Showing posts with label Tips. Show all posts
Showing posts with label Tips. Show all posts

Tips Memaksimalkan Pemancingan dilaut

Memancing dilaut memiliki sensasi tersendiri. Kita harus berhadapan dengan ombak, arus air laut, resiko mabuk (disarankan minum antimo), terik matahari dan tentunya lokasi yang luas. Apabila memancing siang, berarti start pagi. Jangan lupa bawa ransum untuk makan siang. Kacamata hitam juga perlu sebab ditengah laut silau saat siang. Jika mancing malam, berarti berangkat sore. Siapkan makan malam atau cemilan. Juga air minum, kopi dan rokok tentunya. Demikian pula peralatan dan perlengkapan seperti pemberat, mata pancing, kunci tang, pisau dan sebagainya. Termos dan es untuk menyimpan dan menjaga ikan hasil pancingan dan umpan tetap segar, juga tidak boleh terlupa.
Untuk memaksimalkan pemancingan dilaut ada beberapa tips, antara lain
Pastikan peralatan mancing tak terlupa

1. Spot
Laut teramat luas. Perlu penentuan spot yang ideal agar pemancingan bisa maksimal. Orang modern biasanya menggunakan Fish Finder. Tapi orang kampung biasanya menggunakan hafalan, atau membaca tanda-tanda alam, atau feeling.
Biasanya ikan suka bermain didasar yang terdapat batu karang. Atau bekas bangkai kapal. Spot ini menarik ikan-ikan kecil dan juga ikan predator untuk menyantap ikan kecil tentunya. Ikan besar biasanya berada dikedalaman mulai 80meter keatas. Semakin dalam, peluang mendapatkan ikan besar juga semakin besar.

2. Waktu
Pada dasarnya ikan laut makan sepanjang waktu. Namun ada waktu waktu tertentu dimana ikan makan berjamaah. Bila ketemu spot tepat, terkadang umpan belum sampai kedasar, sudah disergap ikan. Waktu yang ideal adalah, subuh hingga pagi hari. Kemudian sekitar jam 2 siang hingga sore. Dilanjutkan saat magrib hingga sekitar jam 11 malam. Sepertinya ikan ingin memberi kesempatan pada pemancing agar istirahat dan tidak lupa makan :)

3. Cara mengikat mata pancing
Sepintas terlihat tak berpengaruh. Namun cara mengikat mata pancing sangat mempengaruhi "keinginan ikan" untuk menyambar umpan. Biasanya ditempat mata pancing ada gambar cara mengikat mata pancing. Itu cara mengikat standar. Masih ada cara-cara lain, namun cara standar sudah cukup. Intinya, yang penting ikatannya erat dan rapi.
Mengikat mata pancing

4. Umpan
Apabila menggunakan umpan ikan sardin, usahakan tetap segar. Semakin segar umpan, semakin disuka ikan. Untuk menjaga kesegaran umpan, tempatkan ditermos yang diisi es. Irislah ikan dari dekat ekor hingga kedepan. Irisan sebelah menyebelah. Sehingga satu ekor ikan sardin, kita dapatkan 2 umpan. Menggunakan satu ekor ikan sardin untuk umpan itu menyulitkan ikan untuk memakannya. Sebab apabila umpan diturunkan, biasanya ikan-ikan kecil langsung mengeroyok sehingga umpan sering terlepas dari mata pancing.
Bila ikan sardin difilet untuk dijadikan umpan, ikan ukuran menengah (panjang 30cm) hingga ikan besar (panjang 1 meter) bisa didapatkan.

5. Cara memasang umpan
Ikan sardi yang telah difilet tersebut dikaitkan dimata pancing. Caranya, kait dari sisi luar (kulit ikan) masuk kedalam daging. Kemudian masukkan lagi mata pancing kedaging keluar ke kulit ikan. Hingga tiga atau empat kali diputar agar umpan tidak terlepas dari mata pancing.
Mata pancing ditusukkan dibagian dekat ekor ikan umpan. Antara tusukan pertama, kedua, ketiga dan keempat diusakan berdekatan. Maka bagian perut dan kepala ikan (bisa dipotong kepalanya) akan terjumbai dan menjadi bagian pertama yang disergap ikan.

Baca juga
Teknik membeli peralatan pancing 
7 Falsafah Mancing
Mancing adalah Meditasi
Pada Lao Teppada Ufe (PLTU) dan Rumus Rezki

Teknik Membeli Peralatan Pancing

Jika kita ingin membeli peralatan pancing, ada baiknya tentukan dulu jenisnya. Misalnya apakah pancing air asin (salty water) atau air tawar (fresh water). Air laut sangat mudah membuat logam berkarat. Sehingga reel untuk salty water itu dirancang khusus. Beda dengan reel fresh water. Demikian pula jorannya. Selain pertimbangan kondisi air, tarikan ikan laut juga sangat kuat. Dengan teknik mancing dasar, terkadang joran yang lemah sudah bengkok meski hanya menanggung beban pemberat dan umpan saja (pemberat ideal 9 J keatas).

Sementara untuk fresh water, hanya lokasi sungai saja yang membutuhkan joran dan reel yang agak kuat. Hal ini perlunya pemberat yang lebih (sekitar 3-5 J) untuk menahan umpan tetap ditempatnya jika menggunakan teknik mancing dasaran. Pemberat 3-5 J dibutuhkan joran yang serasi agar sensasi ikan bisa terasa tapi disisi lain cukup kuat untuk menarik ikan dan pemberatnya.


Reel untuk laut hingga kedalaman 200 meter
Misalnya kita ingin membeli peralatan pancing untuk rawa, empang atau kolam. Teknik yang digunakan adalah menggunakan pelampung. Sebaiknya mencari reel terkecil, senar cukup 3-14 kg (6-28 Lbs). Joran panjang 150-180 cm. Apabila senarnya terlalu kuat, sensasinya kurang terasa dan senar susah diikat di mata pancing. Demikian pula joran yang terlalu besar dan kuat, sensasi tarikan ikannya tak terasa.

Apabila kita ingin memancing ikan hingga kedalaman 200 meter di laut, senar berkekuatan 40 kg (sekitar 80 Lbs) itu sudah cukup untuk menundukkan perlawanan ikan. Kecuali jika ketemu ikan pari, lain cerita. Senar yang terlalu kuat, menyulitkan pemancing apabila mata pancing atau pemberat tersangkut di karang (pancing dasaran).

Pancing untuk rawa, kolam dan empang

Toko pancing menyediakan banyak pilihan. Bila tidak memantapkan pilihan, maka calon pembeli akan bingung dan ragu. Bila demikian, pancing tersebut kurang maksimal digunakan sebab dibeli saat penuh keraguan, ikan pun nanti ragu untuk terpancing :)

Begitu sampai di toko pancing, cari peralatan yang sesuai spek yang dibutuhkan. Kemudian cari yang membuat kita "Jatuh cinta pada pandangan pertama". Jangan ragu, milikilah peralatan tersebut. Setelah kita membelinya, baru lihat-lihat peralatan pancing lainnya.

Adapun untuk mata pancing, cara untuk memilih mata pancing yang bagus adalah seperti gambar dibawah ini. Jumputlah mata pancing yang ada, dan pilihlah mata pancing yang tersangkut paling bawah. Ini adalah tanda bahwa mata pancing tersebut sudah tidak sabar mengkait mulut ikan :)


Silakan baca juga :
7 Falsafah Mancing
Mancing Adalah Meditasi
Pada Lao Teppada Upe dan Rumus Rezeki
Tips Memaksimalkan Mancing Di Laut

Mengenali Jenis-Jenis Pemilih pada Pemilu

Pemilu, adalah hajatan demokrasi periodik yang meniscayakan adanya suara terbanyak untuk keterpilihan. Suara tiap orang ~yang memenuhi syarat sebagai pemilih~ dinilai sama. Entah dia sudah pengalaman memilih, atau pemilih pemula. Entah dia mendapat pendidikan yang cukup atau tidak. Entah dia orang saleh atau tidak. Semua dianggap sama. Namun disisi lain, semua manusia tak sama. Bagi tim pemenang, sangat penting untuk memahami jenis-jenis pemilih. Sehingga dalam proses pemenangan, bisa bekerja efektif dan efisien.
Setidaknya ada 4 (empat) jenis pemilih pada pemilu yang perlu dipetakan antara lain :
`
Pemungutan suara di sebuah TPS
1. Pemilih Tradisional
Cirinya, tunduk dan patuh pada patronnya. Umumnya tinggal dipedesaan atau daerah terpencil yang masih kental nuansa feodalnya. Tingkat pendidikannya juga biasanya menengah kebawah. Hidup dalam kebersahajaan dan cenderung memandang pemilu sebagai sesuatu yang "berbahaya". Sehingga pemilu bukan dianggap sebagai perwujudan demokrasi sebagaimana dibuku teks demokrasi. Tetapi pemilu dianggap sebagai "kondisi kritis" yang bisa berakibat fatal terhadap eksistensi atas kebersahajaan mereka.
Dengan demikian, ketundukan pada patron sangat kuat. Siapa yang dipilih oleh patron, itu yang mereka juga pilih. Kategori seperti ini memudahkan bagi calon untuk memperoleh suara yang banyak, yaitu tinggal meyakinkan patronnya sehingga para klien pun turut.

2. Pemilih Cerdas
Mendapatkan pengetahuan yang cukup dari berbagai media. Memahami pemilu layaknya buku teks book dengan semua idealitas demokrasi. Sedikit banyaknya mengetahui isu politik, wacana pembangunan, relevansi pemilu dengan pembangunan dan sebagainya. Satu suaranya akan menjadi teramat sulit didapatkan. Sebab butuh argumentasi kuat dari calon untuk menyakinkannya.
Pemilih cerdas ~dengan pengetahuan dan informasi yang didapatkan~ akan mempelajari rekam jejak dari calon, dan informasi sebanyak-banyaknya tentang calon yang akan dipilih lalu dibandingkannya dengan calon lain. Untuk menyakinkan pemilih cerdas, calon cukup memamerkan rekam jejak yang baik, visi dan misi yang tajam, dan kontrak politik yang adil. Tetapi kategori pemilih seperti ini persentasenya rendah.


