorang Bissu yang memiliki ane piara bertanggung jawab memenuhi kebutuhan laki laki tersebut secara finansial. Hingga dinikahkan dengan perempuan. Ketika ditanyakan, bagaimana pendapat orang tua ane piara tentang "hubungan" dengan bissu. Sang Angkuru menyebut, justru orang tua senang karena si anak tidak kemana-mana lagi.

===<><><><>===

Catatan
(1) Didefinisikan secara umum sebagai pendeta agama Bugis kuno.
(2) I Labulisa, salah satu tokoh antagonis dalam ILaligo. Dikenal sebagai seorang pelayan yang haus kuasa yang mencuri simbol kebesaran Batara Guru demi menjadi raja.
(3) ILagaligo. Epos terpanjang didunia. Berisi tentang kosongnya dunia tengah (Ale Kawa) kemudian diisi oleh keturunan dewa dewa dari dunia atas (Botinglangi) dan dunia bawah (Uri liu). Dilanjutkan dengan cucu manusia pertama (La Tongelangi Batara Guru) yaitu Sawerigading berjuang untuk mendapatkan cinta We Cudai serta keturunan terakhirnya.
(4) Sianre Bale = saling memangsa laksana ikan, siapa kuat dia menang. Sebuah istilah dalam naskah Lontara untuk menyebut periode antara akhir Ilagaligo dan awal kedatangan Tomanurung pembentuk kerajaan Bugis akhir. Sebuah kondisi kacau tanpa pemimpin yang kuat
(5) Parewa Saraq = pejabat syariat. Terdiri dari Qadhi, Imam, Khatib, Bilal dan Doja. Berfungsi sebagai urusan keagamaan setelah kerajaan-kerajaan Bugis menerima Islam secara resmi sekitar awal abad ke-17
(6) Wawancara dengan Hj. Jannah, 7 Juli 2017
(7) Wawancara dengan Hj. Jannah, 7 Juli 2017
(8) Wawancara dengan Hj. Jannah, 7 Juli 2017
(9) Secara harfiah berarti ibunya pengantin. Orang yang bertanggung jawab mengurus calon mempelai.
(10) Secara harfiah berarti pemimpin bidang tertentu. Pada konteks ini adalah pemimpin yang mengurusi bidang konsumsi pesta pernikahan.
(11) Secara harfiah berarti aturan adat istiadat. Pada konteks ini adalah ritual adat yang melibatkan peran Bissu seperti yang dipaparkan diatas.
(12) Manusia Bugis, karya Christian Pelras (185:2006)
(13) Siriq berarti malu, harga diri, kehormatan, motivasi.
(14)Wawancara dengan Hj. Jannah, 7 Juli 2017

6 Alasan untuk berkebun

Selain bisa dilakukan oleh profesional, berkebun juga bisa dilakukan oleh orang kebanyakan. Berkebun diidentikkan sebagai pekerjaan petani. Padahal, untuk cara berkebun, sangat mudah didapatkan informasinya. Sehingga siapapun bisa melakukannya.

1. Menyalurkan hobi
Agar hidup lebih bahagia, ada baiknya menyalurkan hobi. Tentu hobi yang bermanfaat. Beberapa hobi tergolong mahal. Sebab peralatan dan perlengkapannya sulit ditemukan secara jamak. Sementara untuk berkebun, tidak mesti membeli peralatan mahal. Bahkan kita dapat menggunakan bahan bekas seperti bekas kaleng cat, ban bekas dan sebagainya.

Proses pembibitan Cabe sebelum dipindahkan di kebun

2. Memanfaatkan waktu senggangak
Kita bisa mengintrospeksi waktu yang digunakan dalam sehari. Boleh jadi kebanyakan habis untuk menatap layar smartphone atau layar televisi. Ada pula yang sibuk bermain yang kurang bermanfaat. Nah, dengan berkebun, kita bisa memanfaatkan waktu senggang secara positif. Berkebun, tidak menyita banyak waktu kita. Kecuali kalau kebun luas yang dikerja sendiri. :)

3. Memaksimalkan ruang dan lahan
Begitu banyak lahan kosong yang tak produktif. Boleh jadi itu tanah kapling, sawah tadah hujan, pekarangan dan sebagainya. Rasanya mubazir, membiarkan lahan begitu saja. Sementara, banyak negara yang sempit wilayahnya dengan populasi penduduk yang tinggi, kesulitan mencari lahan.
Lantas, bagaimana dengan kota yang padat dan sempit. Itu juga bukan alasan. Sebab, ruang sempit bisa dimaksimalkan untuk berkebun dengan teknik vertikultur.

4. Bernilai ekonomis
Pekerjaan paling menyenangkan adalah hobi yang menghasilkan. Begitu kata banyak orang. Bila dipikir, memang benar adanya. Bila bagi banyak orang, hobi hanya menguras dana, mengapa kita tidak berpikir sebaliknya. Hobi yang menghasilkan. Mereka yang gemar berkebun cabe misalnya, tentu tidak memasukkan lagi cabe dalam daftar belanjanya. Malah, mereka bisa menjual cabenya.

5. Ketahanan Pangan
Populasi penduduk dunia meningkat pesat dalam satu abad terakhir. Hal ini berarti konsumsi pangan juga semakin meningkat. Sementara kita menyaksikan ironi, negeri yang kaya nan subur masih mengimpor beberapa jenis pangan. Andai,  dari 10kk terdapat 1 orang yang menanam buah buahan. Tentu kita bisa memenuhi kebutuhan buah buahan, atau malah kita mampu mengekspor. Dan untuk itu, kita cuma perlu berkebun. Dengan memanfaatkan lahan kosong disekitar kita.

6. Menenangkan jiwa
Berurusan dengan tanaman di kebun. Selain menyenangkan, juga menenangkan jiwa. Sebab kita terkondisikan untuk teliti dalam merawat tanaman. Menikmati keindahan dan menuai hasilnya akan membahagiakan. Yah jelas membahagiakan daripada membaca hiruk pikuk informasi yang berseliweran. Bagi mereka yang agak religius, "berkebun" adalah media yang membantu kesadaran akan semesta, ciptaan, manusia dan tentunya, Tuhan yang Maha Mencipta.

Manfaat berorganisasi bagi Mahasiswa

Di kampus, biasanya ada dua jenis organisasi yang dapat dimasuki oleh mahasiswa. Pertama, organisasi intra kampus, seperti BEM, Himpunan dan UKM sebagainya. Kedua, organisasi ekstra kampus, seperti HMI, PMII, IMM, GMKI dan sebagainya.