3. Pemilih Pragmatis
The real dollar hunter, mungkin gelar yang tepat. Memandang calon layaknya brankas atau ATM berjalan. Jika menjadi tim, ia punya permintaan yang banyak namun kinerja pemenangan yang minim. Terkadang main 2 atau 3 kaki demi memaksimalkan pundi-pundinya. Kesetiaan dan konsistensi pada calon adalah urusan kesekian.
Biasanya ngomongnya besar tapi kerjanya kecil. Suka mengklaim banyak pengikut seolah patron ditempatnya. Mempunyai retorika yang mantap untuk menutupi dua atau tigalisme hatinya. Pemilih pragmatis ini yang menjadi salah satu penyebab mahalnya biaya pemilu dan maraknya Money Politics.

4. Pemilih Apatis
Tidak memiliki patron layaknya pemilih tradisional, memiliki pengetahuan layaknya pemilih cerdas namun tidak percaya kredibilitas calon. Terkadang pada titik apatismenya ia berprinsip "Siapapun yang terpilih tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat". Sangat apriori terhadap para calon.
Biasanya memilih golput sebagai final solutions terhadap masalah bangsa.
Pemilih apatis kadang berubah menjadi pemilih pragmatis.

baca juga :
GAGAP DEMOKRASI MASYARAKAT POST TRADISIONAL
dan
POLITIK UANG
dan
(MASIH POLITIK UANG)

4 Kiat-Kiat Menghadapi Ujian

Dalam proses belajar maupun seleksi, sering kita dapati ujian tertulis. Ujian, apalagi ujian akhir, selalu saja menjadi sesuatu yang menegangkan. Saking menegangkannya, membuat mereka yang pintar terkadang jadi lupa dengan apa yang ia tahu. Berikut ini kiat-kiat menghadapi ujian agar bisa maksimal.


1. Buat diri bahagia
Beranggapan bahwa ujian adalah sesuatu yang menakutkan atau menegangkan, adalah sesuatu yang keliru. Sebab, memelihara ketakutan dan ketegangan dalam jiwa mengakibatkan mental yang tidak siap. Secerdas apapun seseorang, jika mentalnya jatuh, maka ia tidak dapat mengoptimalkan kecerdasannya.
Penting bagi siapapun yang akan ujian untuk membuat dirinya bahagia. Agar bisa rileks ketika dalam ujian. Lakukan hal-hal yang menyenangkan. Hilangkan ketakutan dan ketegangan.
Bila jadwal ujiannya adalah lusa, maka hari ini kita harus belajar maksimal. Besok, upayakan bisa selalu berbahagia sambil sesekali melihat poin-poin penting yang dipelajari. Cara belajar sistem kebut semalam (SKS) itu kurang efisien. Sangat sulit bagi kebanyakan orang untuk menguasai semua bahan ujian dalam semalam.
Jika jadwal ujian 3 hari yang akan datang, maka kita fokus belajar hari ini dan besok. Lusa, kita buat diri bahagia sambil sesekali melihat intisari bahan ujian. Intinya adalah, sediakan waktu untuk belajar keras, lalu buat diri kita bahagia, kemudian siap bertempur saat ujian.

2. Percaya diri
Percaya diri sangat penting. Jika kita memegang teguh prinsip "Posisi tempat duduk menentukan nilai" dalam ujian, itu artinya kita kurang percaya diri. Jika kita mengandalkan pelampung, catatan, dan contekan dalam ujian, itu berarti kita tidak percaya diri.
Kita harus membangun kepercayaan diri, gunakan prinsip : "Kalau dia (yang rangking satu) pintar, lantas mengapa saya bodoh?". Kita harus yakinkan diri kita bahwa tanpa menyontek pun, tanpa melihat catatan pun, kita mampu menjawab soal ujian dengan baik.

3. Sederhanakan bahan ujian
 Ujian akhir biasanya merangkum semua bahan pelajaran. Tentu kita kewalahan jika ingin mempelajari semuanya dalam sehari. Jadi yang penting bagi kita adalah mencoba menyederhanakan bahan ujian. Terkadang guru menyiapkan kisi-kisi soal sebagai bentuk penyederhanaan bahan ujian. Apabila itu tidak terjadi, cobalah untuk membuat rangkuman pada tiap bab.

4. Berdoa
Berdoa, adalah meminta kekuatan tambahan agar kekurangan kita bisa tertutupi. Banyak orang mendadak saleh saat menjelang ujian. Sebenarnya ini sah sah saja. Namun paling penting, bahwa dalam berdoa harus pada kondisi bahagia. Bukan pada kondisi kepepet dan seolah memaksa Tuhan agar meloloskan kita dari ujian :)

Cara Mudah Memahami PKPU 26 tahun 2013 Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara untuk Saksi Pemilu

Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No.26 tahun 2013 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Dalam Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, terdiri 111 pasal. Memuat tentang teknis pemungutan dan penghitungan suara, serta lampiran format formulir model C, C1 Plano, C1, dan sebagainya. PKPU 26 ini adalah aturan teknis yang harus dipahami oleh siapapun yang terlibat dalam pemungutan dan penghitungan suara. Terutama penyelenggara dan peserta pemilu.

Mengingat bahwa sangat sulit untuk menghapal regulasi (belum lagi PKPU lainnya), maka perlu untuk menyarikan poin-poin penting yang perlu dipahami. Baik penyelenggara (dalam hal ini petugas KPPS) dan saksi, perlu ada kesepahaman mengenai aturan yang berlaku (PKPU 26) agar Pemilu DPR, DPD, dan DPRD 2014 bisa berjalan lancar. Berikut ini beberapa poin penting sehubungan PKPU 26 untuk saksi pemilu sebagai berikut

Model C 6 (Undangan Pemilih)

1. Pemilih
Pemilih adalah :
a) Terdaftar di DPT --> Adalah pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap setelah ditetapkan oleh KPU. Pemilih yang memenuhi syarat Undang-Undang, yaitu berusia minimal 17 tahun per tanggal 9 April 2014, dan/atau sudah menikah. Jadi walaupun usianya 16 tahun saat tanggal 8 April 2014, tapi keesokannya tanggal 9 ia sudah berusia 17 tahun maka ia sudah punya hak pilih. Atau, masih berusia 15 tahun pada tanggal 9 April, tapi sudah menikah. Ia juga punya hak pilih dan seharusnya terdaftar di DPT
b) Terdaftar di DPTb -->DPTb adalah Daftar Pemilih Tetap Tambahan. Yaitu orang yang terdaftar di DPT tapi ingin menggunakan hak pilihnya karena beberapa alasan, misalnya tugas belajar, sakit dan sebagainya.
c) Terdaftar di DPK --> DPK adalah Daftar Pemilih Khusus, yaitu pemilih yang tidak terdaftar di DPT atau DPTb, tapi punya identitas (KTP/KK) yang ingin menggunakan hak pilih ditempat terdaftar. Setelah melapor di PPS setempat
d) Pengguna KTP/KK --> Yaitu pemilih yang tidak terdaftar di DPT, DPTb, DPK, tapi memiliki identitas (KTP/KK) dan ingin menggunakan hak pilihnya didomisili sesuai identitasnya. Akan tetapi tidak sempat melapor pada penyelenggara. Bisa menggunakan hak pilihnya setelah pukul 12.00 siang (1 jam sebelum pemungutan suara ditutup)

2. KPPS
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) terdiri dari 7 orang yang bertugas di TPS terdiri dari :
KPPS 1 (Ketua) bertugas memimpin pemungutan dan penghitungan suara, memberi penjelasan tentang pencoblosan.
KPPS 2 dan 3. Berada disamping ketua KPPS bertugas membantu ketua KPPS
KPPS 4 berada di pintu masuk. Bertugas untuk memeriksa kesesuaian undangan (model C6) dengan Daftar pemilih, memastikan bahwa pemilih belum memilih dengan cara memeriksa jari-jari dan mencatat identitas pemilih
KPPS 5 berada diantara pemilih dan bilik suara, bertugas untuk mengatur pemilih
KPPS 6 berada didekat kotak suara, bertugas untuk membimbing pemilih memasukkan surat suara pada kotak yang tepat
KPPS 7 berada di pintu keluar bertugas untuk menandai jari pemilih pada tinta.
Untuk ketertiban TPS ditugaskan pada KPPS 4 dan 7

3. Saksi
- Satu orang tiap parpol yang diberi mandat
- Apabila tidak ada saksi, pemungutan dan penghitungan suara akan dimulai setelah KPPS menunda 30 menit (7.30)
- Mendapatkan salinan DPT, DPTb, DPK dan memeriksa kesesuaian antara pemilih yang datang menggunakan hak pilihnya dengan Daftar pemilih yang ada. Jangan sampai ada ketidaksesuaian
- Memastikan jumlah surat suara yang diterima di TPS sebanyak DPT + 2%DPT.
- Saat penghitungan suara, saksi harus memastikan sah tidaknya surat suara
- Mendapatkan formulir model C (berita acara), C1 kecil dan lampiran C1
- Memastikan kesesuaian angka
- Apabila ada pelanggaran di TPS, meminta formulir C2 (Kejadian khusus/keberatan).
- Menandatangani tanda terima setelah menerima dokumen hasil pemilu
- Bila tidak ada saksi parpol yang hadir, parpol dapat meminta salinan model C pada PPS
- Tentang Tugas saksi silakan dibaca di 7 Tugas Saksi di TPS pada Pemilu 2014
- Baca juga tentang Pembekalan saksi pemilu disini

4. Jenis Formulir
Beberapa jenis formulir pada Pemilu DPR, DPD dan DPRD 2014 yang patut dimengerti
- Model C (Berita Acara) diberikan pada saksi
- Model C1 Plano --> kepada KPU
- Model C1 Kecil dan lampiran --> diberikan pada saksi
- Model C2 (Kejadian khusus dan keberatan) --> diberikan pada saksi jika menemukan pelanggaran
- Model C3 (Pendamping pemilih)
- Model C4 (Surat Pengantar KPPS pada PPS)
- Model C5 (Tanda terima KPPS pada saksi) --> ditandatangani saksi
- Model C6 (Undangan) --> diberikan pada pemilih paling lambat 3 hari sebelum pemungutan suara