Pada beberapa kasus, minat berorganisasi bagi mahasiswa nampaknya menurun. Banyak hal yang mempengaruhinya. Bisa jadi karena model pengelolaan organisasi yang kurang inovatif. Bisa jadi karena kurang mampu menfasilitasi anggotanya untuk berkembang. Atau, boleh jadi karena budaya hedonisme yang semakin mengemuka.

kegiatan pengkaderan salah satu organisasi


Namun terlepas dari hal tersebut, tidak masalah bila kita mengangkat manfaat berorganisasi bagi mahasiswa. Setidaknya menjadi motivasi agar gairah berorganisasi bagi mahasiswa kembali bersemi :)

1. Melatih kemampuan manajerial
Berorganisasi berarti berinteraksi dengan banyak orang dan banyak karakter. Dalam organisasi terdapat struktur dan tupoksi. Kemampuan manajerial tidak melulu dominasi pada jabatan puncak. Namun juga pada posisi yang lebih rendah. 
Kemampuan manajerial akan terasah dengan kerjasama berbagai karakter dengan tugas masing masing. Pada posisi puncak, seseorang harus belajar untuk bijak dan berempati pada bawahannya. Serta belajar untuk menggerakkan orang lain tanpa melukai perasaannya. Pada posisi bawah, seseorang harus berlatih bekerjasama dengan karakter lain.
Tidak selamanya seseorang berada pada posisi terendah. Ruang ruang karir dan promosi jabatan terbuka di organisasi mahasiswa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami peran tiap posisi. Tidak kemaruk posisi, tetapi tetap punya visi untuk pengembangan diri.

2. Melatih kemampuan verbal
Ketika mendengar pembicaraan orang lain, seringkali kita mendapati orang yang menyimak mengatakan, : "Sebenarnya begitu maksudku, cuma susah saya katakan". Pada kasus seperti itu, hampir dapat dipastikan bahwa yang menyimak tersebut adalah orang yang kurang berorganisasi. 
Dengan berorganisasi, seseorang akan terlatih berbicara di rapat atau forum lain. Dengan demikian, kemampuan verbal akan terasah dengan sendirinya.
Kemampuan ini sangat penting, bagaimana berkomunikasi secara verbal dengan menyusun diksi kalimat yang tepat sesuai konteks. Seseorang yang terlatih, akan sangat paham bagaimana berkomunikasi secara verbal kepada orang awam, politisi, akademisi dan sebagainya.
Sebagai contoh, bila seseorang hendak menggerakkan orang lain. Yang satu telinganya cenderung peka. Maksudnya, bila hendak diperintah, harus sehalus mungkin. Yang lainnya mungkin telinganya tidak terlalu peka

3. Membangun jaringan
Masa mahasiswa adalah masa dimana kepribadian dan skill dibentuk. Selain itu, jaringan dikembangkan. Dengan menjadi pengurus organisasi, seseorang bisa lebih mudah berinteraksi dengan senior-seniornya yang telah sukses. Juga mudah berinteraksi dengan pemerintah, TNI-Polri, dan bahkan dari organisasi lain.
Pengurus organisasi berinteraksi dengan berbagai unsur tersebut pada berbagai momen, dan program kerja. Dari sini, pengurus bisa dikenal. Dan bila silaturahmi dirawat, maka kedepan menjadi modal besar dalam meraih cita-cita. 
Pada satu kondisi, bahkan ijazah hanya sekadar formalitas dalam mencari kerja, apabila di sebuah instansi adalah bagian dari jaringan yang pernah dirawat semasa mahasiswa.

4. Peluang dapat jodoh
Berorganisasi berarti bergaul dengan banyak orang. Bisa jadi dalam organisasi itu sendiri, bahkan diluar organisasi tersebut. Ini berarti, ruang ruang untuk mendapatkan jodoh terbuka lebar.
Jodoh ideal adalah yang memiliki kesamaan dalam arti cara pandang. Sehingga tidak sulit dalam membangun rumah tangga kelak.
Berorganisasi berarti melatih mental, skill dan kepribadian. Orang yang berorganisasi akan terlatih dengan sebuah cara pandang baru dalam melihat persoalan. Bila sebuah pasangan berasal dari latar organisasi, mereka cenderung memiliki cara mengelola rumah tangga yang lebih simpel dan lebih dapat saling memahami.

Demikian 4 manfaat berorganisasi bagi mahasiswa. Dengan banyaknya pilihan organisasi yang tersedia di kampus, maka tak sulit untuk menempa diri dengan berorganisasi.

Tips Membangun Warung Kopi

Akhir-akhir ini makin kesulitan memilih warung kopi di kota kecil tempat saya berdomisili. Setidaknya, sekitar 10-an warung kopi yang tersebar disudut dan tengah kota. Apalagi sebagian pengusaha warkop adalah orang yang sangat saya kenal. Bahkan seperti saudara saya.

Segelas kopi memberi seribu ide
Warkop yang tumbuh menjamur, menjadi ruang sosial baru diera ini. Mulai politik, hingga asmara dibicarakan disini. Hal ini dimungkinkan dari efek kopi yang membuat tubuh lebih segar, pemikiran lebih lancar dan situasi yang rileks.

Menjelang pemilu, warkop selalu ramai. Demikian pula pada even pertandingan sepakbola macam piala dunia. Atau yang paling ganas, motoGP. Hampir tiap warkop membincang persoalan Rossi Vs Marquez + Lorenzo + Pedrosa. Apalagi bila warkop tersebut menyelenggarakan acara nonton bareng. Tak jarang, warkop menjadi markas salah satu fans klub sepakbola.

Warkop, menjadi tempat anak ABG untuk rutinitas game mereka. Terlebih saat game COC sedang ramai ramainya. Warkop juga menjadi tempat kerja tugas mereka. Tentu pada titik ini, segmen pasar warkop berbeda. Ada yang khusus kalangan menengah keatas. Minum kopi sebagai gengsi. Ada juga kelas orang dewasa, yang tema pembicaraannya politik dan pembangunan. Ada juga kelas anak muda yang hobi nonton bareng, main game atau kerja tugas.

Bagaimana menghadapi persaingan tersebut, berikut ini :

1.) Racikan Kopi
Jangan menganggap enteng pendapat para Coffeholic. Mereka adalah pengunjung setia Warkop yang menghargai rasa dan racikan kopi. Oleh karena itu, mintalah kesediaan mereka menjadi tester. Setidaknya 5 orang Coffeholic sebagai responden untuk mengkritisi racikan kita.
Pastikan jenis kopinya, apakah arabika, robusta atau gabungan keduanya. Pastikan pula komposisi dan teknik memasaknya. Demikian pula takaran susunya jika kopi susu.

2.) Koneksi Internet
Bila segmen kita adalah ABG, koneksi internet adalah segalanya. Mungkin mereka kurang paham soal racikan kopi, tetapi mereka sangat paham lancar dan lalodnya sebuah koneksi. Untuk sekadar main fesbuk, dan browsing, mungkin tidak butuh jatah koneksi yang tinggi. Tetapi bagi gamer, setidaknya 500 Kbps keatas yang dapat membuat mereka betah.