Model C (Berita Acara) yang harus diterima saksi
Model C1 DPR Plano yang mesti disesuaikan dengan Model C1 kecil

5. Alur Pemungutan dan Penghitungan Suara
- Dimulai pukul 07.00 hingga pukul 13.00 waktu setempat
- Bila tidak ada saksi, KPPS dapat menunda 30 menit dan bila tetap tidak ada saksi, KPPS melanjutkan setelah ditunda.
- Ketua KPPS memimpin pengucapan sumpah dan janji KPPS
- KPPS membuka kotak suara dan memperlihatkan pada saksi dan pemilih bahwa kotak sudah benar-benar kosong
- Pemilih menggunakan hak pilihnya berdasar urutan kehadiran pemilih
- Pemilih harus memeriksa baik-baik surat suara yang diterima. Bila surat suara yang diterima rusak/tidak sah, maka pemilih dapat mengembalikan pada KPPS dan menerima surat suara yang tidak rusak sebagai gantinya.
- Pemilih yang tidak terdaftar, dapat menggunakan identitas (KTP/KK dan sejenisnya) dan menggunakan hak pilihnya sesuai alamat yang tertera.
- Pemilih yang tidak terdaftar dan menggunakan KTP/KK dan sejenisnya, menggunakan hak pilihnya 1 jam sebelum pemungutan suara ditutup (12.00-13.00)
- Penghitungan suara dimulai setelah pemungutan suara ditutup. Penghitungan suara dimulai pada pukul 13.30 waktu setempat
- Perlu diperhatikan kesesuaian antara
  • Jumlah surat suara yang diterima dengan jumlah DPT + 2% DPT
  • Jumlah surat suara yang diterima = jumlah surat suara yang terpakai + jumlah surat suara yang tidak terpakai
  • Jumlah surat suara yang terpakai = jumlah suara sah + jumlah suara tidak sah
  • Jumlah suara sah = total suara partai + suara calon
  • Kesesuaian antara Model C1 Plano dengan lampiran Model C1 untuk saksi 
 Baca juga :
Surat suara sah pada Pemilu 2014

7 Cara Memilih Calon Istri

PRIA mana yang sanggup menolak, perempuan cantik nan rendah hati. Beriman lagi menjaga diri. Bersedia sehidup semati. Kaya, cerdas dan perhatian. Serta keturunan baik-baik. Apalagi jika perempuan itu yang menawarkan dirinya untuk dijaga dan dilindungi. Maka terjadilah mati kiri. Hal yang terjadi pada banyak lelaki. Lantas, bagaimana cara memilih calon istri ?


Menuju keluarga Sakinah

  1. Perhatikan pakaiannya
    Perempuan yang baik adalah perempuan yang boros menggunakan kain. Maksudnya, ia tidak segan-segan menggunakan kain yang banyak untuk menutup dirinya. Perempuan yang tertutup berarti ia berusaha menjaga diri. Keterjagaanlah yang membuat perempuan menjadi mulia. 
    Memang, tidak semua perempuan menjaga pakaiannya itu baik. Namun setidaknya, ia sudah berusaha. Dan tentu saja, lebih banyak perempuan baik daripada yang kurang baik dalam hal menjaga pakaiannya.
    Perempuan yang menggunakan pakaian mahal, pada dasarnya wajar saja. Akan tetapi, jika selera berpakaiannya lebih dominan pada "harga" atau "style" ketimbang menutup auratnya, maka tentu akan menyulitkan suaminya kelak dalam hal pengadaan pakaian.
  2. Perhatikan caranya tertawa
    Lihat caranya tertawa. Perempuan yang tertawa terbahak-bahak, cenderung kurang menjaga diri. Perempuan yang menutup mulutnya saat tertawa sambil tertunduk, biasanya pemalu. Dan perempuan pemalu adalah perempuan yang mampu menjaga diri.
  3. Perhatikan cara bergaulnya
    Saat berkumpul bersama teman-temannya, lihat bagaimana ia bergaul dengan laki-laki. Jika ia duduk berdempetan sementara kursi masih luas, sehingga pahanya bersentuhan dengan paha teman laki-lakinya, maka biasanya ia kurang mampu menjaga diri. Begitupun saat dibonceng oleh teman laki-lakinya, perhatikan apakah ia merapatkan dadanya dipunggung teman laki-lakinya. Perempuan yang baik, adalah perempuan yang selalu memasang jarak dengan laki-laki, baik ketika duduk maupun dibonceng.
  4. Perhatikan cara bertuturnya
    Kalau ia selalu menceritakan kejelekan orang lain, yakin saja anda menunggu waktu untuk agar dia menceritakan kejelekan anda. Perempuan yang baik, adalah yang tidak menceritakan kejelekan orang lain, alias tidak pintar menggosip. Kalau teman-teman perempuannya lagi bergosip, ia diam saja atau paling hanya tersenyum.
  5. Periksa riwayat pacarannya 
    Perlu banyak informasi dari sahabatnya untuk mengetahui riwayat pacarannya. Dari situ kita bisa mengetahui karakternya. Kalau ia punya mantan pacar pemabuk dan penjudi, berarti ia asal terima cowok. Kalau ia punya mantan pacar orang kaya, besar kemungkinan ia matre. Kalau ia punya banyak mantan pacar, berarti besar kemungkinan ia sudah "berpengalaman". Atau dengan kata lain, piala bergilir.
  6. Lacak keluarganyaKeluarga adalah tempat pendidikan pertama. Ada pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Meski bukan hukum mutlak, tapi memang banyak karakter manusia dipengaruhi oleh keluarganya.
    Mengenal dan memahami keluarga calon istri itu wajib. Sebab dalam pernikahan, bukan hanya urusan suami dan istri, tapi melibatkan hubungan dua keluarga besar. Selain itu, dengan mengenal keluarga calon istri, kita mudah melakukan pendekatan pada calon mertua dan calon ipar.
    Kita juga bisa memahami bagaimana hubungan antara keluarga dengan calon istri. Calon istri yang suka membentak orang tuanya, saya sarankan dikali nol saja. Sebab kalau ibu bapaknya saja sudah dibentak (ciri anak durhaka), apalagi suaminya. Carilah perempuan yang menghormati ibu dan bapaknya, niscaya anda akan menemukan istri yang menghormati suaminya.
  7. Perhatikan caranya menyapu/membersihkan rumah
    Perempuan yang rajin menyapu, mencuci, membersihkan pekarangan dan sebagainya, adalah perempuan yang cocok menjadi kepala rumah tangga. Jika ia malas menyapu, atau menganggap itu tidak penting, maka kelak rumah anda akan berantakan. Jika rumah sudah berantakan, itu ciri-ciri rumah tangga akan berantakan pula

Mungkin kita bertanya, mengapa saya tidak masukkan kecantikan sebagai kriteria ? Sebenarnya, kecantikan ada dua, kecantikan lahiriah dan batiniah. Kecantikan batiniah bisa dilihat melalui ketujuh indikator diatas. Adapun kecantikan lahiriah, itu tergantung perspektif. Mau melihat dari sudut modernisme (tinggi, langsing, putih, rambut lurus panjang, kaki panjang), atau dari sudut apa saja yang kita suka. Intinya, Tuhan menciptakan semua perempuan itu cantik. Tinggal bagaimana yang bersangkutan mempercantik diri melalui prilakunya. (arm)

Cara Memilih Calon Suami

Gadis siapa yang mampu menolak, pangeran tampan nan berwibawa. Kaya dan berkuasa serta menyerahkan cinta semata-mata untuk gadisnya. Ya, banyak gadis bermimpi mendapatkan suami seperti itu, layaknya cinderella. Atau mungkin dalam citra idealnya dalam bentuk lain. Lelaki tampan, kaya dan berotot sebab rajin ke gym. Romantis nan perhatian, menyetir mobil mewah. persis di sinetron.

Wajar jika para gadis menginginkan lelaki seperti itu sebagai suaminya. Sebab pada dasarnya manusia selalu menginginkan yang sempurna, meski dalam kenyataan sangat sedikit atau hampir tak mungkin kesempurnaan dicapai. Kita harus realistis, dan realistis itu harus punya indikator. Berikut ini cara memilih calon suami yang baik
  1. Seiman dan beriman
    Suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Suami harus mampu membimbing istrinya, termasuk dalam hal spiritualitas. Sehingga suami harus seiman dengan istrinya. Apabila berbeda iman, tentu akan menyulitkan keduanya. Salah satunya harus meninggalkan agamanya, dan itu adalah hal yang kurang baik. Belum lagi keluarga besar (hubungan antar besan) akan terganggu. Nantinya berefek pada hubungan kakek-nenek pada cucu. 
    Rumah tangga yang "Demokratis" dibangun oleh suami istri yang berbeda keyakinan, nantinya akan tidak maksimal menjalankan keyakinan masing-masing. Meski saling menghargai, akan tetapi tanpa kehadiran pasangan saat menjalankan ibadah, tentu akan terasa kurang.
    Paling penting adalah calon suami harus beriman. Ia harus punya agama yang jelas. Tak mesti orang suci, namun setidaknya ia melaksanakan sebagian perintah agamanya dan meninggalkan sebagian larangan agamanya. Mencari pria suci hari ini terlalu sulit.
  2. Bertanggung jawab
    Bertanggung jawab bukan berarti kaya atau miskin. Kaya dan miskin adalah persoalan hasil usaha dan perspektif. Jadi kaya miskin sangat relatif. Yang penting adalah bertanggung jawab. Sesederhana apapun itu, calon suami berusaha menafkahi istrinya kelak. Indikatornya sederhana, carilah lelaki yang "malu" ditraktir oleh cewek. Atau lelaki yang memilih mengutang daripada dibayarkan oleh cewek saat makan.
  3. Bukan penjudi dan pemabuk
    Sebanyak apapun harta, jika dikuasai oleh penjudi maka akan habis juga. Lelaki penjudi biasanya lebih tertarik berjudi daripada menafkahi keluarganya. Siapapun yang mendapatkan lelaki penjudi sebagai suaminya, sudah dapat dipastikan bahwa ia mendapat ujian kesabaran yang sangat berat. 
    Sedang lelaki pemabuk, jelas merusak kesehatan dirinya sendiri. Mabuk, berarti ia dapat berbuat apa saja. Mulai muntah sembarang tempat (yang nantinya merepotkan kita untuk membersihkannya) hingga mengajak tiang listrik berkelahi (ciri-ciri orang gila). Biasanya pemabuk ringan tangan, baik pada orang lain maupun pada keluarganya sendiri.