3.) Pergaulan
Agama mengatakan, memperpanjang silaturahmi itu mengundang rezki. Itu memang benar. Bahwa jika pengusaha warkop kurang teman dan sahabatnya, maka ia hanya berharap dari "massa mengambang" untuk terdampar di warkopnya. Untung bila sang pengunjung jatuh cinta dengan racikannya. Bila tidak, kunjungan itu yang pertama dan terakhir.
Artinya, seorang pengusaha Warkop harus memiliki banyak kerabat, sahabat dan teman teman. Secara psikologi, pengunjung juga butuh kenyamanan dalam bentuk layanan dari pemilik warkop. Layanan itu dalam bentuk senyum dan sapa serta sedikit diskusi lepas. Bukankah orang ke warkop untuk mencari bahagia ? Bukan untuk menambah ketegangan setelah aktivitas keseharian

4.) Desain, Lokasi
Terakhir adalah desain dan lokasi. Desain warkop tentu semenarik mungkin. Indikator menarik disini adalah memberikan suasana bahagia. Bila suasana standar tembok dan tegel ditemui, tentu membosankan. Lalu mengapa tidak mengkreasikan dengan "suasana kayu" yang lebih alami ? Disudut ruangan, tak mengapa menempatkan bunga atau tanaman yang memberi suasana hidup dan segar.
Soal lokasi, tidak perlu dipusingkan. Sebab bila warkopnya telah memiliki brand, ia tidak lagi menjemput "massa mengambang" tetapi "massa fanatik" akan selalu hadir tanpa memperdulikan lokasinya. Namun yang penting diperhatikan disini adalah parkir. Sebab pengunjung pasti ingin kendaraannya aman. Pastikan manajemen parkirnya tertata dengan baik.

Pembekalan Saksi Pemilukada

Di beberapa daerah di lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia, tak lama lagi akan menyelenggarakan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada/Pilkada). Para peserta Pemilu, sedang sibuk sibuknya mempersiapkan saksi. Terkadang, saksi hanya diminta mencatat perolehan suara calonnya. Padahal, saksi memiliki hak dan tanggung jawab. Salah satu hak saksi yaitu mendapatkan salinan formulir model C dan C1 KWK yaitu berita acara dan sertifikat perolehan suara di TPS.
Selain pembekalan yang disiapkan oleh tim pemenang, saksi juga harus dibekali tentang regulasi yang berlaku di TPS. Dan yang paling penting adalah, pemahaman saksi tentang angka angka di formulir perolehan suara. 

Walaupun pada dasarnya mudah, namun terkadang tim pemenang lupa untuk mempersiapkan saksinya untuk memperhatikan angka angka tersebut. Berikut ini cara mudah untuk memeriksa formulir model C1 KWK


Pertama, perhatikan C1 KWK Plano yang terpasang didinding. Pastikan angka angkanya telah tepat. Rumusnya :

Perolehan suara A + Perolehan Suara B = Jumlah Suara Sah (C)

Jumlah Suara Sah (C) + Jumlah Suara tidak Sah (D) = E

Bila C1 KWK Plano sudah tepat, maka tinggal mencocokkan dengan model C1 KWK (sertifikat perolehan suara calon yang diterima oleh saksi).

Kedua, perhatikan model C1 KWK (sertifikat perolehan suara calon yang diterima saksi)


Pada lembar model C1 KWK ini ada 4 kolom. 1) Data Pemilih dan Pengguna Hak Pilih, 2) Data Penggunaan Surat Suara, 3) Jumlah Suara sah dan tidak sah, 4) Data pemilih disabilitas. Poin terakhir adalah perbedaan model C1 dengan sebelumnya.


Kembali ke formulir model C1 KWK. Pada kolom ketiga (Data Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah) langsung dipindahkan dari model C1 Plano antara lain C (Jumlah suara sah), D (Jumlah suara tidak sah) dan E (Jumlah surat suara sah dan tidak sah atau surat suara yang digunakan).

Ketiga, perhatikan kolom kedua (Data Penggunaan Surat Suara). Jumlah surat suara yang digunakan (E) sama dengan jumlah surat suara sah dan tidak sah (poin 4). Surat suara yang tidak digunakan (F = poin 3), jelas. Surat suara yang dikembalikan/keliru coblos (G = poin 2) juga jelas. Terakhir, jumlah total surat suara termasuk cadangan adalah hasil jumlah dari semua surat suara.

rumus :
  E + F + G = H

Keempat, perlu diingat bahwa, jumlah surat suara selalu lebih banyak dari jumlah pemilih yang terdaftar di DPT. Selalu ada cadangan 2,5% untuk mengantisipasi pemilih dari TPS lain atau keliru coblos. Sehingga bila pemilih lebih banyak dari jumlah surat suara kemungkinannya adalah terlalu banyak pemilih dari TPS lain atau pemilih pengguna KTP yang tidak terdaftar di DPT. Sehingga penting bagi saksi untuk memperhatikan tiap pemilih yang menggunakan hak pilih di TPS tempat bertugas.


disarikan dari PKPU 10 tahun 2015

Cara Mudah untuk Sukses

Dalam kehidupan, banyak tantangan yang dialami. Agar dapat sukses, kita harus mampu melewati tantangan yang ada. Untuk itu perlu perhitungan matang dan tindakan yang terukur. Pasti, bahwa tantangan akan selalu ada dalam kehidupan kita dan siap atau tidak, kita akan menghadapinya.

Untuk sukses, ada tiga faktor utama, antara lain ;

1. Kualitas Individu
Tiap manusia punya potensi. Potensi itu harus diasah agar makin meningkat. Potensi tersebut misalnya pengetahuan, skill, dan sikap. Seseorang yang pengetahuannya tidak meningkat, akan ketinggalan. Apalagi di era teknologi informasi ini.
Cara meningkatkannya adalah dengan memperbanyak membaca dan mendengar. Namun, sebelum itu, sebaiknya kita harus mampu memilah dan memilih informasi yang layak kita serap.
Apalah arti pengetahuan jika tidak punya skill. Era sekarang, banyak dibutuhkan orang yang mampu berbuat, bukan orang yang mampu berucap. Memiliki skill bagus bukan berarti menegasikan pengetahuan yang banyak. Sebab sedikit banyaknya pengetahuan akan mempengaruhi skill. Skill didapatkan melalui pengalaman.
Sikap, berkaitan dengan cara berinteraksi dan berkomunikasi. Jika seseorang memiliki pengetahuan yang bagus, skill hebat, namun kurang mampu berinteraksi dengan orang lain, maka ia akan terasing. Biar bagaimanapun, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, semestinya kita mampu bersikap pada berbagai karakter manusia.

2. Jaringan
Secara sederhana, jaringan berarti silaturahmi. Jaringan, adalah rantai silaturahmi dimana ada proses saling membantu. Ini konsekwesi dari kemanusiaan kita sebagai makhluk sosial. Sebagai bentuk silaturahmi, tentu jaringan yang dimaksud adalah jaringan yang mendukung jalan kesuksesan. Misalnya seorang pedagang. Ia harus mampu membangun jaringan bisnisnya. Mulai dari produsen, birokrat (sebagai pelaksana regulasi) hingga konsumen. 
Jaringan pada dasarnya, adalah media yang akan mengakui kepantasan, kelayakan dari kualitas kita. Pada gilirannya nanti, jaringan inilah yang akan membesarkan kualitas kita ke jaringannya yang lain. 
Dalam membangun jaringan, sangat dibutuhkan cara berinteraksi yang relevan. Membangun jejaring ke komunitas petani, tentu harus mampu berinteraksi dengan para petani. Jaringan akan semakin menguat bila pola interaksi dan komunikasi berkualitas. Kualitas interaksi dan komunikasi, tidak tergantung dalam lama, tapi pada "kesesuaian jiwa". Artinya, dalam membangun jaringan, yang perlu diperhatikan adalah aspek humanismenya. 
Bila seorang pedagang melihat manusia lain hanya semata mata dollar yang berjalan. Atau seorang politisi melihat manusia lain hanya semata mata suara yang berjalan. Maka pada saat itu, yang bersangkutan sedang membangun pola interaksi dan komunikasi yang buruk. Pada akhirnya, ia akan diasingkan oleh lingkungannya.
Intinya, memperlakukan manusia sebagaimana seharusnya manusia, adalah kunci untuk membangun jaringan yang kuat.

3. Jalan Kesuksesan
Jalan kesuksesan, terkadang dapat dirancang, kadang pula mengalir mengikuti jalan hidup. Yang dimaksud jalan kesuksesan disini, adalah jalan yang dirancang. Dirancang sejak kuliah misalnya. Seseorang yang kuliah di fakultas atau jurusan tertentu, ia akan dapat menduga masa depannya. Lalu merancang tahap tahap yang dilalui.
Jalan kesuksesan ini tentu panjang. Ia butuh waktu bertahun tahun. Sehingga yang dibutuhkan adalah konsistensi dijalan tersebut. Banyak pengusaha sukses memulai karirnya dari jualan asongan. Banyak politikus ulung memulai karirnya dengan disuruh suruh pasang baliho. Banyak akademisi sukses memulai karirnya dengan belajar yang baik dikampus lalu diangkat jadi asisten dosen.
Intinya, jalan kesuksesan ini baiknya dirancang dengan detail. Dilihat ujung pangkalnya. Menganalisa tantangan yang dihadapi tiap tahapan. Lalu memanfaatkan kualitas individu dan kekuatan jaringan untuk melewati tiap tantangan. Terakhir, konsisten melewati jalan kesuksesan tersebut.

4. Aman dari Intrik 
Tentu, ada orang sukses karena ia memiliki kualitas dan jaringan yang hebat. Tetapi terkadang orang sukses, bukan karena hebat. Bukan pula karena punya jaringan yang kuat. Ia hanya beruntung tidak dibuatkan "jebakan batman" oleh haters yang menghancurkan karirnya. Terkadang orang gagal, bukan karena kualitas individunya rendah. Bukan pula karena jaringannya lemah. Ia hanya sial, karena ditikam dari belakang oleh sahabat atau keluarganya sendiri.
Poin ketiga ini yang sulit. Sebab sulit menilai orang lain. Bisa jadi ia kelihatan kasar didepan kita, namun hatinya malaikat. Wajah srigala tapi hati lumba-lumba. Kurang lebih begitu. Bisa jadi juga kelihatan baik, suci bak malaikat. Namun malaikat maut. Sewaktu waktu siap mencabut nyawa kita sambil tersenyum. 
Penampakan religius, adalah jubah paling ideal untuk menutupi kemunafikan dan kebusukan hati haters. Saat sang haters merancang intrink untuk menghancurkan kesuksesan anda, ia gemar menunjukkan seolah oleh ia orang saleh. Rajin beribadah. Sehingga bagi orang awam, ia sama sekali bukan penjahat.
Untuk sukses, seseorang harus memahami jalan kesuksesan secara detail. Di tahap mana ia harus menunjukkan kualitasnya. Ditahap mana ia harus menggunakan kekuatan jaringannya. Di tahap mana kelemahan dan kekuatannya. Dan tentunya, ditahap mana, intrik para haters dapat membuat "jebakan batman" yang menghancurkan karirnya. Jika telah mampu membaca jalan kesuksesan sedetail itu, maka, seseorang yang hendak sukses telah siap membangun antisipasi terhadap serangan intrik para haters. Semoga sukses

Permata bukan sekadar perhiasan !!!

Demam batu permata akhir akhir ini menuai berbagai tanggapan. Mulai yang positif, hingga yang terkesan mendiskreditkan. Namun yang pasti, hobi yang kembali muncul ini, telah menjadi budaya yang egaliter. Permata tidak lagi identik dengan raja, dukun dan orang orang tertentu lainnya. Ia menjadi milik semua masyarakat yang menginginkannya. Entah itu pejabat, pengusaha, orang biasa bahkan anak anak.

Di sosial media beredar berbagai tulisan yang ingin mempertegas bahwa Akik atau permata, tak lebih dari sekadar perhiasan. Ada semacam kekhawatiran (atau mungkin tepatnya phobia) akan syiriknya orang lain gara gara permata. Padahal permata bukanlah barang baru. Ia digunakan jauh sebelum kelompok sempalan lahir. Bahkan jauh sebelum para Nabi pendiri agama besar dilahirkan dimuka bumi. Dan beberapa Nabi disebutkan mengenakan cincin permata. Dan ternyata, permata juga punya manfaat pada kesehatan.


Belajar Merasakan Energi pada Batu Permata
Sebenarnya mudah saja untuk merasakan energi pada Batu permata. Hal ini bukan persoalan kesaktian, sama sekali bukan. Ini adalah persoalan kepekaan. Intinya, bagaimana syaraf kita mampu merasakan energi pada batu permata.

Untuk belajar merasakan energi, yang pertama harus dilakukan adalah merasakan organ organ tubuh. Pada saat konsentrasi, kita akan mampu mendengar detak jantung, aliran darah, posisi paru paru, lambung, usus besar, usus kecil, hati dan seterusnya.

Kedua, kita melatih kepekaan syaraf. Biasanya tapak tangan terdapat syaraf yang sensitif, sehingga tepat untuk merasakan energi pada batu permata.

Ketiga melakukan sampling. Menurut pengalaman kami, Kecubung es memiliki hawa energi yang cenderung paling sejuk sedang Bacan yang paling hangat. Sehingga tentu kecubung es cocok dipakai saat panas (terutama bagi rider yang suka touring siang siang) dan bacan cocok dipakai didaerah dingin.

Idocrase memiliki hawa yang hangat mirip Bacan
Keempat, meletakkan batu di tapak tangan dan merasakan perubahan yang terjadi pada tubuh. Entah itu pada aliran darah, detak jantung, otot, syaraf atau listrik statisnya. Perubahan yang terjadi itu bisa jadi detak jantung menguat, darah mengalir lancar, atau lainnya. Batu jenis Black Jade dari Aceh, bila diletakkan di tapak tangan, akan terasa efeknya pada (maaf) pangkal kelelakian. Sehingga dipercaya menambah keperkasaan lelaki :)

Black Jade Aceh berfungsi penetral racun dan penambah keperkasaan
Dengan melatih kepekaan syaraf, kita bisa mengetahui pengaruh penggunaan permata pada tubuh kita. Jadi, bukan hanya melihat sisi estetiknya sebagai perhiasan, tetapi juga sisi kesehatannya.

Permata, Pengobatan, Murah Rezki dan Panjang Umur : Bagaimana Rasionalisasinya ?
Pengobatan menggunakan media batu permata telah dilakukan ratusan atau mungkin ribuan tahun silam. Bangsa Tiongkok telah mencatat sejarah tersebut. Selain itu, bangsa Mesir, Persia, India juga punya tradisi yang kurang lebih sama meski tidak sedetail Tiongkok.

Berhubung proses terciptanya permata dengan kandungan mineralnya yang beragam, menyebabkan kandungan hawa dan energinya pun tak seragam. Bila dipakai dalam jangka waktu yang lama, tentu akan mempengaruhi pemakainya. Ya memang hal yang dipakai dapat mempengaruhi pemakainya. Sebagai contoh, jika seseorang memakai baju dinas tentu psikologinya berbeda saat dia pakai baju koko atau baju yang lain.