Oke para gadis. Simpan dulu khayalan wajah manis penyanyi macam Afgan. Atau aktor macam Tom Cruise. Mari melihat isi, bukan tampilan. Saya tidak katakan bahwa lelaki baik itu bermuka jelek dan lelaki ganteng itu berwatak jahat. Tentu tidak. Saya ingin katakan bahwa sangat sulit mencari lelaki yang memiliki semua indikator duniawi. Sehingga kita mesti menurunkan indikator.



Apabila anda telah menemukan lelaki yang seiman dan beriman, yang bertanggung jawab dan bukan penjudi/pemabuk, lantas ia melamar anda. Maka perjuangkanlah cintanya dikeluarga anda. Menikahlah secepatnya :) (arm)
Baca juga

Kiat-Kiat Memilih Teman

Sudah menjadi fitrah sebagai manusia untuk bermasyarakat. Dalam proses tersebut kita bertemu dengan berbagai karakter. Sehingga mau tidak mau, kita mesti bisa memilih dan memilah orang-orang yang layak menjadi teman kita. Ada orang yang cukup kita tersenyum dan menyapa sambil berlalu. Ada orang yang kita beri kesempatan untuk membuktikan dirinya bahwa pantas dipercayai, Ada orang yang patut dicurigai. Ada orang yang dapat dipercayai.
Berikut ini tips untuk memilih teman yang baik. Agar kita tidak salah bergaul dengan orang yang dapat merugikan atau mencelakakan kita.

baca :
  1. Jangan berteman dengan orang yang melawan orang tuanya.Apabila seorang teman kita berani melawan orang tuanya, maka yakin saja kita tinggal menunggu waktu untuk dilawan oleh teman sendiri. Jika orang tuanya saja ia tega untuk melawannya, apalagi kalau teman. Orang yang berani melawan orang tuanya, selain durhaka secara agama. Juga berbahaya secara sosial. Ia bisa melawan siapa saja yang dia kehendaki. Termasuk teman terdekatnya
  2. Jangan berteman dengan orang yang suka menceritakan kejelekan orang lain. Jika seorang teman menceritakan kejelekan orang lain didepan kita, maka yakin saja ia dapat menceritakan kejelekan temannya pada orang lain. Orang yang melulu menceritakan kejelekan orang lain sebenarnya telah menampakkan kejelekan dalam jiwanya. Biasanya ia menceritakan kejelekan orang lain agar ia dianggap orang baik. Padahal orang baik sesungguhnya tidak gemar menceritakan kejelekan orang lain. Intinya, orang yang suka menceritakan orang lain dapat membawakan bencana bagi siapapun temannya
  3. Carilah orang yang menghargai orang lain.
    Bila seseorang menghargai orang lain (apalagi yang tidak ia kenal) maka besar kemungkinan ia akan sangat menghargai teman sendiri. Untuk mengetahui hal tersebut, lihatlah teman kita ketika menceritakan orang lain. Bila ia hanya mau menceritakan kebaikannya saja, atau kalau ia terpaksa menceritakan kejelekan orang lain tapi ia garis bawahi agar kita tidak turut membenci (melokalisir masalah), ia bisa dijadikan teman. Sebab meski kita bermusuhan dengan dia, dia tidak akan menceritakan kejelekan kita pada orang lain.
  4. Hindari pelaku kriminal !!!Ini pasti. Jangan berteman dengan pecandu narkoba, penjudi dan kriminal. Sebab boleh jadi menjerumuskan kita pada hal yang sama. Ia mungkin akan mempengaruhi kita agar ikut tindakannya. Atau bisa jadi ketiban sial. Misalnya teman kita lagi mengkonsumsi narkoba (walau kita tidak mengkonsumsi, hanya menemani), tiba-tiba polisi menggerebek tempat tersebut. Maka kita terpaksa mempertanggungjawabkan sesuatu yang kita tidak lakukan hanya karena berada ditempat dan berteman dengan orang yang tidak tepat.
  5. Mengkritik sewajarnyaKita bukanlah manusia sempurna. Bila berbuat salah, tugas teman kitalah yang menegur kita. Kan lebih baik ditegur oleh teman sendiri daripada orang lain kan?. Sehingga teman yang baik, adalah teman yang berani mengkritik kita untuk kebaikan kita sendiri. Terkadang ia tidak peduli kita musuhi dia atau tidak, yang penting ia mengkritik demi kebaikan kita.
Semoga dalam bermasyarakat, kita dapat menemukan teman-teman yang baik. Teman yang menemani saat susah, namun tidak sok akrab saat kita senang. Teman yang ikhlas mengulurkan tali persahabatan. (arm)

Pembekalan Saksi Pemilu

Pemilu Legislatif dan Presiden 2014 tak lama lagi. Peserta pemilu, dalam hal ini partai politik dan calon legislatif berupaya untuk memaksimalkan perolehan suaranya. Namun nantinya, tetap pemungutan dan penghitungan suara yang menjadi tolok ukur. Sehingga peserta pemilu harus melakukan pembekalan terhadap saksi untuk menjaga perolehan suaranya, serta mengawal proses demokratisasi
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembekalan saksi pemilu.


  1. KOMITMEN&LOYALITAS.

    Seperti yang kita pahami bersama, bahwa kerja kolektif meniscayakan pentingnya komitmen dan loyalitas anggotanya. Tak terkecuali para saksi dalam pemilu. Partai/Tim/Caleg tentu harus membangun komitmen bersama saksinya sehingga loyalitasnya tidak mendua. Partai/tim/saksi mesti transparan mengenai honor saksi sebagai hak saksi. Kemudian memaparkan tugas saksi sebagai kewajibannya. 
  2. PROSES PEMUNGUTAN&PENGHITUNGAN SUARA.

    Saksi mesti mengetahui proses pemungutan dan penghitungan suara. Sedapat mungkin, saksi yang diambil adalah yang terdaftar pada DPT di TPS bersangkutan. Agar partai/tim/caleg tidak perlu lagi repot mengurus surat pindah pada saksi dalam menggunakan hak pilihnya. Selain itu, saksi mesti dibekali pengetahuan tentang a)Waktu dimulai dan berakhirnya pemungutan dan penghitungan suara, b)Suara sah dan tidak sah, c)Kriteria pemilih yang dapat menggunakan hak pilihnya di TPS, d)Tata cara mengisi formulir keberatan apabila ada kecurangan di TPS, dan lain sebagainya.
  3. PENGISIAN FORMULIR.

    Apabila ada sengketa pemilu, yang menjadi dasar adalah formulir. Sehingga saksi mesti ditekankan untuk dapat mengontrol pengisian formulir dan menyetor pada partai/tim bersangkutan. Saksi harus mengetahui beberapa jenis formulir, mulai formulir berita acara, hingga keberatan. Demikian pula angka-angka yang ada didalamnya, mesti disesuaikan. Misalnya jumlah pemilih yang terdaftar di DPT, jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya, jumlah surat suara sah dan tidak sah, jumlah surat suara yang diterima dan dikembalikan, jumlah perolehan suara dan sebagainya. Dengan demikian, ada kontrol terhadap proses penghitungan suara dan pengisian formulir. 


Proses Penghitungan suara
Setelah di TPS, berikutnya ditingkatan PPS. Kerja saksi di rekapitulasi perolehan suara tingkat desa/kelurahan cenderung lebih mudah dari saksi tingkat TPS. Sebab, tidak perlu lagi memperhatikan lagi surat suara. Ia hanya perlu fokus mencocokkan formulir model C di TPS dengan formulir yang diterimanya. Demikian pula saksi tingkat kecamatan pada rekapitulasi perolehan suara tingkat PPK, dan saksi tingkat kabupaten/kota, pada rekapitulasi tingkat KPU Kabupaten/Kota.
Demikian tiga hal penting dalam pembekalan saksi pemilu. Semoga proses demokratisasi kita dapat berjalan dengan baik.(arm)

Baca juga :
CARA MUDAH MEMAHAMI PKPU 26 TAHUN 2013 TENTANG PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA

Tips Membuat Makalah Sederhana

Dalam proses belajar, perkuliahan atau hal hal tertentu, terkadang membutuhkan makalah. Banyak pelajar/mahasiswa bahkan dosen tidak mampu membuat makalah sebagai salah satu karya tulis ilmiah. Bisa jadi karena kurangnya minat menulis, atau tidak tahu caranya.
Berikut ini beberapa tips untuk membuat makalah :