Energi yang ada pada batu permata beragam. Ada yang mempengaruhi darah (melancarkan/ memperlambat) peredaran darah. Sehingga ada yang cocok bagi yang suka begadang dan mengidap tekanan darah rendah (yang memperlancar peredaran darah). Contohnya badar besi. Bahkan Badar besi (Hematit) dari dulu dikenal sebagai batu darah. Dengan lancarnya peredaran darah, tentu membuat pemakainya akan lebih bersemangat dalam bekerja. Ada pula yang cocok bagi pengidap tekanan darah tinggi (yang memperlambat peredaran darah).

Badara Cera' (red jasper) sejak dulu kala digunakan untuk menyembuhkan mimisan oleh leluhur
Batu jenis Badara Cera', dahulu kala sering dicelup diair lalu diminum airnya untuk mengobati mimisan. Selain diikat dan dijadikan permata, juga disimpan dalam bentuk bongkahan. Ada juga jenis batu tertentu yang membantu kinerja sel sel tubuh, sehingga dapat meningkatkan kesehatan. Contohnya Ocean Jasper. Logikanya, (terlepas dari faktor takdir) orang sehat punya peluang hidup lebih lama. Sehingga orang orang dulu menyebut bahwa permata tersebut dapat memanjangkan umur.

Cek juga : Nephrite Zebra

Nefrit Zebra
Ada juga jenis batu tertentu yang mampu mempengaruhi psikologi pemakainya sehingga selalu merasa nyaman. Perasaan nyaman ini sangat dibutuhkan bagi mereka yang berdagang. Bisa kita bayangkan bila ada 2 toko yang menjual barang yang sama. Toko pertama penjualnya selalu bermuka masam sedang toko kedua penjualnya selalu senyum ramah karena hatinya selalu nyaman dan bahagia. Maka tentu sang pembeli akan memilih di toko yang penjualnya selalu tersenyum.
Badar besi, cocok bagi mereka yang kurang semangat. Tetapi kurang pas bagi mereka yang terkena hipertensi
Logika sederhananya adalah, orang yang hatinya selalu nyaman (manyameng kininnawa) memiliki peluang mendapatkan rezki yang lebih besar (masempo dalle). Batu jenis Blue Safir salah satu contohnya.

Penutup
Pada dasarnya, permata dengan kandungan mineralnya bila digunakan dalam jangka waktu lama, dapat mempengaruhi tubuh manusia. Tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan dan energi pada batu permata itu sendiri.

Adapun pada sisi teologis, kemusyrikan terjadi bila menafikan eksistensi Tuhan Sang Maha Pencipta, Sebab dari Segala Sebab. Sehingga kita berpandangan bahwa energi (kekuatan/Quwwah) yang ada pada batu permata sesungguhnya bersumber pada Tuhan (Laa Hawla Walaa Quwwata Illa Billah = Tiada daya dan upaya kecuali dari Allah). Sementara batu permata hanya perantara dan fasilitas yang memiliki manfaat sebagaimana ciptaan Tuhan lainnya seperti makhluk hidup dan benda mati.

Cara Menetapkan Calon Terpilih Pada Pemilu 2014

1.       DPD Terpilih
Sistem yang digunakan dalam Pemilihan anggota DPD adalah sistem Distrik Berwakil Banyak. Tiap Provinsi memiliki 4 (empat) orang anggota DPD untuk mewakilinya. Cara penetapannya yaitu berdasar suara terbanyak pertama, kedua, ketiga dan keempat otomatis terpilih menjadi anggota DPD

2.       DPR dan DPRD Terpilih
Sistem yang digunakan dalam Pemilihan anggota DPR, DPR Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah sistem proporsional terbuka. Proporsional berarti jumlah anggota legislatif disesuaikan dengan jumlah penduduk. Terbuka berarti konstituen dapat langsung memilih calon yang dikehendaki.
Setelah penghitungan suara, maka perolehan suara sah seluruh partai didapil tersebut dijumlahkan. Kemudian dibagi jumlah kursi yang diperebutkan. Maka didapatkan Bilangan Pembagi Pemilih (BPP)

Penghitungan Tahap Pertama
Suara sah seluruh calon pada suatu partai dan dapil, dijumlahkan dengan suara sah partai. Jumlahnya disebut suara partai yang akan dimasukkan dalam penghitungan perolehan kursi partai. Adapun suara terbanyak dari caleg akan mewakili partai tersebut dari dapil tertentu. Penghitungan tahap pertama dilakukan dengan menghitung jumlah suara sah partai politik sama dengan atau lebih tinggi dari BPP. 
Partai politik akan memperoleh kursi sebanyak kelipatan BPP. Apabila ada kelebihan suara dari BPP maka akan dikategorikan sebagai suara sisa yang dihitung pada tahap kedua. Sedangkan partai politik yang perolehan suaranya lebih rendah dari BPP maka tidak memperoleh kursi pada penghitungan tahap pertama dan dikategorikan sebagai suara sisa.

Contoh Simulasi cara penetapan perolehan kursi
Penghitungan Tahap Kedua
Apabila masih ada kursi yang tersisa pada Dapil tersebut, maka dibagikan berturut-turut kepada Partai Politik dengan perolehan sisa suara terbanyak 

5 Cara Mengamankan Suara pada Pemilu 2014

Kesesuaian antara klaim suara dengan perolehan suara diberita acara, adalah idaman para calon serta timnya pada pemilu. Apalagi jika perolehan suara diberita acara lebih besar dari jumlah suara yang diklaim, tentu lebih menyenangkan. Namun bila klaim suara lebih besar (apalagi jauh lebih besar) daripada perolehan suara diberita acara, tentu akan menyedihkan bagi calon serta timnya. Atau pada kasus lain, ada ketidak sesuaian perolehan suara di TPS dengan rekapitulasi tingkat PPS, PPK dan seterusnya. Selalu ada kekhawatiran bagi calon bahwa dirinya "dicurangi" sehingga suaranya hilang.

Oleh karena itu, sangat penting bagi calon serta timnya untuk mengamankan suaranya. Berikut ini ada 5 (lima) cara untuk mengamankan suara mulai TPS hingga penetapan.

1. Pendataan Konstituen berbasis DPT
Partai politik tentu telah memperoleh DPT dari KPUD. Oleh karena itu, DPT dapat digunakan untuk mendata Konstituen secara detil per TPS. Biasanya tim pemenang membentuk koordinator kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan. Salinan DPT digandakan dan diberikan pada tim sesuai jenjangnya. Dengan demikian klaim suara betul-betul dapat terukur dan dievaluasi.
Sebelum pemungutan suara, pengelolaan konstituen dapat terarah. Demikian pula dengan mengukur kekuatan lawan, serta mengevaluasi konstituen yang tidak konsisten pasca penghitungan suara.
Jadi penggunaan DPT dalam mendata konstituen lebih akurat ketimbang sekedar mencatat orang disebuah kampung. 
 
2. Penggunaan saksi yang kapabel
Saksi kapabel disini dalam artian, memahami aturan yang berlaku serta konsisten pada calon/parpolnya. Beberapa kasus dalam pemilu/pemilukada, bahkan saksi tidak memilih calonnya sehingga tidak ada satupun suara di TPS tersebut.
Saksi yang kapabel disini dalam artian, cermat dalam melihat sah tidaknya suara, penulisan model C1 Plano dan penyalinannya. Selain itu, saksi harus menyetor pada parpol berita acara (model C), perolehan suara (model C1) dan lampirannya (rincian perolehan suara)
Model C1 Plano dapat didokumentasikan baik dalam bentuk video ataupun gambar. Sehingga jika terjadi sengketa pemilu, selain model C, C1 dan lampiran yang menjadi alat bukti, juga bukti berupa video atau gambar model C1 Plano.
3. Kebijakan Partai
Perubahan sistem pemilu dari sistem proporsional tertutup menjadi sistem proporsional terbuka, membuat terjadi pertarungan internal ditubuh partai pada caleg didaerah pemilihan  yang sama. Sementara terkadang, ada partai yang membiarkan para caleg yang merekrut saksi. Akibatnya adalah form model C, C1 dan Lampirannya tidak masuk di arsip partai, tapi masuk ke arsip pribadi calon. Sehingga dengan demikian, banyak calon legislatif tidak dapat mengakses model C,C1 dan lampiran terutama diTPS yang bukan basisnya.
Partai yang bijak akan memberi kesempatan pada para calegnya didapil sama untuk berembug dalam penentuan saksi partai. Sebab para caleg lah yang punya basis, bukan partai. Namun partai harus memastikan bahwa semua form model C, C1 dan lampiran C1 diseluruh TPS diwilayah kerjanya bisa dikumpulkan tanpa ada satupun tersisa.
Sehingga semua calegnya didapil sama bisa mengakses perolehan suara secara rill dilapangan. Dengan demikian partai telah mengurangi kemungkinan friksi antar caleg didapil sama.
Satu hal juga yang penting adalah partai harus mengamankan surat mandat ke semua saksi resminya di TPS


4. Pengawalan Rekapitulasi Berjenjang
Aturan pemilu mengharuskan adanya rekapitulasi di tingkat PPS setelah diterima dari TPS diwilayahnya. Kemudian dilanjutkan dengan rekapitulasi ke tingkat lebih tinggi yaitu PPK, KPUD dan seterusnya.
Pengawalan rekapitulasi berjenjang dilakukan oleh saksi dan tim. Yang harus diperhatikan terutama adalah jumlah suara sah, suara sah partai ditambah calon, dan suara tiap calon. Jangan sampai tertukar. Misalnya waktu rekapitulasi di TPS didapat angka sebagai berikut
Pada kasus pertama (diatas), perolehan caleg A adalah 4 kemudian berubah menjadi 14 setelah rekap pada jenjang berikutnya. Secara umum tidak kelihatan. Sebab jumlah suara sah (320) dan jumlah perolehan suara partai dan caleg tetap yaitu 60.
Kemungkinan kekeliruan penulisan seperti ini harus diantisipasi dalam pengamanan suara.

5. Website KPUD
Saat ini KPU memberikan kesempatan pada masyarakat seluas-luasnya untuk mengakses perolehan suara, sebagai bentuk keterbukaan informasi pada masyarakat. Baik masyarakat, tim, maupun calon, dapat mengakses website KPUD untuk melihat langsung perolehan suara di tiap TPS diwilayah kerja KPU Kabupaten/Kota. Pada pasal 57 ayat 5 disebutkan :"KPU Kabupaten/Kota merekam salinan formulir model C1 serta lampiran model C1 sebagaimana dimaksud pada ayat (4) untuk diumumkan di website KPU Kabupaten/Kota"

Rumus Formulir Model C1 dan Lampiran untuk Saksi DPD

Pada pemilu DPR, DPD dan DPRD 2014, ada dua saksi yaitu saksi partai politik dan saksi DPD. Berdasar PKPU Nomor 26 tahun 2013 bahwa saksi berhak mendapatkan salinan model C (berita acara), model C1 (perolehan suara) dan lampiran model C1 (rincian perolehan suara). Saksi DPD akan memperoleh model C, C1 DPD dan Lampiran C1 DPD. Sedangkan Saksi Partai Politik akan memperoleh model C, C1 DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota dan Lampirannya masing-masing. Untuk formulir Model C1 PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN (PPWP)

Selain bertugas untuk memastikan pemungutan suara di TPS berjalan sesuai aturan, saksi juga harus memperhatikan kesesuaian angka-angka yang tertera pada formulir. Saat penghitungan suara, saksi harus memastikan sah tidaknya tiap lembar surat suara. Kemudian penulisan di model C1 ukuran Plano yang ditempel didinding. Urutan penghitungan surat suara dimulai dari DPR, DPD, DPRD Provinsi dan terakhir DPRD Kabupaten/Kota. Mengingat lamanya proses penghitungan suara, terkadang saksi tidak melanjutkan proses dan menunggu formulir diberikan padanya. Kondisi ini rentan kecurangan. Sehingga saksi harus bertahan sampai semua kegiatan pemungutan dan penghitungan suara rampung.

Setelah selesai penghitungan suara dan pengisian formulir model C1 ukuran Plano, maka dimulai penyalinan ke model C1 untuk saksi dan lampiran model C1, serta berita acara (model C). Penulisan angka harus diperhatikan secermat mungkin agar akurasi model C bisa sempurna. Berikut ini rumus untuk mencermati model C1 dan Lampiran untuk Saksi
Contoh pengisian Model C1 Plano DPD

- Pastikan penghitungan suara DPD setelah penghitungan Suara DPR dan sebelum penghitungan suara DPRD Provinsi dan juga pengisian formulir model C1 Plano DPD.
- Perhatikan jumlah suara sah calon bersangkutan, dan suara sah calon lain lalu jumlahkan
- Hasil penjumlahannya adalah jumlah suara sah. Kemudian lihat model C1 P



- Jumlahkan suara sah (SS = a) dan suara tidak sah (b). Hasilnya adalah jumlah surat suara yang digunakan (c). a + b = c
- Perhatikan formulir model C1 DPD (ukuran kecil untuk saksi dan PPL). Selanjutnya, hitung surat suara yang keliru coblos/dikembalikan pemilih. Bedakan surat suara tidak sah dan keliru coblos. Kalau surat suara tidak sah, ada dikotak suara sedang surat suara yang dikembalikan/keliru coblos adalah surat suara yang tidak dimasukkan dalam kotak suara

- Pastikan jumlah surat suara yang diterima termasuk cadangan (f) sama dengan jumlah surat suara yang digunakan ditambah surat suara yang tidak digunakan ditambah surat suara yang dikembalikan/keliru coblos.
- Untuk Data Pemilih seperti gambar dibawah

- Perlu dipahami bahwa ada 4 kategori pemilih. Pertama pemilih yang terdaftar di DPT (P), Pemilih dari TPS lain (Q), Pemilih Khusus (R) dan Pemilih Khusus Tambahan (S). Jumlah seluruh pengguna hak pilih adalah penjumlahan dari keempat kategori diatas.
- Angka P (Pengguna hak pilih dalam DPT) tidak selalu sama dengan jumlah Pemilih di DPT (bagian A1). Sebab bisa jadi di DPT pada TPS tersebut terdaftar sebanyak 400 pemilih, namun yang menggunakan hak pilihnya 380. Maka angka 400 akan masuk di kolom A1 dan 380 akan masuk di kolom P (atau B1).
- Jumlah T adalah sama dengan jumlah surat suara sah + surat suara tidak sah. Ini berarti dari jumlah keseluruhan pemilih adalah sebanyak jumlah surat suara yang digunakan.