  1. Tentukan gagasan utamanya. Gagasan utama tentu sesuai dengan tema yang ada. Misalnya tugas PPKN membuat makalah berkaitan dengan kebangsaan. Kita cari hal yang menarik. Misalnya tentang gejala disintegrasi bangsa. 
  2. Buat Pohon Pemikiran. Ambil kertas kosong. Tulis Disintegrasi bangsa ditengah-tengah. Kemudian, tulis semua hal yang terlintas dibenak kita. Biarkan pemikiran kita terus mengalir. Hubungkan antar satu ide dengan ide lain sehingga perlahan membentuk narasi
  3. Rumuskan Masalahnya. Masalah, ada hal yang paling penting dalam karya tulis ilmiah, mulai dari makalah hingga disertasi. Masalah yang diangkat adalah ketimpangan antara das sein dan das sollen. Sebaiknya rumusan masalah minimal dua. Jumlah rumusan masalah nantinya akan mempengaruhi jumlah sub bab pada bagian pembahasan, selanjutnya jumlah kesimpulan dan jumlah saran pada bab penutup. Rumusan masalah selalu berbentuk kalimat tanya. Contoh Rumusan Masalah misalnya : a)Bagaimana proses terjadinya disintegrasi bangsa ? b)Bagaimana penanganan dan pencegahan disintegrasi bangsa ?
  4. Rumuskan Judul. Judul menggunakan kalimat yang jelas dan menggambarkan isi makalah. Terutama memberi gambaran tentang rumusan masalah. Misalnya, Penanganan dan Pencegahan Disintegrasi Bangsa
  5. Susun Kerangka. Biasanya makalah sederhana terdiri dari tiga bab. Bab pertama berisi Pendahuluan, bab kedua berisi Pembahasan dan bab ketiga berisi Penutup. Pendahuluan berisi a)Latar Belakang, b)Rumusan Masalah. Bab kedua berisi sub bab sesuai jumlah rumusan masalah. Demikian pula dengan bab penutup. 
  6. Mengembangkan kerangka.  Setelah kerangka telah selesai, kita mulai untuk mengerjakan makalah. Untuk sub bab latar belakang, berbentuk deduksi. Dari umum ke khusus. Jadi penulis memberi semacam pengantar sebelum membahas mengakhiri sub bab latar belakang dengan alasan memilih judul diatas sebagai judul makalahnya.
  7. Referensi.  Setelah pengembangan kerangka, saatnya untuk mencari penguatan argumentatif. Tentu membosankan jika hendak membuat makalah sejumlah 10-15 halaman dan harus membaca 5-10 buku setebal 100-200 halaman demi untuk mengutip. Cara mudahnya adalah, tetap terus menulis. Biarkan mengalir. Setelah selesai, endapkan tulisan kita untuk sementara. Sambil membuka buka buku referensi yang relevan. Pertama, cari definisi atau pengertian dari kata-kata penting yang digunakan. Misalnya definisi "disintegrasi", "bangsa", "konflik" dan seterusnya. Setelah itu, cari beberapa kalimat yang senada dengan gagasan kita di makalah untuk di bab kedua (Pembahasan). Dengan cara seperti diatas, kita tidak perlu menuntaskan beberapa buku tebal (sambil mencari kalimat pamungkas untuk dijadikan kutipan).
  8. Finishing. Perhatikan teknik pemberian halamannya, apakah menggunakan angka romawi atau angka arab. Perhatikan pula posisi angka halaman, apakah di bagian atas atau bawah, di sebelah kiri, tengah atau kanan. Tentu diperhatikan pula aturan standar misalnya margin, font, spasi. Setelah semua aman, pastikan halaman pelengkap seperti sampul, kata pengantar, daftar isi dan daftar pustaka

Contoh Pohon Pemikiran yang belum dikembangkan dan dipertajam

Demikian tips membuat makalah sederhana. Semoga bermanfaat.

Baca juga :

GITU AJA KOK REPOT ?

Sepenggal kalimat sederhana dari (alm) Gus Dur yang mungkin selalu kita ingat yaitu : "Gitu aja kok repot"?. Ya, kalimat itu begitu melekat. Sehingga begitu menyebut kalimat tersebut, terkenang beliau.
Kalimat tersebut jika dilihat dari satu sisi, terkesan menganggap enteng masalah. Namun saya melihat dari perspektif berbeda. Terkadang ketika kita dalam masalah, kita merasa bahwa segalanya telah usai. Tidak ada jalan keluar.Itu disebabkan paradigma berpikir kita yang tidak mencoba "keluar" dari lingkaran setan persoalan.
Peribahasa "Bagai katak dalam tempurung", secara tepat menggambarkan orang yang dalam masalah dan terputar-putar pada persoalannya. Serta tidak mencoba melihat persoalan dari perspektif berbeda. Apalagi ditambah kegalauan jiwanya. Lengkap sudah.
Terkadang jika mempunyai masalah, semua solusi yang ditawarkan dimentahkan sendiri. Tanpa mencoba dengan bijak untuk keluar dari masalah itu. Mungkin pembahasan saya masih abstrak, kita beri contoh seorang lelaki yang naksir pada seorang gadis. Lelaki itu merasa miskin, kurang tampan dan tak layak untuk gadis itu. Ia tidak percaya diri untuk menyatakan cinta. Belum lagi api asmara yang membakar rasa cemburu setiap melihat gadis pujaannya sekedar berbincang dengan lelaki lain.
Ia tidak berani menyatakan cinta. Sebab selalu minder dengan kemampuannya. Dan pikirannya selalu terputar-putar disitu. Seharusnya, ia melihat dari perspektif berbeda. Bahwa gadis itu juga gadis biasa yang akan merespek "tawaran cinta" lelaki sesuai protap ala gadis tersebut.
Gitu aja kok repot, prinsip ala gus dur ini harus diterapkan. Dalam artian bahwa, ia harus meremehkan semua perasaan rendah dirinya. Ia harus menganggap bahwa menyatakan cinta bukanlah persoalan serius yang harus membuatnya galau. Ia hanya harus melihat waktu, tempat dan cara menyampaikan cinta secara tepat.....tak lebih....Gitu aja kok repot !!!

Pesan Leluhur untuk Lelaki yang Hendak Menikah

Tulisan ini saya dedikasikan kepada 
Para lelaki yang berani mengambil sikap untuk menikah
Namun agak gegabah, atau tidak sempat tanya-tanya sama neneknya
atau pun sekedar ingin menambah referensi sebelum menikah

----0000----

Mullefi maccenneri dafurengnge wekka fitu
Nanti setelah engkau mampu mengelilingi dapur tujuh kali

----0000----

Bagi seorang jejaka yang hendak menikah, ia akan menyampaikan pada orang tuanya. Namun, kalimat yang sering terdengar ditelinga lelaki Bugis adalah Mullefi macceneri dafurengnge wekka fitu yang secara bebas berarti "Nanti setelah engkau mampu mengelilingi dapur sebanyak tujuh kali".

Orang-orang tua di Bugis, senantiasa memperhatikan perkembangan anaknya. Bagi remaja putri, mereka diajarkan menenun sebagai latihan kesabaran, ketelitian, dan kecermatan, serta nilai estetika. Urusan dapur, misalnya masak pun menjadi hal yang wajib. Namun bagi remaja putra, bukannya diajar urusan dapur, namun diharuskan mampu "mengelilingi dapur tujuh kali".
Mengingat karakter orang-orang dulu biasanya menyembunyikan makna dibalik teks, maka kalimat tersebut tidak semestinya ditafsirkan secara langsung. 

Dafureng = Dapur, dalam literatur mengalami pengembangan makna. Sebagai contoh kata "Mallekke Dafureng" yang berarti memindahkan dapur. Kata tersebut digunakan terhadap orang-orang yang tidak menyepakati pemimpin/sistem yang berlaku dan memilih meninggalkan kampung halamannya untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Demikian pula pesan-pesan lontara yang menunjukkan tentang pemimpin yang tidak adil disebut dengan kata "Natuoni serri dafurengnge" = Telah tumbuh rumput di dapur. Menunjukkan asap dapur tak lagi mengepul atau tak ada aktifitas di dapur dikarenakan gagal panen. Jadi, dapat disimpulkan kata "Dafureng" tidak hanya bermakna sebagai ruang dalam rumah tempat memasak dan menyajikan makanan. Namun makna itu berkembang lebih luas menjadi kehidupan.

Kembali ke kalimat diatas, mengelilingi dapur, pada konteks ini dapat dipahami sebagai "memahami kehidupan". Dipertegas dengan angka tujuh (7), mengelilingi dapur dimaknai dengan "benar-benar memahami kehidupan, atau seluk beluk persoalan rumah tangga. Angka tujuh, adalah angka kesukaan orang Bugis, digunakan untuk menunjukkan beberapa hal. Pertama tentang "sesuatu yang banyak". Kedua "sesuatu yang tinggi", Ketiga "selaras, sesuai, tepat, pas".

Mampu mengelilingi dapur tujuh kali, berarti mampu memahami seluk beluk persoalan rumah tangga dengan sebaik-baiknya secara tepat. 

Laki-laki sebagai calon suami, berarti calon kepala rumah tangga. Ia harus mampu menjadi seorang suami yang baik, ayah yang baik, dan tentu kepala rumah tangga yang baik. Sehingga, keluarga yang dibina (dari awal pernikahan) senantiasa butuh pemikiran, sikap, dan tindakan yang tepat dari seorang calon pengantin laki-laki.

Sebelum menikah, biasanya sang laki-laki diajarkan beberapa hal oleh ayah, paman atau keluarganya yang laki-laki. Biasanya tentang ritual pernikahan, malam pertama dan tindakan seorang suami.

  • Kemapanan Ekonomi
Suami bertanggung jawab untuk menafkahi keluarga. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya sebelum menikah, laki-laki telah memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk menafkahi keluarganya. Kemapanan ekonomi juga berarti kesiapan untuk menyelenggarakan pesta pernikahan dan hal-hal lain, seperti mahar, uang naik, biaya pernikahan dan sebagainya.
Dengan kemapanan ekonomi tersebut, menjadi jaminan agar dapur tetap mengepul.
  • Kesiapan Mental
Dalam menjalani kehidupan rumah tangga, tak jarang muncul riak-riak antara suami dan istri. Jika tidak siap mental, bisa jadi pertengkaran dapat berujung pada perceraian. Oleh sebab itu, seorang calon suami biasanya diajarkan untuk bisa mengendalikan emosinya. Terutama tahu waktu, tempat dan kadar yang tepat jika emosi. Seringkali disebutkan orang tua bahwa "ajja muewai afie na afi" = jangan melawan api dengan api. Maksudnya, apabila istri marah, hendaknya sang suami lebih bersabar.
  • Pengetahuan Agama
Sudah sepantasnya seorang suami membimbing istrinya dalam beragama. Tentu, seorang calon suami mesti punya pengetahuan agama yang cukup. Mulai dari persoalan fikih hingga makrifat. Pengetahuan agama itu juga hendaknya teraktual dalam sikap dan prilaku seorang calon suami tersebut. Dengan demikian, rumah tangga yang dibangun berlandaskan fondasi agama.
  • Pengetahuan Kesehatan
Dalam kehidupan sehari-hari, tak jarang ada kecelakaan-kecelakaan kecil. Seorang calon suami, hendaknya mampu melakukan pertolongan pertama terhadap kecelakaan kecil itu sebelum dibawa ke dukun atau dokter. 
Pekerjaan istri di dapur, terkadang menyebabkan otot-otot sang istri butuh disegarkan. Seorang calon suami mestinya memberi perhatian pada istrinya kelak dengan membantu meringankan dengan pijitan-pijitan atau hal-hal lain yang dapat menambah sikap saling pengertian pada mereka berdua.
  • Pengetahuan Assikalabineng
Seorang calon suami, hendaknya mengetahui tatacara, adab, etika hubungan suami istri. Mulai dari waktu-waktu yang dianjurkan dan waktu yang kurang baik, teknik seks mulai dari foreplay hingga finishing, merekayasa keturunan, pappelomo (ilmu untuk memudahkan istri melahirkan) dan sebagainya.
Calon suami yang kurang cerdas di ranjang, disindir melalui pantun (galigo) satire yaitu :