Demikian rumus untuk memahami formulir model C1 dan lampiran untuk saksi DPD. Semoga bermanfaat

5 Faktor Penyebab Selisih Klaim Suara dengan Perolehan Suara

Terkadang banyak calon yang kecewa setelah penghitungan suara. Penyebabnya adalah selisih antara konstituen yang diklaim dengan perolehan suara pada penghitungan suara. Misalnya di satu TPS ia mengklaim punya 80 konstituen. Namun hasil perolehan suaranya di TPS tersebut hanya 62 suara. Bermacam hal dilontarkan sehubungan 18 suara selisih tersebut.
Artikel sederhana ini mencoba mengupas faktor faktor penyebab selisih klaim suara dengan perolehan suara. Agar nantinya calon dengan timnya bisa bekerja efektif dan efisien dilapangan.

1. Konstituen tidak menerima C6 (Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara)
Berbagai kemungkinan jika pemilih tidak menerima C6 (umum disebut undangan). Bisa jadi karena ketika petugas KPPS mengantar C6 tetapi yang bersangkutan tidak ada dirumah. Bisa jadi yang memang petugas tidak KPPS tidak sempat mengantar C6. Bisa jadi pemilih sudah menerima C6 tapi tercecer. Dan berbagai kemungkinan lainnya.
Terkadang pemilih tidak menggunakan hak pilihnya karena tidak menerima C6. Apabila pemilih belum menerima C6 (selambat-lambatnya 3 hari sebelum pemungutan suara) atau sudah menerima tapi tercecer, maka harus melapor pada KPPS.
Contoh Model C (Surat Pemberitahuan/Undangan)

2. Pemilih tidak menggunakan hak pilihnya
Pemilih tidak menggunakan hak pilihnya disebabkan berbagai hal. Mungkin saja karena pandangan politiknya (golput). Juga bisa jadi karena ada urusannya sehingga terlambat ke TPS dan sebagainya. Sehingga tim pemenang harus memastikan semua konstituen calonnya datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya.
3. Pemilihnya tidak konsisten
Banyaknya pilihan calon (keluarga, kerabat, dsb) membuat pemilih bingung. Terkadang pemilih sulit menolak sehingga mengiyakan setiap tim/calon yang datang untuk meminta dukungannya. Adapula kasus dimana pemilih yang pragmatis semata-mata kelihatan baik didepan calon/tim. Namun hatinya berkata lain. (baca juga mengenali jenis-jenis pemilih)
Fenomena seperti itu tentu akan mengecewakan tim dan calon. Sebab telah dipercaya dan diklaim sebagai konstituen namun kenyataannya ia memilih calon lain. Perlu komunikasi mendalam antara tim/calon untuk membangun kesepahaman dan kepercayaan pada kedua belah pihak.

4. Surat suaranya tidak sah atau Keliru Coblos (selengkapnya klik disini)
Surat suara tidak sah disebabkan beberapa hal.
a) Surat suara tidak ditandatangani KPPS
b) Terdapat tanda coblos pada kolom partai yang berbeda
Sedangkan keliru coblos dapat terjadi bila konstituen tidak mencoblos surat suara secara tepat pada kolom nama/nomor urut calon yang dikehendaki.
Oleh karena itu, agar satu suara tidak sia-sia, hendaknya sosialisasi yang dilakukan oleh tim pemenang/parpol/calon agar menyertakan contoh surat suara.
Untuk orang tua yang dikhawatirkan dapat keliru coblos, agar tim segera mengurus C3 (pendamping pemilih) pada petugas. Apabila tidak ada form model C3 (Pendamping Pemilih) maka pemilih yang sudah tua yang butuh dampingan akan didampingi oleh KPPS 5 dan 6.
Contoh Formulir model C 3 (Pendamping Pemilih)

5. Keliru pengisian formulir
Contoh dari keliru mengisi formulir misalnya angka 100 pada model C1 Plano disalin ke C1 (kecil) dan Lampiran dengan angka 10. Satu angka 0 tercecer berakibat kehilangan 90 suara. Namun model formulir sekarang lebih baik dibanding pada pemilu sebelumnya. Dengan adanya kolom 3 digit serta penulisan dengan huruf.
Keliru pengisian formulir disebabkan beberapa hal
a) faktor manusiawi (kecapean, kurang teliti, bosan mengisi formulir dsb)
b) adanya kecurangan (namun andai terjadi, akan mudah ditemukan)
Contoh Model C1 DPR ukuran Plano

Demikian 5 faktor penyebab selisih klaim suara dengan perolehan suara. Sebesar apapun konstituen yang dapat dikumpulkan, semua menjadi tidak berarti bila tidak terkonversi menjadi angka pada formulir. Harapan kita bahwa antara jumlah konstituen yang dapat dikumpulkan, dapat dikonversi dengan sempurna menjadi angka pada berita formulir model C, C1 Plano, C1 dan lampiran.Sehingga efisiensi kinerja 100%.




7 Tugas Saksi di TPS pada Pemilu DPR,DPD dan DPRD 2014 (bagian II)

Di bagian pertama tulisan ini telah dijelaskan 4 (empat tugas saksi di TPS). Selanjutnya, tugas saksi sebagai berikut :

5. Memastikan pemungutan dan penghitungan suara berjalan sesuai aturan
- Kesesuaian waktu KPPS dan Saksi
Ada baiknya, sebelum pemungutan suara jam yang digunakan antara saksi dan KPPS disesuaikan. Ini untuk mencegah perbedaan pendapat masalah waktu mengingat banyaknya jam yang tidak sesuai waktu standar (Biasa selisih beberapa menit)
Kita berusaha menghindari perselisihan di TPS hanya karena jam yang digunakan tidak selaras. Pemungutan suara dimulai pukul 07.00 hingga 13.00.
- Pemilih yang didampingi
Apabila pemilih yang sudah tua (dikhawatirkan keliru mencoblos) didampingi, maka saksi harus memastikan bahwa jika pendampingnya adalah keluarga/kerabat dari pemilih, harus mempunyai formulir model C3. Namun bila tidak, maka pemilih harus didampingi oleh petugas KPPS ke 5 atau 6 selama pencoblosan dan memasukkan surat suara ke kotak suara.
- Mendapatkan Salinan DPT/DPTb/DPK
Saksi berhak mendapatkan salinan DPT/DPTb dan DPK. Dengan salinan tersebut, saksi dapat memeriksa setiap pemilih yang hadir.
- Memastikan pemilih pengguna KTP/KK atau identitas lain
Saksi harus memastikan bahwa pemilih yang tidak terdaftar di DPT/DPTb/DPK, yaitu Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb), menggunakan hak pilihnya sesuai alamat yang tertera. Dan terdaftar di model A.T Khusus. Pemilih pengguna KTP/KK hanya boleh menggunakan hak pilihnya 1 jam sebelum pemungutan suara ditutup. Yaitu pada pukul 12.00 - 13.00
- Memastikan pemilih penyandang disabilitas memperoleh pelayanan
Pemilih penyandang disabilitas seperti tuna netra dan tuna daksa harus dilayani menggunakan hak pilihnya.
- Keberatan Saksi
KPPS harus menjelaskan tata cara penyampaian keberatan pada PPL, Saksi dan Masyarakat pada saat rapat pemungutan suara dimulai (setelah pengucapan sumpah dan janji KPPS). Apabila ada keberatan saksi/PPL, KPPS wajib menjelaskan prosedur dan selisih penghitungan. Jika keberatan saksi/PPL dapat diterima, maka KPPS melakukan pembetulan dengan cara mencoret angka yang salah dan menulis angka yang benar serta dibubuhi paraf ketua KPPS dan saksi yang hadir (pasal 54). Keberatan saksi tidak menghalangi penghitungan suara di TPS (Pasal 55 PKPU 26 thn 2013). 