Sebagai penutup dari tulisan sederhana ini. Seorang calon suami hendaknya menyeimbangkan antara semangatnya untuk menikah dengan kapabilitas dan kompetensinya sebagai seorang laki-laki. (arm 2013)

Tips Menyatakan Cinta

SAYA PERSEMBAHKAN ARTIKEL SEDERHANA INI KEPADA PARA LELAKI YANG TAK MAMPU/GAGAL MENYATAKAN CINTA AGAR MENJADI LELAKI YANG 
BERTANGGUNG JAWAB ATAS CINTANYA


Api bukanlah api bila belum membakar
Angin bukanlah angin bila belum berhembus
Air bukanlah air bila belum membasahi
Cinta bukanlah cinta bila belum dipersembahkan


Sudah menjadi keharusan semesta, lelaki yang menyatakan cinta. Lelaki yang dimabuk cinta biasanya akan kesulitan menjaga stabilitas rasionalitasnya. Sehingga harapan yang sangat besar ~tepatnya menggebu-gebu sebagaimana api yang bergejolak dalam jiwa~ tidak berbanding dengan pengendalian dirinya. Lidah menjadi kelu, tangan dan kaki menjadi kaku, melihat sang pujaan hati seketika menghilangkan kemampuannya. Terkadang, kondisi seperti ini menurunkan citra lelaki dimata perempuan. Lelaki yang tak mampu menyatakan cinta dianggap lelaki pecundang. Sementara disisi lain, sang perempuan sangat berharap adanya ketegasan dari lelaki untuk menyatakan cintanya.

Artikel sederhana ini dimaksudkan untuk membantu para lelaki yang kesulitan menyatakan cintanya. Miskin metode, gegabah, terlalu banyak pertimbangan namun aksi nihil, bertindak sporadis, tak terarah, dan berbagai kelemahan sebagian lelaki lainnya akan dicoba untuk meretasnya. Harapannya adalah lelaki yang bertindak strategis, taktis, terarah, terencana, efisien dan efektif.


Berikut ini tips-tips buat para lelaki yang ingin menyatakan cintanya.

Fase I - Penjajakan/Pendekatan
  1. Pertama, anda harus yakin dulu bahwa dia memang cocok untuk anda. Untuk mencegah istilah : "Kita putus sebab kita tidak cocok" yang mungkin muncul dibelakang hari setelah anda jadian
  2. Jangan sekali-kali mengejar dua perempuan atau lebih secara simultan pada waktu bersamaan. Selain beresiko menyebabkan anda tertuduh sebagai playboy, juga membuat perasaan anda tidak sejati. Juga anda kurang mampu fokus dalam merebut hatinya.
  3. Setelah anda berkenalan, jangan sekali-kali langsung menyatakan cinta. Namun usahakan berteman. Ingat, Rahul dalam film "Kuch-kuch hota hai" mengatakan : "Cinta adalah persahabatan". Hehehe
  4. Kontrol perasaan anda selama berteman. Menampakkan kecemburuan saat sang pujaan hati (SPH) berdekatan dengan temannya atau sedang didekati lelaki lain, akan menurunkan reputasi anda. Usahakan serilex mungkin
  5. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang dia. Mulai dari asal usulnya, hobinya, warna kesukaannya, artis favoritnya, zodiak, binatang peliharaan, hingga alamat rumahnya. Tapi ingat, nomor HP, pin BB dan alamat rumah adalah hal yang bersifat pribadi. Tidak semua orang dengan mudah memberikan pada orang lain yang baru dikenal. Artinya, mintalah nomor HP, pin BB dan alamat rumahnya setelah anda yakin telah cukup akrab. 
  6. Informasi tentang dia yang cukup, membuat anda mudah dalam mengklasifikasikan karakternya dan menentukan langkah-langkah yang tepat. Misalnya, dia tipe shopping, penggemar belanja. Maka anda dapat tampil sebagai ATM berjalan yang baik untuk memikat hatinya (hehehe)
  7. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang sekelilingnya, yaitu sahabatnya yang paling berpengaruh, serta keluarganya.
  8. Usahakan untuk akrab dengan sahabat dan keluarganya. Ini penting, siapa tau anda jodoh, anda tidak kesulitan lagi membangun komunikasi dengan orang-orang sekelilingnya.
  9. Setelah anda cukup akrab, beri perhatian-perhatian kecil. Misalnya, beri kado ulang tahun sesuatu yang paling dia senangi, setelah itu usahakan anda cuek. Memberi perhatian terlalu berlebihan bisa jadi membuat anda "terlalu kentara" memperlihatkan perasaan anda. Juga bisa jadi menurunkan kredibilitas anda sebagai seorang lelaki dimatanya.
  10. Perlu sedikit kreatifitas. Menggunakan pola lama seperti mengirimkan sms saat subuh dengan kalimat "ingat salat subuh". Atau misalnya "buku apa yang dibaca?", itu berpotensi menurunkan kredibilitas anda. Artinya, saat memberi perhatian, lakukan hal-hal yang jarang orang lakukan.
  11. Memberi perhatian secara beruntun, dapat membuat dia jenuh. Lama-lama dia bakal berpikir dan mengatakan : "Engkau terlalu baik sehingga saya takut tak mampu membalas cintamu. Cukup kita berteman saja". Tentu jika anda menjawab : "saya butuh pacar, temanku sudah terlalu banyak tersebar di 33 provinsi" membuat semua usaha anda menjadi sia-sia. Sehingga setelah anda memberi perhatian, usahakan menghilang untuk sementara waktu. Jika ia yang menghubungi anda duluan, berarti peluang anda sudah terbuka. Namun jika dia tidak merasa perlu menghubungi anda saat anda mengurangi perhatian anda, berarti kembali ke poin 10, perlu sedikit kreatifitas untuk memikat. Disinilah inti perjuangan untuk mendapatkan cintanya
  12. Poin 11 adalah kunci. Anda harus banyak bersabar mengendalikan perasaan sebelum anda merasa yakin untuk menyatakan cinta. 

Fase II - Eksekusi
  1. Terlalu PD untuk diterima dapat menyebabkan kekecewaan yang mendalam. Sebaliknya, terlalu tidak PD untuk menyatakan cinta juga dapat menyebabkan penderitaan seumur hidup. Sehingga anda harus mampu membangun ketenangan jiwa. Lalu menanyakan pada nurani anda, apakah anda sudah siap 100% untuk menyatakan cinta. Jika jawabannya tidak, maka kembali pada fase pertama poin 11 dan 12. Jika jawabannya iya, mulailah merencanakan momen. Intinya, jika anda sendiri tidak yakin untuk diterima, maka 99,99% anda akan ditolak saat menyatakan cinta.
  2. Cari momen yang tepat. Kalau sulit, usahakan buat momen. Dalam membuat momen, kita harus ingat bahwa manusia adalah bagian dari semesta. Sangat mudah untuk sekedar menyatakan cinta. Namun untuk menyatakan cinta pada waktu yang tepat, kondisi yang tepat, metode yang tepat, itu membutuhkan sentuhan seni dan logika. Waktu yang baik adalah disaat dini hari, pagi hingga jam 10. Sore jam 4-5.30. Malam lepas isya. 
  3. Jangan menyatakan cinta via sms apalagi buat status di FB. Itu sama saja melempar nyamuk pake batu kali. Tidak efisien. Menyatakan cinta, bukanlah aksi teatrikal. Menyatakan cinta, adalah sodokan cinta pada lubuk hatinya. Artinya anda harus menggunakan peluru anda untuk menembak titik lemahnya. Bukan menjadikan anda tontonan dan bahan gosipan orang.
  4. Dalam menyatakan cinta, gunakan bahasa yang tepat. Yaitu bahasa yang mengandung keseriusan anda diselingi sedikit humor. Ini penting, sebab jika anda ditolak, humor yang tadi anda sampaikan dapat dilanjutkan untuk menutupi malu anda sambil pelan-pelan angkat kaki, hehehe
  5. Jangan memberi ultimatum. Misalnya :"Pokoknya, saya harus tahu jawabanmu sebelum pukul sekian", karena anda menekan perasaannya. Namun, setelah anda menyampaikan isi hati anda, beri dia pilihan. Apakah dia mau menjawab sekarang, esok, atau kapanpun terserah dia. Intinya anda ikhlas apapun jawabannya, apakah dia menerima, menolak atau jika dia memilih untuk tidak menjawab.
  6. Apa bila anda ditolak, mundurlah dengan perlahan. Bila anda sangat menginginkan dirinya, maka anda harus kembali berjuang. Jangan tampakkan kesedihan anda. Apalagi marah-marah didepannya. Sebab terkadang perempuan sengaja menolak (walaupun dia sebenarnya menyukai anda) untuk melihat keseriusan anda. Ini model perempuan zaman orde baru (belum direformasi)
  7. Bila anda diterima, ucapkan terimakasih dan sampaikan komitmen anda untuk menjaga cinta anda.

Demikian sedikit tips-tips menyatakan cinta. Bukan bermaksud menggurui apalagi menghakimi. Hanya semata-mata berbagi agar para lelaki bertanggung jawab atas cinta yang ada pada dirinya. Lelaki yang mengendapkan cintanya, bagaikan lumpur sedimen, hanya menyebabkan pendangkalan jiwa dan banjir ilusi. Bertanggung jawablah atas cinta pada diri anda dengan menyampaikan dan mempersembahkan pada perempuan yang tepat.(arm)

Silakan baca artikel :

TIPS MENGELOLA INTERMEDIATE TRAINING HMI

Sekedar berbagi tulisan sederhana, dengan harapan bisa bermanfaat untuk kaderisasi diorganisasi yang pernah saya lalui, yaitu HMI. Di prioritaskan bagi yang telah ikut LK II. 

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi kader, mempunyai tiga jenjang pengkaderan formal. Pertama Basic Training yang sering disebut Latihan Kader (LK) I, kedua Intermediate Training (LK II) dan ketiga Advance Training (LK III). Secara umum, pada AD/ART HMI disebutkan secara umum format pengkaderan dan materi-materi serta indikator penilaian. Namun, pada kenyataannya dilapangan bahwa, ada kreatifitas pengurus dan panitia dalam menterjemahkan aturan tersebut. Pada kesempatan ini, penulis ingin berbagi pengalaman ketika mengelola Intermediate Training dengan harapan bisa memberi sumbangan pemikiran untuk pengembangan kedepan. Tulisan ini dimaksudkan untuk melengkapi/memperjelas tentang pengkaderan yang telah tertuang dalam AD/ART HMI.
suasana LK II HMI Cab. Majene

Secara umum peran koordinator steering (koster) sebagai berikut :

  1. Memberi masukan nama-nama calon steering yang kapabel kepada pengurus untuk di SK kan. Calon steering nantinya akan membantu secara administrasi, pengelolaan forum, pengawalan peserta.
  2. Berkonsultasi dengan pengurus cabang tentang gagasan-gagasan utama yang akan diterjemahkan menjadi tema
  3. Tema dijabarkan menjadi TOR (Term Of Reference) dan susunan materi. Materi terbagi menjadi a)Materi standar LK II (sesuai dalam konstitusi) b)Materi pelengkap (mendukung tema LK II) c)Materi Tools (perangkat analisa)
  4. Menyusun jadwal LK II. Perlu dipertimbangkan a)jadwal untuk screening b)jadwal pengumuman hasil screening c)jadwal materi d)jadwal persentase makalah dan FGD e)alokasi waktu secara umum.
  5. Tiap Materi ditetapkan Tujuan Instruksionalnya agar tidak melenceng dari Tema. Kemudian memilih pemateri yang dianggap kapabel.
  6. Koster membagi SC yang lain. a)SC tulang punggung, antara 3-5 orang. Fokus dipengkaderan sepanjang waktu, mulai Screening hingga penutupan. Memiliki kualifikasi untuk menscreening, menjadi Instruktur, mengelola persentase makalah dan FGD, dan semua peran SC. SC tulang punggung ini kedepan bisa diplot menjadi koster. b)SC pelengkap, jumlah tergantung dari ketersediaan SC yang ada. Sebaiknya alumni LK II dari HMI Cabang tetangga diambil untuk mempertinggi pengalamannya agar kelak bisa menjadi SC tulang punggung.
  7. Memastikan Screening berjalan lancar
  8. Memastikan Pemateri hadir. Kalau pemateri berhalangan, segera mencari alternatif pemateri lain. Kalau tidak ada alternatif, Koster yang mengisi. Kalaupun Koster berhalangan, waktu kosong diisi dengan kegiatan lain seperti Persentase Makalah/FGD.
  9. Memastikan penilaian secara obyektif dan diumumkan saat penutupan
  10. Memastikan peserta yang lulus mendapat Lembar Kader
SCREENING
Berhubung calon peserta lebih banyak daripada jumlah peserta yang akan diterima LK II, maka perlu diadakan penyaringan atau screening. Ini penting agar yang ikut LK II adalah orang yang siap dan layak. Fenomena umum di HMI :

  • Ada senior yang menitipkan yunior kurang berkualitas. Kalau diloloskan karena segan atau takut sama senior tertentu, akan menjadi awal dari kerusakan HMI. Bayangkan kalau orang yang tidak paham NDP, tidak tahu bacaan shalat, tidak bisa bikin makalah mau ikut LK II ? Kemudian selepas LK II mereka akan jadi pengurus cabang ?? 
  • Mental Keroyokan calon peserta. Satu tidak lolos screening, semua mau pulang. Pakai acara mengancam Koster dan mengamuk lagi. Ini harus dihilangkan di HMI. Bukan kebersamaan pada kebodohan yang perlu dijaga di HMI, tapi kebersamaan untuk berkembang dalam bentuk keseriusan belajar dan berproses. 

Dalam Screening, hendaknya Koster mempertimbangkan
  • Jumlah calon peserta dan alokasi waktu screening tiap calon peserta
  • Jumlah materi screening dengan jumlah SC yang menscreening
  • Alokasi waktu screening secara umum
  • Agar tabah jika senior-senior tukang titip merepresi koster jika kader andalannya yang tidak berkualitas tidak diloloskan.
  • Pengumuman kelolosan calon peserta setelah selesai screening. Terkadang, otak kriminal calon peserta yang tidak lolos screening jalan. Sehingga mengupayakan tindak kekerasan (setelah lobinya untuk dibijaksanai gagal)

Persentase Makalah dan FGD
Intermediate Training harus diatur jadwalnya sedemikian rupa, sehingga semua peserta LK II mempunyai kesempatan untuk persentase makalah. Selain itu, untuk materi-materi tertentu, setelah materi itu usai, harus ada alokasi waktu untuk FGD. Tujuannya agar peserta dapat lebih mempertajam pemahamannya pada materi itu. 
Koster harus memperhatikan ketersediaan SC dalam pembagian kelompok ketika melaksanakan FGD. Ada baiknya Koster briefing singkat. Membagi SC dalam kelompok yang tersedia. Kemudian, membagi peserta ke dalam  kelompok. Kemudian peserta dalam kelompok dibagi lagi Ketua dan Sekretarisnya.


Kelompok dalam FGD ada baiknya tidak permanen, jadi dirolling. Agar interaksi antar peserta bisa lebih menyeluruh. Tugas Ketua dan Sekretaris kelompok pun sebaiknya dirolling, agar peserta lain punya kesempatan sama.
SC hanya memantau, mengarahkan dan menilai keaktifan peserta selama FGD.

Penilaian
Koster menunjuk SC yang khusus administrasi. Sebaiknya 2 atau 3 orang, agar lebih mudah. Administrasi penilaian peserta dimulai sejak Screening. Jadi ketika SC lain melakukan Screening, ada SC yang mengumpulkan. Apabila jumlah SC terbatas, maka dapat dirangkap.
Penilaian dilakukan pula untuk menilai sikap peserta. Misalnya main domi, marah-marah kalau terlambat makanan sementara tidak bayar uang registrasi dan sebagainya. Akumulasi penilaiannya akan masuk pada kolom Afektif.
Penilaian keaktifan peserta di forum, Persentase Makalah dan FGD, juga pada simulasi (jika ada) akan masuk pada psikomotorik
Sedangkan tes, orisinalitas makalah, serta kecerdasan peserta akan masuk pada kolom Kognitif di lembar kader nantinya

(arm)

KIAT-KIAT MENJADI PEMATERI

KIAT-KIAT MENJADI PEMATERI

Pemateri, adalah figur yang selalu dibutuhkan dalam forum-forum ilmiah. Baik itu berupa pengkaderan, seminar, dan sebagainya. Pemateri memaparkan dan menjelaskan materi bersangkutan sebelum dilakukan dialog antara pemateri dan peserta. Pada proses tersebut, pemateri dapat belajar dari pertanyaan peserta, sementara peserta juga dapat informasi baru atau perimbangan terhadap informasi sebelumnya.
Sebuah organisasi kepemudaan atau organisasi kemahasiswaan, baik itu organisasi ekstra maupun intra kampus, selayaknya memiliki beberapa pemateri yang kapabel. Sehingga dalam prosesnya, lembaga tersebut bisa mengurangi ketergantungan pada pemateri luar.
Semakin banyak pemateri yang kapabel, itu semakin baik. Sebab akan terjadi kompetisi antar pemateri. Selain itu, ada jaminan ketersediaan pemateri jika kegiatan pengkaderan atau forum ilmiah lain diadakan.
Berikut ini beberapa kiat-kiat untuk menjadi pemateri

1. Niat Tulus
Untuk menjadi pemateri, tentu dimulai dari niat. Semakin tulus niat seseorang, semakin berberkah jalan yang akan dilalui. Sebab ketulusan adalah kunci keberkahan. Niat ini harus selalu diperbaharui. Bukan hanya ketika pertama akan membawakan materi, tetapi juga bagi pemateri yang sudah tingkatan advanced pun harus senantiasa mengontrol niatnya.
Ketika setitik hasrat untuk dikatakan cerdas menjadi motivasi, ataupun ada setitik kesombongan merasa cerdas saat membawakan materi, maka akan menjadi hijab dan membuat hilangnya pengetahuan baik secara permanen atau sementara. Hal itu sering kita sebut sebagai “LUPA”.
Dapat dibayangkan ketika membawakan materi, poin-poin penting yang akan disampaikan justru dilupakan. Maka tujuan dalam membawakan materi tidak akan tercapai. Ketika seseorang berbicara kemudian semua peserta terdiam, dapat saja mengakibatkan timbulnya kesombongan atau amarah (karena tidak dipedulikan peserta). Seorang pemateri tentu harus mampu mengendalikan dirinya pada kondisi seperti ini. Ketulusan terkadang tercemari oleh fulus. Untuk mentaktisinya, seorang pemateri harus ikhlas membawakan materi, soal diberi amplop oleh panitia atau tidak itu urusan lain. Jika tidak diberi amplop, itu berarti kita telah diberi kesempatan belajar dan beramal. Jika diberi amplop, maka kita dapat rezki halal dari belajar. Usahakan memakan hasil keringat kita yang halal, semoga berkah.
Poinnya, ketulusan harus dijaga sebelum, sedang dan setelah membawakan materi. Berlaku dari tingkat beginner hingga expert.


2. Melatih Kejujuran
Jujur berarti menyesuaikan realitas ide dengan realitas diluar ini. Misalnya jika sepatu kita katakan bola berarti kita telah berdusta atau tidak jujur. Akan ada imbal balik. Yaitu terhijabinya kita pada realitas. Sehingga bahkan sesuatu yang jelaspun akan sulit terpahami. Namun sebaliknya, dengan ketulusan serta kejujuran, seseorang yang kurang pengetahuan pun disaat membawakan materi terkadang mampu menjawab pertanyaan berat yang dia tidak pernah sangka sebelumnya.
Semakin jujur seseorang, maka semakin besar kemungkinan ia dia tercerahkan dengan pengetahuan hudhuri.
Poinnya adalah, kejujuran membuka pintu hakikat realitas sehingga membantu pemateri dalam memahami dan menjelaskan sesuatu.