Saksi harus memastikan bahwa surat suara yang diterima pemilih telah ditanda tangani oleh ketua KPPS. Pemilih mesti mengembalikan surat suara yang rusak pada KPPS sebelum mencoblos. Pada saat penghitungan suara, saksi harus mencermati surat suara dan memastikan sah atau tidak sah sebelum dicatat di model C1 ukuran Plano.
Penghitungan Suara (Dok.Pribadi)
7. Mendapatkan formulir model C, C1 dan lampiran C1 dan memastikan angka-angkanya dengan tepat
Model C adalah berita acara yang harus diterima saksi dari KPPS demikian pula salinan model C1 dan lampirannya. Model C1 Plano (DPR, DPD, DPRD Prov, DPRD Kab/Kota) adalah catatan hasil penghitungan perolehan suara. Model C1 DPR, DPD, DPRD Prov, DPRD Kab/Kota dan lampirannya) adalah sertifikat hasil dan rincian perolehan suara di TPS.
Dalam penghitungan suara, KPPS langsung mencatat di model C1 Plano. Kemudian hasilnya disalin di model C1 yang akan diberikan pada saksi dan PPL. Saksi harus memperhatikan angka-angka yang ada di model C1 Plano dengan lampiran model C1.
Setelah penghitungan suara ditutup, saksi harus membawa model C, C1 dan  lampirannya untuk diarsipkan oleh partai politik/calon anggota DPD sebagai data resmi. Ini penting, sebab jika ada selisih perolehan suara dengan klaim suara, bisa segera dievaluasi. Selengkapnya tentang selisih klaim suara dan perolehan suara silakan diklik disini

Demikian tulisan sederhana ini, semoga bermanfaat

7 Tugas Saksi di TPS pada Pemilu DPR,DPD dan DPRD 2014

Suasana penghitungan suara di sebuah TPS
Berdasar peraturan, saksi adalah yang mendapat mandat dari partai politik atau calon anggota DPD. Jumlah saksi adalah satu orang untuk tiap partai/calon anggota DPD. Meski terkadang tim pemenang membentuk saksi bayangan untuk mengontrol penghitungan suara dan kinerja saksi resmi, namun yang berhak mendapatkan layanan KPPS (salinan DPT, DPTb, DPK, model C, C1 dan lampiran C1) adalah saksi yang mendapat mandat tersebut.

baca :


Berikut ini adalah hal-hal yang penting dipahami oleh seorang saksi di dalam TPS agar proses penghitungan dan pemungutan suara berjalan lancar serta sesuai dengan asas pemilu, yaitu Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil.

1. Membawa mandat dari partai politik/calon anggota DPD
Saksi harus membawa mandat dari partai politik/calon DPD agar bisa diterima KPPS. Sehingga yang harus dipertimbangkan dalam menyiapkan saksi adalah
a) Saksi sebaiknya terdaftar di DPT pada TPS bersangkutan agar bisa mengenali pemilih yang datang dan bisa mencoblos pada TPS bersangkutan.
b) Apabila saksi terdaftar di DPT pada TPS lain, hendaknya mengurus formulir C6 dari TPS asal pada PPS bersangkutan. Agar dihapus di DPT asal dan dimasukkan pada DPTb selambat-lambatnya 3 hari sebelum pemungutan suara. Supaya dapat menggunakan hak pilihnya di TPS tempat bertugas. Pemilih pengguna KTP/KK hanya dilayani pada TPS sesuai alamat pada identitas.
c) Mandat dari partai politik/calon anggota DPD hendaknya telah rampung paling lambat satu hari sebelum pemilihan agar besoknya tidak ada kendala teknis dilapangan.

2. Mendapatkan Salinan DPT/DPTb/DPK dan menyesuaikan dengan pemilih yang hadir
Saksi berhak mendapatkan salinan DPT/DPTb dan DPK dari KPPS. Dengan demikian, saksi dapat mengontrol pemilih yang datang menggunakan hak pilihnya. Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya adalah angka yang penting, jangan sampai hanya terpaku pada perolehan suara saja.
Hal ini berarti bahwa saksi sebelumnya telah memahami apa itu DPT, DPTb, dan DPK serta DPKb.

3. Memastikan jumlah surat suara yang diterima oleh KPPS
Saat pemungutan suara akan dimulai, terlebih dahulu KPPS membuka kotak surat suara dan mengosongkan. Saksi harus memastikan bahwa kotak telah benar-benar kosong. Kemudian jumlah surat suara yang diterima adalah sebanyak DPT + (2%DPT). Misalnya dalam satu TPS terdapat 300 pemilih yang terdaftar di DPT. Maka surat suara yang seharusnya diterima sebanyak 300 + (2%300) = 306 lembar. Perlu diperhatikan bahwa jumlah surat suara untuk DPR-RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/kota adalah sama. Jika seperti tadi, maka masing masing 306 lembar atau total 1224 lembar.


4. Datang sebelum pemungutan suara dimulai dan pulang setelah penghitungan suara selesai
Pemungutan suara dimulai pada pukul 07.00 - 13.00. Sedangkan penghitungan suara dimulai pukul 13.30 hingga selesai dengan urutan dimulai dari penghitungan surat suara DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan terakhir DPRD Kab/Kota.
Bisa jadi saksi (secara formal saksi partai), adalah saksi caleg DPR-RI. Sehingga ketika surat suara DPR-RI selesai dihitung, ia pulang. Padahal ia saksi partai yang juga harus menerima formulir model C, C1 dan lampiran C1. Jadi saksi harus menerima semua formulir untuk tiap tingkatan (DPR, DPRD Prov,kab/kota). Kecuali saksi DPD, ia hanya mendapatkan model C, C1 dan lampiran C1 DPD saja.
Bila ada kejadian luar biasa (pelanggaran aturan dan sejenisnya) yang tidak disaksikan oleh saksi. Saksi tidak dapat keberatan. Misalnya pada jam 08.30 ada pemilih pengguna KTP menggunakan hak pilihnya (sementara aturan membolehkan pada pukul 12.00), sementara saksinya terlambat ke TPS yaitu pukul 09.00, maka saksi tidak dapat keberatan.

Bersambung dibagian II
Baca juga :
Cara Mudah Memahami PKPU 26 tahun 2013 Tentang PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TPS

Surat Suara Sah pada Pemilu 2014