3. Belajar Logika dan berhenti berkhayal
Logika sebagai ilmu berpikir akan sangat bermanfaat dalam memahami kebenaran. Logika memuat prinsip berpikir benar. Pemateri dapat menyusun alur berpikirnya, menguji keabsahan pendapatnya dan orang lain melalui logika. Logika dapat membantu dalam memahami substansi sesuatu. Sehingga dalam suatu diskusi atau wacana, seseorang langsung dalam mengerti, menilai dan menginterpretasi suatu preposisi dengan mudah.
Apapun jenis materi yang akan dibawakan, logika adalah suatu alat yang sangat bermanfaat, baik pemateri maupun peserta. Menanggalkan hukum logika dapat membuat susunan preposisi dan argumentasi dibantah dengan mudah.
Satu hal yang penting, jika seseorang menguasai suatu materi kemudian disaat ia bawakan, ia melupakan salah satu poin, maka barangkali penyebabnya adalah ia sering berkhayal. Berkhayal yang dimaksud disini adalah berkhayal yang bukan-bukan.
Menghadirkan sesuatu yang tidak benar dalam alam ide kita dapat menghilangkan sesuatu yang benar, terjadilah lupa. Masih ada penyebab lain dari lupa, seperti terlalu fokus pada pikiran lain, atau terlalu banyak hijab ruhani. Solusinya adalah, kalau terlalu fokus pada pikiran lain, maka sempatkan waktu untuk mengingat kembali materi yang akan dibawakan. Kalau terlalu banyak hijab, berarti harus banyak beristigfar dan berkonsentrasi saat berzikir.
Poinnya adalah, belajar logika, banyak istigfar dan konsentrasi saat berzikir.

4. Banyak membaca
Membaca berarti memperluas wawasan, memperdalam pengetahuan dan mempertajam analisis. Selain itu, kita bisa menambah referensi. Hal yang penting adalah, kita bisa mendapatkan pisau analisis dalam membedah sesuatu. Dengan banyak membaca, kita bisa mengkomparasi beberapa pendapat sebelum menggagas pendapat kita sendiri.
Jika pemateri kurang membaca, hampir dapat dipastikan, materi yang dibawakan akan mengarah pada narsisme. Cerita (sisi baik saja) pengalaman hidup. Kurang ilmiah. Terkesan ego yang kuat. Analisis selemah argumentasi dan proposisinya. Jadinya, materi yang dibawakannya jadi ajang curhat, bukan forum ilmiah. 
5. Menentukan Materi, Poin Utama dan Membuat Diagram Alur 
Materi yang dibawakan tentu materi yang dipahami isi maupun alurnya. Tentu, seorang calon pemateri harus mendengarkan dulu materi dari pemateri sebelumnya. Ini berlaku jika ada materi yang selalu berulang dan perlu ada regenerasi pemateri.
Namun jika ada materi yang sama sekali tidak pernah dibawakan seorang pemateri, hendaknya ia meminta tujuan instruksional yang disodorkan panitia. Waktu dapat digunakan untuk mencari referensi kemudian menyusun alur materi yang akan ia sampaikan.
Kasus pertama diatas adalah pemateri tingkatan beginner (pemula). Seorang calon pemateri harus pernah mendengarkan materi tersebut, berdiskusi, menyusun alur, dan mempersiapkan referensi sebelum membawakan materinya.
Sedangkan kasus kedua diatas adalah pemateri tingkatan Intermediate (menengah) dan expert (mahir). Seorang pemateri yang sudah sering membawakan materi lain, hendaknya menyusun diagram alur materi yang sama sekali belum pernah ia bawakan. Hal ini memudahkan sistematika pembawaan materi nantinya.
Poinnya adalah, tentukan materi yang dikuasai untuk dibawakan. Jika belum dikuasai, gunakan waktu yang terbatas untuk menyusun alur materinya.

6. Berdoa
Sangat baik memulai materi dengan “menembak” para peserta dengan doa. Agar kiranya para peserta dapat memahami tujuan instruksional materi serta tidak bias dalam memahaminya. Selain itu, berdoa juga bermanfaat untuk mengingatkan kembali pemateri bahwa setinggi apapun tingkatannya sebagai pemateri, ilmu pengetahuan adalah milik Tuhan yang Dia berikan kepada orang-orang yang tulus dan jujur.
Berdoa juga berarti mengkondisikan jiwa, menenangkan hati serta membangun komunikasi metafisik dengan peserta. Sehingga, sikap grogi yang kadang melanda pemateri bisa dihindarkan.
Poinnya, segala sesuatu yang baik hendaknya dimulai dengan doa dan diakhiri dengan doa, termasuk membawakan materi.

7. Melatih kemampuan berbicara
Kemampuan berbicara disini berarti kemampuan menyusun preposisi dan argumentasi. Kemampuan ini diperoleh melalui latihan secara konsisten. Latihannya bisa dilakukan dikelas, saat sesi tanya jawab dengan guru/dosen. Bisa pula saat rapat-rapat di organisasi. Juga bisa dengan mencari teman diskusi yang relevan untuk dijadikan “sparring partner” dalam melatih kemampuan berbicara.
Perhatikan nada suara kita. Sebab terkadang saat terbawa emosi, nada suara akan meninggi. Sangat penting menggunakan bahasa standar. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Gunakan istilah yang mudah dipahami. Membawakan materi bukanlah untuk menciptakan kekaguman orang akan kemampuan kita merangkai kata dan menggunakan kata ilmiah yang asing. Namun membawakan materi berarti berusaha mentransformasi pengetahuan kita semaksimal mungkin dan mencegah bias pemahaman.


8. Melatih retorika
Apabila materi telah dikuasai, kemampuan berbicara juga sudah mantap, maka yang perlu dilatih adalah retorika.
Menjadi pemateri berarti menjadi pusat perhatian. Hal-hal keliru dapat saja mengganggu konsentrasi peserta.
Cermin, bisa menjadi alat bantu dalam melatih retorika. Perhatikan gerak tangan, mimik serta gerak tubuh anda saat membawakan materi. Tentu selain, gaya bahasa yang digunakan.
Bergeraklah seperlunya. Diam seperti patung pasti membosankan, namun hiperaktif seperti cacing kepanasan justru menjadi lelucon bagi peserta.
Poinnya, perhatikan gaya anda di cermin. Kritik diri anda dan minta bantuan orang untuk menilai anda.


9. Penguasaan Forum
Kuasai diri sebelum menguasai forum. Tentu antara moderator/instruktur dengan pemateri sudah harus saling memahami. Mulai dari alokasi waktu hingga teknis sesi tanya jawab.
Karakter tiap materi berbeda-beda. Ada materi yang membutuhkan analisa tajam tanpa melibatkan rasa. Ada juga materi yang cenderung provokatif ketimbang argumentatif. Begitupun peserta. Ada peserta yang mengantuk, bersemangat, bercabang pikirannya, dan sebagainya.
Disini dituntut skill pemateri. Jika forum cenderung jenuh membosankan, pemateri dapat saja berkreasi (tentu dengan seizin moderator/instruktur) untuk merefresh kondisi forum. Apabila kondisi forum semakin memanas, pemateri haruslah mampu mendinginkan suasana.
Poin utamanya, pemateri harus memainkan situasi forum sesuai karakter materi dan psikologi peserta untuk memaksimalkan daya tangkap peserta terhadap materi yang dibawakan.
10. Memperluas ruang untuk membawakan materi
Perbanyak teman, pengurus lembaga dan mencitrakan diri (baik melalui alamiah atau terkondisikan, yang penting menjaga ketulusan niat) akan memperluas kesempatan membawakan materi.
Sesekali kita perlu bertebal muka untuk melamar jadi pemateri. Tentu setelah kita membuktikan kemampuan kita sendiri. Namun yang lebih baik lagi jika suatu tema atau judul materi disebutkan, pikiran orang akan mengarah kepada kita sebagai pemateri yang kapabel. Tentu citra itu (bukan citra untuk kepentingan politis) dibangun melewati proses dan hendaknya dijaga dengan cara terus meningkatkan model penyampaian materi, memperdalam isi materi dan menyajikan materi sesederhana namun sebaik mungkin.
Poinnya, artis selalu butuh panggung untuk tampil. Memperbanyak koneksi ke EO akan menyebabkan jadwal konser bertambah.

11. Pengalaman adalah guru terbaik
Semakin sering membawakan materi maka semakin dikuasai materi tersebut. Meski terkadang penyajian materi sebelumnya dengan judul sama, lebih maksimal daripada setelahnya. Hal ini bisa jadi disebabkan kondisi forum yang tidak bersemangat atau spiritualitas pemateri lagi turun.
Namun kita bisa belajar dari itu semua. Kita semakin tahu kelemahan sendiri, berarti peluang untuk memperbaiki juga semakin besar. Kita semakin kenal beragam karakter peserta, beragam karakter materi, kenal banyak pemateri dan sebagainya.
Poinnya, semakin lama pisau diasah, semakin tajam hasilnya.


12. Tantangan berat Pemateri
Seorang pemateri, apalagi berbicara tentang hal ideal misalnya agama dan nilai, tentu punya beban tersendiri. Betapa tidak, kita dapat bayangkan jika seorang pemateri meminta peserta melakukan A namun ia sendiri melakukan yang berlawanan dengan itu.
Menjadi pemateri berarti menjadi sikap dan prilaku. Namun tantangan ini jangan dijadikan beban. Namun dijadikan konsekwensi atas pengetahuan sekaligus berkah atas pengetahuan itu sendiri.
Poinnya, pemateri harus menyesuaikan prilaku dan perbuatannya seperti yang ia sendiri katakan.
Demikian beberapa kiat menjadi pemateri. Menjadi pemateri tidaklah rugi. Sebab ia bisa berkomunikasi dengan banyak orang, belajar dengan banyak orang, terkadang dapat rezki halal, dan paling tidak, sertifikat atau piagam pemateri bisa dijadikan sarana dalam sertifikasi.
Selamat mencoba


Andi Rahmat Munawar
Sengkang, 29 November 2012